Sukses

6 Hal tentang Bus Zhongtong yang Kembali Mengaspal di Ibu Kota

Pengadaan bus Zhongtong saat ini adalah pelaksanaan kontrak 2013 yang kemudian tiba di Jakarta pada 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Bus Transjakarta merek Zhongtong kembali beroperasi setelah lama tak terlihat. Bus pabrikan China ini kembali mengaspal setelah posisinya digantikan oleh bus-bus baru keluaran perusahaan otomotif Eropa seperti Scania, Mercedes Benz, dan Volvo.

Padahal, pada masa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bus Zhongtong dihentikan sementara pengoperasiannya.

Alasan pemberhentian sementara penghentian sementara pengoperasiannya lantaran bus bermerek sama terbakar di koridor 9 pada Minggu 8 Maret 2015.

Namun menurut Kepala Divisi Sekretraris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposanjoyo, bus-bus tersebut bukan didatangkan pada tahun ini.

Nadia mengatakan, pengadaan bus Zhongtong adalah pelaksanaan kontrak 2013 yang kemudian tiba di Jakarta pada 2016.

Salah seorang pengguna Transjakarta menceritakan pengalamannya saat naik bus Zhongtong. Menurutnya, tidak ada perbedaan antara bus Zhongtong dengan bus lainnya. Tetapi, dia pernah merasakan bus itu mogok.

Berikut 6 hal tentang kembali mengaspalnya bus Zhongtong buatan China dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 7 halaman

Sempat Dihentikan Ahok

Pada 2015, sebanyak 30 unit bus Transjakarta merek Zhongtong dihentikan sementara pengoperasiannya. Hal itu dipicu terbakarnya salah satu unit bus merek yang sama di koridor 9 pada Minggu 8 Maret 2015.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta saat itu, Steve Kosasih mengakui penarikan 30 armada Transjakarta itu akan menganggu pelayanan transporasi massal.

Sebagai solusinya, mulai Selasa, 10 Maret 2015, PT Transjakarta memperbantukan 30 armada angkutan malam hari (Amari) sebagai pengganti bus-bus yang ditarik.

Banyaknya masalah teknis yang dialami Bus Zhongtong ini juga membuat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur DKI Jakarta saat itu meradang.

Dia mengaku kapok membeli bus-bus bermerek tidak terkenal, lantaran banyaknya kerusakan dan kecelakaan yang terjadi.

"Kita enggak mau lagi yang enggak jelas. Misal kamu punya uang, mau beli motor, mau beli merek Ahok apa merek Yamaha? Ya Yamaha dong. Lo gila belum pernah denger motor merek Ahok tiba-tiba mau kamu beli. Harganya beda sedikit pula," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2015.

Ahok pun mengaku heran mengapa pihak Transjakarta saat itu memilih bus-bus keluaran China yang mereknya tidak terlalu dikenal, dibanding membeli bus keluaran merek-merek perusahaan terkenal.

"TransJakarta itu berani tuh beli itu. Nggak jelas. Saya baru denger nama Zhongtong dulu kan, Wei Chai gitu lho. Kenapa nggak beli Mercedes-Benz gitu lho," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.

 

3 dari 7 halaman

Klaim Tak Pernah Terbakar dan Hanya Merek China

Direktur Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa mengklaim bus Zhongtong tidak pernah mengalami kebakaran. Sebab dia mendefinisikan terbakar bila bus tersebut habis terlalap api.

"Zhongtong ini kalau dibilang terbakar, sebenarnya tidak juga," kata Pande di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2019.

Dia menjelaskan mesin bagian belakang bus Zhongtong pernah mengalami kemacetan. Lalu pengemudinya memaksakan mengendarai bus tersebut dan mengakibatkan salah mesin dan memicu terjadinya gesekan.

Akibatnya, kap mesin menjadi panas dan secara otomatis alat pemadam api ringan (APAR) yang terpasang menyemprotkan ke sumber panas tersebut.

"Keluarlah itu busa putih yang dianggap itu sebagai bentuk kebakaran. Padahal mobilnya enggak apa-apa, masih utuh pada saat itu," kata Pande memaparkan.

Pande menyebut memang terdapat sejumlah APAR yang terpasang di bus Zhongtong. Ada yang berfungi secara otomatis di sejumlah mesin dan manual yang diletakkan di bawah bangku penumpang.

Pande juga menyatakan, bus Transjakarta merek Zhongtong memiliki komponen dari Eropa hingga Amerika.

