Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut adanya peningkatan penggunaan transportasi di Jakarta selama dua tahun kepemimpinannya. Salah satunya dengan hadirnya Moda Raya Transportasi (MRT) Jakarta telah beroperasi secara penuh hampir 6 bulan atau sejak Mei 2019 lalu.
Selama periode itu pula respons masyarakat terhadap transportasi ini terbilang sangat positif. Dari data, jumlah penumpang yang berhasil diangkut Ratangga hingga jutaan orang. Menurut Anies, hal itu merupakan bentuk hasil kerja sama semua pihak sejak dimulainya proyek MRT fase 1 hingga bisa dioperasionalkan. Selama hampir 6 bulan beroperasi, MRT sudah mengangkut sekitar 11 sampai 12 juta penumpang. Dengan rincian per bulan yaitu 2,2 juta penumpang.
Baca Juga
"Pada awalnya target penumpang MRT per hari hanya 65 ribu, namun saat ini telah mencapai angka di atas 80 ribu," kata Gubernur Anies.
Advertisement
Ia menilai dengan cukup tingginya kemauan masyarakat menggunakan transportasi umum seperti MRT diharapkan mampu menekan angka kemacetan di Ibu Kota. Apalagi, pemerintah juga mengintegrasikan seluruh moda transportasi umum mulai dari tiket, rute, manajemen, pola pembayaran dan lain sebagainya dengan tujuan lebih banyak lagi warga Jakarta yang menggunakan MRT.
Menurut Anies, membangun saja tanpa mengintegrasikan tidak akan memberikan insentif kepada masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa kendaraan umum jangan hanya dipandang sebagai alat untuk memindahkan badan dari satu tempat ke tempat lainnya, tapi juga mengintegrasikan masyarakat termasuk kesempatan berinteraksi. MRT Jakarta mulai beroperasi dari jam 05.00 sampai jam 24.00.
MRT melewati 13 stasiun di Fase 1, yaitu dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Lintasannya sepanjang 16 kilometer. Enam kilometer diantaranya di bawah tanah (underground) yang melalui enam stasiun, yaitu Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
Sedangkan sepuluh kilometer sisanya merupakan struktur layang (elevated) yang melewati tujuh stasiun, yakni Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, serta Sisingamangaraja. Sementara depo kereta berdekatan dengan Stasiun Lebak Bulus.
MRT dikelola PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) yang berdiri pada 17 Juni 2008. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) inilah yang merancang pembangunan koridor MRT Jakarta Utara-Selatan Fase 2 Bundaran HI-Kota, selain koridor MRT Jakarta Timur-Barat Fase 3 Kalideres-Cempaka Baru.
Pembangunan MRT Fase 2 direncanakan pada 2020 dan ditargetkan selesai empat tahun kemudian. Ketepatan waktu kedatangan, waktu tempuh, dan waktu berhenti kereta di stasiun MRT mencapai 100 persen dari total 6.159 perjalanan kereta.
Apabila masyarakat ingin mengetahui info lebih lengkap terkait trayek LRT Jakarta bisa membaca di website https://www.jakartamrt.co.id
PT MRT Jakarta menyatakan, untuk fase 2 MRT Jakarta-Bundaran HI hingga Kota akan terintegrasi dengan stasiun kereta Jakarta Kota.
"Akan terintegrasi, jadi kalau yang fase 2A itu ujungnya akan terintegrasi dengan stasiun Jakarta Kota," tutur Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar.
William menuturkan, selain akan terintegrasi dengan stasiun Jakarta Kota, proyek fase 2 MRT tersebut juga akan terintegrasi dengan tujuan wisata Kota Tua. Jadi ada beberapa stasiun yang bersifat historis dan monumental, seperti di Monas, Harmoni dan Kota Tua.
Proyek fase 2 MRT Jakarta Bundaran HI-Kota ini akan memiliki jarak sekitar 8,3 Km dan perkiraan waktu tempuh sekitar 20 menit.
Terkait trase pembangunan proyek yang melintasi ring satu pemerintahan pusat, ia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait persiapannya.
