Sukses

Sakti Wahyu Trenggono dan Budi Arie Setiadi Sambangi Istana, Dilantik Jadi Wamen?

Mantan Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Sakti Wahyu Trenggono dan Ketua relawan Jokowi, Projo, Budi Arie Setiadi sudah ada di Istana.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Sakti Wahyu Trenggono datang ke Istana Kepresidenan Jakarta jelang pelantikan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, Jumat (25/10/2019). Presiden Joko Widodo atau Jokowi diketahui akan melantik wakil menteri pada pukul 14.00 WIB nanti.

Berdasarkan pantauan, Trenggono tiba di Istana pukul 08.45 WIB dengan mengenakan kemeja putih. Saat ditanya apakah kedatangannya terkait penunjukkan sebagai wakil menteri pertahanan, Trenggono tak mengelak.

"Mudah-mudahan," ucap Trenggona kepada wartawan setibanya di Istana.

Sebelum Trenggono, Dirut PT Inalum Budi Gunadi Sadikin juga telah datang ke Istana. Dia hanya melambaikan tangan saat dicecar pertanyaan oleh wartawan.

Sementara, Ketua relawan Jokowi, Projo, Budi Arie Setiadi saat ini juga sudah ada di Istana. Dia disebut sebagai Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah.

Saat dikonfirmasi, dia hanya memberikan ikon tangan telengkup dan jempol dalam pesan singkatnya.

Namun, saat dikontak, dia pun hanya membalas pesan tersebut dengan mengatakan di Istana.

"Di Istana. Hp mati," kata Budi singkat kepada Liputan6.com, Jumat (25/10/2019).

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Dijamin Berkompeten?

 

Sebelumnya, Jokowi menyatakan susunan wakil menteri sudah rampung dan akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Wakil menteri terserap dari kalangan partai politik dan profesional.

"Jadi, sebetulnya sudah selesai wamen ini. Ada yang dari partai, ada yang dari profesional," kata Jokowi saat berdialog dengan wartawan di Istana Merdeka Jakarta, Kamis 24 Oktober 2019.

Jokowi enggan menjelaskan lebih lanjut saat ditanya berapa wamen yang akan dilantik. Mantan Wali Kota Solo itu memastikan bahwa wamen yang dilantik memiliki kompetensi yang mendukung kerja para menteri.

"Misalnya di BUMN, kalau memang menterinya membutuhkan wamen ada 3, dan itu diperlukan, kita tahu, BUMN kita ada 140-an," jelas dia.