"Bus ini memang mereknya China. Sebenarnya di dalam komponen bus jika kita lihat semuanya adalah produk Eropa," kata Pande.

Dia menjelaskan, mesin bus Zhongtong menggunakan merek Doosan GL 11 K dedicated CNG dari Korea Selatan, transmisi merek Allison T375 R (general motor) Amerika, dan sambungan bus gandeng (articulate) merek Hubner Tipe Universal 19,5 K, ABS Electronic Brake System Wabco, dan Steering System merk ZF dari Jerman.

"Lalu drive Axle Arvin Meritor dari Amerika, Cylinder CNG Worthinton Tipe 3 Alumunium dari Amerika – Polandia, dan RIM Tire Alumunium dari Hungaria," ucap dia.

Selanjutnya kata Pande, di dalam ruang mesin juga dilengkapi lima tabung alat pemadam api ringan (APAR). Nantinya, alat tersebut secara otomatis bekerja saat ada percikan api di dalam ruang mesin.

Di dalam bus juga dilengkapi dengan apar manual yang disediakan di bawah bangku penumpang. Kemudian, ketika keadaan darurat bus dilengkapi tangga darurat di pintu tengah.

"Di dalam ruang mesin juga dilengkapi CCTV yang berguna untuk mengontrol keadaan dan kinerja mesin di dalam ruang tersebut.

 

4 dari 7 halaman

Bukan Baru Beli dan Tetap akan Beroperasi

Terkait kemunculan kembali Bus [Zhongtong](news ""), Kepala Divisi Sekretraris Korporasi dan Humas PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Nadia Diposanjoyo mengatakan, bus-bus tersebut bukan didatangkan pada tahun ini.

Nadia mengatakan, pengadaan bus ini adalah pelaksanaan kontrak 2013 yang kemudian tiba di Jakarta pada 2016. Operator dari Bus Zhongtong yakni Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) dan belum menyelesaikan kontraknya.

"Ini ceritanya adalah pelaksanaan kontrak yang tidak dapat dipenuhi PPD pada waktu itu. Sehingga terbit penalti dan baru bisa dipenuhi sesuai kontraknya pun ini baru sebagian," kata Nadia saat dihubungi, Senin, 14 Oktober 2019.

Dia menjelaskan pada Juli 2018 Badan Arbitrase Nasional Indonesia atau BANI mengeluarkan keputusan agar pihak Transjakarta dapat mengoperasikan Bus Zhongtong berdasarkan kontrak yang belum selesai tersebut.

Berdasarkan kontrak yang ada, seharusnya Zhongtong yang dioperasikan sebanyak 59 buah.

"Dan (PPD) tetap membayarkan penalti dari wanprestasinya," ucap dia.

Sementara itu, menurut Direktur Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Pande Putu Yasa menyatakan pengoperasian bus Zhongtong berlangsung selama tujuh tahun. Pande menyebut hal tersebut berdasarkan kontrak bersama PT Transjakarta.

"Kontrak kita tujuh tahun dari mulai operasi, bukan 2013," kata Pande di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2019.

Dia menyebut pengoperasian sebanyak 59 unit bus mulai dilaksanakan pada 1 November 2019. Sebab bus Zhongtong yang dipesan pada 2013 itu baru sampai di Indonesia tahun 2016-2017.

Pande menyebut bus keluaran China itu memiliki komponen dari berbagai negara Eropa hingga Amerika.

"Kalau kita melihat bus ini memang mereknya China. Sebenarnya di dalam komponen bus, dalamnya jika kita lihat, dalam bus itu semuanya adalah produk Eropa," ucapnya.

Dia menjelaskan, mesinnya menggunakan merek Doosan GL 11 K dedicated CNG dari Korea Selatan, transmisi merek Allison T375 R (general motor) Amerika, dan sambungan bus gandeng (articulate) merek Hubner Tipe Universal 19,5 K, ABS Electronic Brake System Wabco, dan Steering System merk ZF dari Jerman.

"Lalu drive Axle Arvin Meritor dari Amerika, Cylinder CNG Worthinton Tipe 3 Alumunium dari Amerika – Polandia, dan RIM Tire Alumunium dari Hungaria," jelasnya.

 

5 dari 7 halaman

Kata Pengguna Transjakarta

Bus Transjakarta merek Zhongtong asal China kembali mengaspal di jalanan Jakarta. Sepintas tak ada yang berbeda dengan bus Transjakarta merek lainnya yang berwarna biru kombinasi putih.