PT MRT Jakarta memulai kick-off pelaksanaan pengadaan proyek fase 2 MRT Jakarta Bundaran HI-Kota, ditandai dengan penandatanganan pakta integritas oleh para direksi perusahaan dan jajaran ketua panitia pengadaan paket kontrak proyek.
Penandatanganan pakta integritas itu juga disaksikan oleh pejabat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), BPKP, dan LKPP.
Pada pengerjaan fase 2, akan ada enam paket kontrak yang terdiri dari CP200 untuk pekerjaan GarduListrik (RSS) di Monas, CP201 untuk Bundaran HI-Monas, CP202 untuk Harmoni-Mangga Besar, CP203 untuk Glodok-Kota, CP205 untuk pekerjaan sistem perkeretapian dan rel, dan CP206 untuk pekerjaan kereta.
Proyek fase 2 MRT Jakarta dengan nilai anggaran sekitar Rp22,5 triliun ini ditargetkan rampung pada 2024.
Adapun daftar atau rincian tarif yang ditetapkan untuk rute MRT Jakarta fase I Lebak Bulus hingga Bundaran HI adalah sebagai berikut:
- Lebak Bulus-Fatmawati Rp4.000
- Lebak Bulus-Cipete Rp5.000
- Lebak Bulus-Haji Nawi R 6.000
- Lebak Bulus-Blok A Rp7.000
- Lebak Bulus-Blok M R 8.000
- Lebak Bulus-ASEAN Rp9.000
- Lebak Bulus-Senayan Rp10.000
- Lebak Bulus-Istora Senayan Rp11.000
- Lebak Bulus-Bendungan Hilir Rp12.000
- Lebak Bulus-Setia Budi Astra Rp13.000
- Lebak Bulus-Dukuh Atas BNI Rp14.000
- Lebak Bulus-Bundaran HI Rp14.000
Untuk melakukan pembayaran perjalanan MRT Jakarta, masyarakat dapat menggunakan kartu Jelajah Single Trip, Kartu JakLingko dan Uang Elektronik dari Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA dan Bank DKI. Aturan yang Harus Dipatuhi Ketika Naik MRT Jakarta
1. Memiliki Kartu MRT
Layaknya transportasi pada umumnya yang terintegrasi, jika Anda ingin mencoba MRT wajib memiliki kartu khusus. Pembayaran MRT menggunakan tiket yang diberi nama 'Jelajah'.
Dalam postingan di akun Instagram resmi MRT Jakarta @mrtjkt, kartu Jelajah ini dikeluarkan dalam dua jenis, yaitu single trip dan multi trip.
Lalu, apa bedanya? Kartu single trip sendiri hanya untuk sekali jalan, sedangkan multi trip kamu bisa menggunakannya lebih dari satu kali perjalanan.
Peraturan ini sebenarnya diberlakukan di setiap aturan transportasi lainnya, seperti Commuter Line dan Trans Jakarta. Tetapi masih banyak saja yang kurang bisa mematuhi aturan tersebut.
2. Dahulukan Penumpang Keluar
Pada aturan keselamatan, penumpang yang keluar harus didahulukan. Sementara penumpang yang ingin masuk harus mengantri terlebih dahulu, dengan membuat barisan di samping kanan dan kiri pintu masuk. Di Indonesia sendiri, 'garis aman' itu diberi warna kuning yang terletak di pinggir peron.
3. Tidak Makan dan Minum di Dalam MRT
Jika Anda sering bepergian menggunakan kereta atau pun Trans Jakarta, peraturan yang satu ini tentu tidak asing lagi untuk Anda lakukan. Ya betul! Dilarang makan dan minum di dalam MRT, ya.
Jika Anda makan dan minum di dalam MRT, makanan tersebut bisa tercecer dan bahkan bisa mengotori penumpang lain. Selain itu, bau makanan yang menyengat bisa membuat penumpang lain tidak nyaman.
Yang terpenting jangan membuang sampah sisa makanan atau apapun ke dalam MRT, ya! Jika Anda membawa makan dan minum sebaiknya simpan di dalam tas atau kantung pembungkusnya.
4. Prioritaskan Penumpang Khusus
Tidak semua penumpang itu sama. Banyak dari mereka yang memiliki keterbatasan secara fisik, sehingga membutuhkan perhatian khusus.
