Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengenang masa-masa di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla. Ia menilai Jusuf Kalla sebagai sosok yang tegas.
Tito mengingat momen Jusuf Kalla saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra). Ia mengaku dua kali berinteraksi secara langsung Jusuf Kalla saat itu.
Pertama mengusut bom di Mal Ratu Indah Makassar 2002 silam. Tiga orang meninggal dalam insiden tersebut.
Advertisement
"Saya menyampaikan pada kapolda saat itu, saya tangani perkara kita bisa ungkap saya sampaikan ke Pak Kapolda ke Pak Firman Gani. 'Pak pelakunya Muchtar Daeng Lau, kita sudah tangkap semuanya tapi ada satu lagi pak, namanya Agung Abdul Hamid," kata Tito di PTIK, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
"Tidak lama saya dipanggil pak kapolda, perintah Pak Jusuf Kalla Kemenko Kesra saat itu, tangkap dia (teroris) semua. Jangan khawatir saya akan backup, sehingga saya lihat ini kok di bom bukan malah takut tapi malah perintahkan untuk tangkap semuanya. Itu menunjukkan keberanian," sambung dia.
Kedua, pada saat menangani konflik Poso selama 2005-2007.
"Kami dua tahun pascapemenggalan tiga anak-anak. Di situ, kami memimpin operasi, kemudian kontak senjata. Kita 600 orang. Sedangkan, di sana 300 orang yang berpusat di tanah runtuh. Ada 16 orang meninggal pihak sana, dan dari Polri satu orang," ujar Tito.
Saat itu, Tito khawatir dengan banyaknya orang yang meninggal dijadikan isu pelanggaran HAM. Sehingga, ia dengan Kapolda saat itu Badrodin Haiti, melapor kepada Presiden, Komisi III DPR RI, Komnas Ham, dan media.
"Kita mendahului memberi informasi daripada informasi diterima dari pihak lain," ujar dia.
Tito melanjutkan, dirinya bersama Kapolri dan Kapolda kemudian menghadap Jusuf Kalla.
"Pertanyaannya bapak singkat, apakah yang meninggal bawa senjata," kata Tito menirukan suara Jusuf Kalla.
"Ya kami bisa buktikan mereka bawa senjata. Kami menyita 300 senjata dan 40 ribu butir peluru ini foto-fotonya," ucap Tito menjawabnya.
"Kalian sudah benar, tidak boleh ada yang punya senjata selain TNI-Polri. Saya akan membackup kalian," ucap Tito menirukan lagi suara Jusuf Kalla.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
JK Sambangi Poso
Tito menerangkan, Jusuf Kalla langsung menyambangi Poso bertemu dengan sejumlah tokoh-tokoh masyarakat untuk memberikan penjelaskan.
"Mereka bisa memahami dan suasana menjadi kondusif. Lebih dari itu Bapak (Jusuf Kalla) mendirikan pesantren sekelas Gontor di Poso pesisir, dan sekolah teknologi di Tentena. Hal itu membuat suasana lebih dingin lagi sehingga akhrinya permasalahan tersebut tidak berkembang," ucap Tito.
Tito melihat sosok Jusuf Kalla sebagai figur yang tegas dan berani. Ia bahkan berkelakar, ketegasan Jusuf Kalla melebihi dari Jenderal TNI dan Polri.
"Sekedar jokes saja. Saya pernah sampaikan di Mabes TNI jika ada yang kurang, dengan segala hormat bapak mungkin kurang nya cuman satu, bapak bukan jenderal TNI maupun Polri. Tapi saya paham secara personal Pak Idham paham secara personal bahwa keberanian ketegasan bapak dalam bersikap, melebihi keberanian ketegasan jenderal TNI-Polri," kata Kapolri.
Advertisement