Tapi ketika mendekat, di bagian depan bus memang terdapat perbedaan. Bus Transjakarta keluaran Eropa seperti merek Scania, Volvo, ataupun Mercedes bagian depan berbentuk kotak.

Sedangkan bus Zhongtong bagian depan terdapat lengkungan di bagian atas dan mirip dengan yang lama. Hanya saja bus Zhongtong yang dulu identik dengan warna kuning dan merah.

Liputan6.com mencoba bus Zhongtong di koridor 1 rute Blok M-Kota. Saat memasuki bus, fasilitas yang disediakan sama seperti armada Transjakarta lainnya. Seperti alat pemadam api ringan, kamera pengawas atau CCTV, hingga layar monitor.

Hanya saja jumlah kursi bus gandeng merek Zhongtong dan Scania berbeda. Bangku bagian belakang bus Zhongtong berjumlah lima buah, sementara Scania hanya empat.

Bangku prioritas juga disediakan di bus Zhongtong yang berada di bagian khusus wanita dan ada pula di bagian belakang pengemudi. Sebab, bus Zhongtong yang beroperasi juga ada bangku yang saling berhadapan dan ada pula yang menghadap ke pengemudi.

Salah satu pengguna Transjakarta, Fajar, mengaku sudah beberapa kali menggunakan bus Zhongtong. Dia menyebut bus yang sempat disetop beroperasi itu tak ada bedanya dengan armada Transjakarta yang lain.

Malahan, kata dia, bus Zhongtong masih tampak baru terlihat dari warna interiornya. Begitu juga plastik pelindung kursinya masih terlihat.

Minggu, 13 Oktober 2019, dia naik bus Zhongtong dari Dukuh Atas menuju Bank Indonesia. Namun, ketika sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) bus yang dinaikinya itu sempat mogok beberapa saat.

"Sekitar Tosari ke HI mogok, terus beberapa penumpang sedikit ribut gitu. Iya sekitar 5 menit mogoknya. Kalau dilihat sih baru bus nya (Zhongtong), tapi kaya enggak sekuat bus lainnya kaya Scania," ucap Fajar.

Sementara itu, pelanggan Transjakarta Patricia Diah mengaku fasilitas di bus Zhongtong tidak lebih nyaman dari bus merk Scania ataupun Mercedes. Meskipun secara fasilitas semua bus Transjakarta memiliki standar yang sama.

"Cuma kalau dibandingin interior Scania, agak keliatan lebih elegan yang Scania, nyobain duduk rasanya juga lebih nyaman yang Scania," kata dia.

 

6 dari 7 halaman

Ahok Persilahkan Masyarakat Menilai

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengharapkan bus Transjakarta merek Zhongtong, yang saat ini kembali mengaspal tetap mengutamakan keselamatan masyarakat.

Terlebih, bus merek Zhongtong ini pernah mengalalami berbagai insiden saat pertama kali dioperasikan.

"Asal bukan untuk kepentingan diri dan kelompok saja dalam memutuskan sesuatu. Tetapi untuk kepentingan dan keselamatan orang banyak," kata Ahok saat dihubungi Liputan.com, Rabu, 16 Oktober 2019.

Menurut Ahok, untuk memberikan kenyamanan serta penghematan jangka panjang dalam hal transportasi, setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda.

Dia pun mengembalikan polemik beroperasinya bus Zhongtong kepada masyarakat, yang selama ini menjadi pengguna transportasi publik.

"Biar masyarakat yang menilai saja. Saya kira PT Transjakarta berani operasikan sudah tahu cara atasinya," jelas dia.

 

7 dari 7 halaman

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Angkat Bicara

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak pernah membeli bus Zhongtong, melainkan hanya beli jasa.

"Coba kalau Pemprov DKI Jakarta itu sudah tidak lagi membeli bus, jadi Pemprov DKI Jakarta itu membeli jasa. Jasanya dibayar, kemudian Pemprov DKI Jakarta menentukan SPM, Standar Pelayanan Minimal," tutur Anies di Kuningan, Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Anies menegaskan, hal ini juga sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengelola. Sebab, Transjakarta bekerja sama dengan perusahaan operator bus dalam penggunaan bus Zhongtong, yakni Perum Pengangkut Penumpang Djakarta (PPD).

Anies pun yakin keamanan bus ini sudah diperhitungkan.

"Pasti ada kontrak kerjasamanya. Di dalam kontrak itu ada aturannya," Anies mengakhiri.

  • Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
    Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politikus yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta

    Ahok

  • Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Ja

    Transjakarta

  • zhongtong

  • bus