Yang menjadi perhatian khusus di sini, yaitu penumpang ibu hamil, anak-anak, penyandang disabilitas, dan juga lansia.
Jangan pernah duduk di bangku prioritas saat menemui penumpang dengan kondisi tersebut, ya! Ini berlaku juga saat hendak menggunakan lift yang tersedia di stasiun, sebaiknya dahulukan mereka.
5. Selalu Perhatikan Rambu-Rambu
Menggunakan transportasi MRT, itu artinya setiap penumpang dituntut bersikap lebih mandiri. Anda harus membiasakan untuk selalu memperhatikan rambu-rambu yang ada di sekitar stasiun dan MRT. Rambu-rambu tersebut dibuat dalam bentuk visual maupun suara gunanya untuk mempermudah penumpang menggunakan MRT.
Bagi penumpang disabilitas, MRT juga menyediakan rambu visual, suara, maupun fisik. Perhatikan dan dengar baik-baik setiap pengumuman stasiun pemberhentian berikutnya.
Sama seperti transportasi di Jakarta lainnya, jika Anda sedang berada di transportasi umum, hendaknya memikirkan kenyamanan orang lain yang berada di sekitar.
6. Jangan Bicara Keras-keras
Jika sedang mengobrol dengan teman baik itu secara langsung ataupun melalui handphone, sebaiknya kecilkan volume suara ketika sedang berbicara di dalam transportasi umum. Karena berbicara dengan suara kencang tentu akan mengganggu kenyamanan penumpang lainnya.
Selain itu, ketika Anda mendengarkan musik saat berada dalam MRT ini justru akan membantu mengusir rasa bosan selama perjalanan. Akan tetapi, Anda juga harus tetap memperhatikan kenyamanan penumpang lain. Nah, Anda bisa menggunakan earphone untuk mendengarkan musik favorit selama perjalanan.
7. Tertib Gunakan Eskalator
Ternyata belum semua orang yang menyadari pentingnya aturan menggunakan eskalator. Sebab, jika Anda pergi ke mall masih banyak saja yang berdiri sembarangan saat menggunakan eskalator. Padahal, pengguna eskalator diwajibkan berdiri pada sisi tangga sebelah kiri. Sementara jika ingin terus berjalan karena terburu-buru, Anda gunakan jalur eskalator bagian kanan.
Pengembangan MRT
Corporate Secretary Division Head Jakarta, Muhammad Kamaluddin mengatakan, proyeksi bulan Desember, pengguna MRT bisa sampai 100 ribu per hari.
Kamal mencatat, waktu tersibuk MRT melayani penumpang terjadi pada setiap hari Jumat, disusul hari Kamis dan Rabu, serta akhir pekan. Stasiun terpadat sendiri berada di Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia (HI).
Melihat grafik yang terus melonjak ini, MRT berkomitmen terus menjaga pelayanan kepada publik. Terutama aspek ketepatan perjalanan dan tibanya kereta di setiap stasiun. "Interkoneksi juga kan kita upayakan terus, dengan Transjakarta misalnya akan dibangun integrasi di Stasiun Bundatan HI dan Stasiun ASEAN," imbuh Kamal.
MRT juga akan mengembangkan integrasi dengan gedung-gedung sekitar stasiun MRT. Seperti Stasiun Lebak Bulus dengan Point Square, Stasiun Blok M dengan Blok M Plaza. Ke depan akan dikembangkan lagi dengan gedung-gedung di sekitar stasiun Fatmawati dan Cipete.
"Juga transit Plaza di Lebak Bulus sudah beroperasi untuk membantu penumpang dengan nyaman dan aman mengakses stasiun MRT. Sehingga masyakat akan semakin mudah menjangkau MRT," imbuh Kamal.
MRT juga sudah mulai membangun fasilitas parkir untuk para pesepeda. Di fase pertama ini baru dioperasikan di 7 stasiun layang MRT. Sedangkan untuk stasiun bawah tanah (underground) ditargetkan akan dibangun pada akhir tahun 2019.
Lebih lanjut, Kamal menbahkan, MRT juga tengah mengembangkan program-program promosi dengan sejumlah tenant di dalam stasiun maupun di sekitarnya.
