Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani mengatakan pihak keamanan telah membuat antisipasi menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden. Dia tidak memungkiri adanya ancaman yang mungkin bisa terjadi. Namun, bentuk ancaman tidak dijelaskan.
"Ya mungkin saja (ancaman saat acara pelantikan), karena laporan intelijen kan seperti tadi yang saya sampaikan bersifat rahasia, namun deteksi seperti apa bagaimana antisipasinya tentu saja harus dilakukan pihak keamanan terkait," kata Puan Maharani](4082564 "") di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Baca Juga
Puan mengatakan, perlu pengamanan ekstra dilakukan untuk pelantikan presiden. Karena ini demi memberikan pandangan positif pada dunia internasional. Apalagi pada pelantikan, sejumlah tamu negara sahabat akan hadir.
Advertisement
"Bahwa antisipasi kemamanan yang ekstra ketat ya memang harus dilakukan untuk bisa memberikan pandangan positif pada dunia internasional bahwa Indonesia itu aman, Indonesia itu bisa melantik presiden secara hikmat, secara tertib damai dan nyaman dengan saling menghormat," ucapnya.
Puan Maharani](4082564 "") menilai bila pihak intelijen mendapat informasi tentang adanya kemungkinan ancaman pada saat acara pelantikan, maka wajib dilakukan deteksi dini terhadap kemungkinan tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Deteksi Intelijen
"Intelijen itu tugasnya kan untuk mendeteksi, bahwa di lapangan yang namanya intelijen itu ya rahasia, senyap tidak boleh terdeteksi walau ada deteksi ya itu untuk menjadi warning bagi semua pihak terkait untuk bisa melakukan antisipasi atau mitigasi," jelasnya.
Diberitakan, polisi menangkap kawanan yang diduga berupaya menggagalkan pelantikan presiden. Itu diungkap setelah Abdul Basith, dosen IPB yang ditangkap polisi karena ingin menggagalkan pelantikan dengan aksi teror.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement