Sukses

Fakta-Fakta Penangkapan Terduga Teroris Cirebon

Terungkap, penangkapan terduga teroris BA terkait jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Liputan6.com, Jakarta - Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 mengamankan salah seorang terduga teroris di Cirebon pada Minggu, 13 Oktober 2019.

Tim Densus 88 menangkap terduga teroris berinisial BA (33) tersebut di kediamannya kawasan Pagongan Timur Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat.

Dari informasi yang didapat, penangkapan dilakukan pada pukul 19.30 WIB malam hari. Usai mengamankan BA, tim kepolisian lain menggeledah rumahnya.

Terungkap, penangkapan BA terkait jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Hal itu disampaikan oleh Kapolresta Cirebon AKBP Roland Ronaldy.

Berikut fakta-fakta penangkapan terduga teroris Cirebon dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Terkait JAD

Kapolresta Cirebon AKBP Roland Ronaldy mengakui adanya penangkapan terduga teroris oleh Densus 88. Namun, dia enggan menjelaskan lebih rinci bagaimana kronologinya.

Roland mengaku hanya membantu mengawal kegiatan penangkapan hingga penggeledahan oleh Densus 88. Namun demikian, Roland sempat menyebut penangkapan BA terkait jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Informasi sementara yang kami dapat ya baru itu yang bersangkutan terkait dengan JAD," sebut Roland.

Roland mengaku enggan berspekulasi penangkapan jaringan JAD di Cirebon terkait dengan peristiwa penusukan Wiranato di Pandeglang beberapa waktu lalu.

Roland masih menunggu keterangan resmi dari Densus 88 untuk bisa disampaikan kepada pers.

"Yang jelas saya belum tahu rincinya terkait apa nanti akan disampaikan kembali," ujar dia.

 

3 dari 5 halaman

Rumah Digeledah

Densus 88 bersama Tim Puslabfor Mabes Polri melakukan penggeledahan rumah terduga teroris berinisial YF di Blok Balong Desa Bojong Lor, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon.

Penggeledahan mulai dilakukan pada pukul 18.12 WIB sore hari. Tim puslabfor membawa sebuah koper berukuran besar langsung masuk kerumah YF.

"Karena penggeledahan kemarin kita temukan bahan kimia kemungkinan barang yang masih tersisa di TKP kita olah TKP ulang dan penyisiran secara detail," kata Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto.

Dia mengaku hanya membantu pengamanan dan pengawalan saat Tim Densus 88 dan Puslabfor melakukan olah TKP. Tim Puslabfor Mabes Polri membawa sisa barang yang ada di rumah terduga teroris Cirebon YF.

Suhermanto mengaku belum mendapatkan laporan dari tim Densus 88 maupun Puslabfor terkait hasil penggeledahan itu. Sementara itu, dari penggeledahan yang dilakukan kemarin, ditemukan sejumlah bahan kimia.

"Bahan kimia masih ada di Mapolres jenis dan unsurnya belum bisa disampaikan karena tim puslabfor belum melapor. Dimungkinkan bahan peledak," kata dia.

Dari informasi yang didapat, hasil penggeledahan yang dilakukan kemarin ditemukan sejumlah barang bukti yakni cairan kimia, bahan peledak, anak panah, busur panah, senjata rakitan, senjata angin, buku panduan, dan arang.

Dari pantauan di lokasi, tim Densus 88 dan Puslabfor melakukan penyisiran barang bukti baru di halaman sekitar rumah YF. Penyisiran dilakukan karena disinyalir menjadi tempat YF menyimpan barang berbahaya.

"Barangnya langsung dibawa sama Tim Puslabfor dan saya belum dapat laporan temuan bukti terbaru apa yang didapat," ujar dia.

 

4 dari 5 halaman

Pimpinan JAD

Suhermanto menyebutkan terduga teroris YF merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). YF juga merupakan pimpinan JAD Kota dan Kabupaten terbaru.

Dia menyebutkan, secara fisik YF terlihat cacat. Namun, dalam jaringan YF diketahui memiliki keahlian dalam merakit alat peledak dan sejenisnya.

"Indikasinya karena hasil penggeledahan kemarin banyak ditemukan bahan peledak," ujar Suhermanto.

5 dari 5 halaman

Kesehariannya Tidak Mencurigakan

Suhermanto juga menyebutkan, secara fisik YF terlihat cacat. Namun, dalam jaringan YF diketahui memiliki keahlian dalam merakit alat peledak dan sejenisnya.

"Indikasinya karena hasil penggeledahan kemarin banyak ditemukan bahan peledak," ujar dia.

Hal serupa disampaikan Sri Sugiarti, tetangga YF. Dia menyebutkan, sehari-hari YF bekerja sebagai tukang servis alat elektronik.

Sri maupun warga lain mengaku kaget YF diduga terlibat jaringan teroris. Padahal, kata dia, di lingkungan sekitar, YF terlihat biasa dan tidak ada gelagat yang mencurigakan.

"Setahu saya sudah tinggal disini 12 tahun bersama istri keduanya dan YF sudah punya anak usia 11 tahun. Selama ini orangnya baik dan sopan kalau setiap Jumat ya salat tapi di musala luar Desa Bojong tidak tahu kenapa," kata dia.