"Seperti di Plaza FX penumpang yang menunjukan tiket MRT bisa mendapatkan harga promo untuk berbelanja, atau makan. Ini bisa menjadi tambahan untuk insentif pengguna menggunakan MRT," pungkasnya.
Terakhir, MRT juga telah melakukan kerjasama dengan Metro Seoul, Korea Selatan. Kesepakatan ini akan terfokus pada saling berbagi teknologi dan keahlian dalam hal operasi dan pemeliharaan MRT.
6 Tempat Seru yang Bisa Dikunjungi dengan MRT
Anda dapat menghabiskan waktu luang bersama orang-orang terkasih mengunjungi tempat seru dengan menaiki MRT Jakarta. Mana saja tempat tersebut? Yuk, simak rangkuman selengkapnya di bawah ini.
1. Museum Basoeki Abdullah
Saat berhenti di Stasiun Layang Fatmawati MRT Jakarta, jangan lewatkan untuk singgah di Museum Basoeki Abdullah. Bangunan museum yang berada di Jl. Keungan Raya no.19 Cilandak Barat, Jakarta Selatan ini sebenarnya adalah kediaman Basoeki.
Museum ini menyimpan deretan koleksi lukisan sang maestro. Tak hanya itu, ada pula benda-benda koleksinya berupa benda keramik hingga jam tangan unik yang dipajang. Museum Basoeki Abdullah dapat jadi referensi jalan-jalan Anda dengan menaiki MRT Jakarta.
2. Taman Ayodya
Masih dalam rangkaian Stasiun Layang MRT Jakarta, tepatnya Stasiun Blok M, Taman Ayodya dapat jadi pilihan untuk berjalan-jalan dan melepas penat. Taman ini terletak di Jl. Lamandau III, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Di sana, Anda dapat menikmat ragam fasilitas mulai dari jalur pijakan, gazebo, kursi, dan tak ketinggalan, trek untuk jogging. Di tengah Taman Ayodya juga ada kolam besar, lengkap dengan pancuran dan dapat jadi spot foto yang Instagramable.
3. Litle Tokyo
Masih di sekitar Stasiun MRT Blok M, ada kawasan yang disebut sebagai Little Tokyo. Seperti namanya, tempat ini menghadirkan nuansa kental Negeri Sakura yang tampak dari jajaran restoran otentik Jepang.
Anda dapat berwisata kuliner menikmati ragam makanan asal Negeri Matahari Terbit. Tak ketinggalan, dekorasi dan ornamen-ornamen menarik juga dapat Anda manfaatkan untuk berfoto dengan orang-orang terkasih.
4. Gelora Bung Karno
Anda pecinta olahraga atau sekedar ingin berjalan-jalan? Saat berhenti di Stasiun MRT Istora, jangan lupa singgah di Gelora Bung Karno (GBK). Di sana, Anda dapat ragam fasilitas olahraga atau memanfaatkannya untuk jogging.
Gelora Bung Karno juga menghadirkan tempat yang kerap dijadikan venue konser, baik dari penampil dalam maupun luar negeri. Event-event menarik juga kerap dilaksanakan di sana.
5. Wisata Kuliner Benhil
Stasiun Bawah Tanah MRT Jakarta yakni Stasiun Bendungan Hilir dapat jadi pemberhentian Anda jika ingin wisata kuliner. Kawasan Benhil memang dikenal dengan deretan kuliner Nusantara yang menggugah selera.
Jajanan, hingga makanan berat hadir di sana seperti mi Aceh, dimsum, aneka seafood, satai, jajanan basah dan kering. Ada pula Pasar Benhil yang biasanya dijadikan salah satu destinasi wisata wajib saat bulan Ramadan.
6. Bundaran Hotel Indonesia
Memasuki Stasiun Bawah Tanah di MRT Jakarta Fase I, Anda dapat berhenti di Stasiun Bundaran HI. Tak hanya dikelilingi oleh mal dan hotel-hotel ternama, kawasan ini identik dengan Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia.
Keindahan air mancur dipadu lampu-lampu cantik saat malam hari menciptakan pemandangan yang apik. Sementara ketika hari tengah cerah, Anda dapat hunting foto atau mengabadikan momen di sekitarnya.
Â
(*)