Sukses

Aziz Syamsuddin: Bersatunya Elite Politik Preseden Buruk bagi Demokrasi

Menurut dia, saat ini kekuatan oposisi sangat diperlukan. Karena itu, Jokowi perlu kembali menghidupkan daya kritis masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin mengatakan, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan wakilnya Ma'ruf Amin harus kembali menghidupkan sikap kritis masyarakat. Sebab, dia menilai bergabungnya beberapa elite politik ke dalam pemerintahan bisa membuat preseden buruk untuk demokrasi di Indonesia.

"Harus diakui, bersatunya elite politik saat ini, sebenarnya sebuah preseden buruk bagi demokrasi," kata Aziz dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/10/2019).

Menurut dia, saat ini kekuatan oposisi sangat diperlukan. Karena itu, Jokowi perlu kembali menghidupkan daya kritis masyarakat.

"Salah satu pihak yang bisa mengambil alih peran itu sekarang, adalah kelompok civil society, seperti mahasiswa, kelompok pro-demokrasi, aktivis HAM dan lingkungan, aktivis anti-korupsi, dan lain-lain," ungkap Aziz.

Selain itu, tambahnya, Jokowi-Ma'ruf juga diminta untuk membersihkan sisa-sisa keterbelahan politik akibat Pilpres 2019. Sehingga tujuan akan persatuan Indonesia bisa terlaksana dengan baik.

"Sebagaimana kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir, segregasi kedua kelompok ini bisa meningkat tinggi hingga ke titik yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa," ucapnya.

"Untuk itu, agar menjamin terlaksananya tujuan pemerintah dalam lima tahun ke depan, sampah politik ini harus di bersihkan sesegera mungkin," tandas Aziz.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kekuatan Oposisi Berkurang

Diketahui, sejumlah partai oposisi dikabarkan akan bergabung di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Partai yang santer disebut bergabung di antaranya Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Hal ini membuat kekuatan oposisi di parlemen menjadi berkurang yang banyak dikhawatirkan bakal membuat pemerintahan berjalan tanpa kontrol yang kuat dan efektif.

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com