Sukses

BPNT Tepat Sasaran, Kemensos Harap Penerima Bantuan Nontunai Meningkat

Program BPNT adalah tranformasi dari Rastra yang lebih tepat sasaran. Penyalurannya juga tepat waktu dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Ditjen PFM Kemensos Nurul Farijati bersama Asdep Bidang Kompensasi Sosial Kemenko PMK Herbin Manihurik dan perwakilan dari BRI mendatangi di Dusun Sungguareng, Desa Bontomatene, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto. 

Kedatangan mereka, ingin mengetahui mengenai bahan pangan tambahan lokal, bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kedatangan mereka pun disambut baik oleh Kepala Dinas Sosial Jeneponto, Rusli Ramli. 

Dalam kesempatan itu, Rusli mengatakan bahwa umbi-umbian saat ini dapat dijadikan bahan pangan lokal tambahan. Apalagi ditambah adanya kerja sama dengan Bulog yang diharapkan dapat memberikan kualitas beras sesuai harga, agar dapat bersaing di pasar. 

Namun peningkatan kualitas beras juga harus diibarengi dengan kuantitas. Ketika jumlah naik, maka diharapkan kualitas lebih baik lagi. Termasuk mengenai ketersediaan pasokan beras yang harus sesuai.

Selain bahan pangan, Herbin kembali menjelaskan mengenai program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Program BPNT adalah salah satu program pemerintah untuk menurunkan angka kemiskinan, di mana dana bantuan sosial untuk KPM sebelumnya Rp110 ribu tahun depan menjadi Rp150 ribu.

 

"Tetapi tidak berhenti sampai disitu. Selain ditingkat awal, kami juga memberikan bantuan untuk mengurangi beban pengeluaran pemerintah khususnya pangan, program-program untuk pemberdayaan KPM tetap dilakukan hingga KPM dinyatakan mampu," jelas Herbin. 

 

E-Warong

BPNT yang dibuat pada 2018 berbeda dengan 2019. Perbedaan itu ada pada tahap perluasan Tahap II BPNT. Penyaluran perluasan BPNT pada September dan Oktober 2019 mencapai 202 kabupaten yang memiliki insfrastruktur, namun belum maksimal.

Seperti sinyal, ada yang blank spot (lemah sinyal) sehingga penyalurannya dilakukan dengan kebijakan khusus (diskresi). Misalnya penyalurann bisa dilakukan dua atau tiga bulan karena blank spot, nanti menggunakan EDC Offline.

Mesin EDC itu diberikan untuk setiap e-warong yang melayani 2-3 desa. Untuk mempermudah KPM yang jauh lokasinya, tidak perlu tiap bulan datang karena akan dirapel penyalurannya setiap dua atau tiga bulan. 

Beberapa waktu lalu pun, Herbin sempat mendatangi lokasi program BPNT di Maros, Makassar dan Jeneponto. Dia mengamati e-warong dan ternyata sudah cukup lengkap dan sesuai yang diharapkan. E-warong tidak hanya menjual beras dan telur tapi juga bahan pangan lainnya.

Menurut Herbin hal tersebut cocok untuk pengembangan program BPNT 2020 karena akan ada tambahan pangan bernutrisi dari segi karbohidrat, protein, dan tambahan makanan pendamping ASI. 

Pendamping ASI ini tentunya dalam rangka menurunkan angka kekurangan gizi, maupun stunting misalnya, seperti e-warong di Dusun Sungguareng yang menjual berbagai macam lauk pauk. Memiliki lemari pendingin yang dapat digunakan sebagai penyimpanan ayam, ikan atau daging.

Program BPNT adalah tranformasi dari Rastra yang lebih tepat sasaran. Penyalurannya juga tepat waktu dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Maka dari itu, PMK berharap agar tahun ini dapat memberikan bantuan dana sosial untuk 15.6 juta KPM di seluruh Indonesia. 

Sementara Himbara siap untuk mendukung program pemerintah termasuk rencana program BPNT pada 2020. Pihak BRI yang diwakili Taufik dijelaskannya sudah mempersiapkan infrastruktur, seperti menyiapkan EDC, jaringan untuk wilayah yang blank spot dengan mempergunakan BRI satelit.

BRI sebagai rekan pemerintah berharap agar program BPNT 2020 sukses terlaksana. BRI juga berlaku sebagai agen develoment yang ditugaskan pemerintah, agar semua fasilitas disiapkan free of charge (tidak ada biaya apapun) baik pengadaan EDC, ataupun minimum transaksi, maupun pembayaran jaringannya.

 

(*)