Sukses

Fakta-Fakta Penemuan Jasad Wanita dalam Kamar, Dibunuh Suami hingga Alasan Ekonomi

Penemuan jasad itu berawal ketika keluarga korban datang mengunjunginya.

Liputan6.com, Jember - Penemuan jasad seorang wanita di dalam rumahnya, Perumahan Karyawan Afdeling Dampar, Kebun Mumbul PTPN XII Desa Kawangrejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Minggu, 27 Oktober 2019 mengejutkan warga sekitar.

Korban Fani Amalia ditemukan tewas di dalam kamarnya dengan pisau yang masih menancap di perutnya dan ditutupi sebuah boneka.

Penemuan jasad itu berawal ketika keluarga korban datang mengunjunginya. Kala itu, suami korban sedang pergi membeli obat ke kota untuk istrinya yang sedang sakit.

Setelah melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP, polisi memastikan kematian korban bukan karena bunuh diri.

Korban diketahui baru menikah beberapa bulan yang lalu dan tinggal berdua dengan suaminya saja yang bekerja sebagai penjaga kebun.

Berikut fakta-fakta di balik penemuan jasad yang tewas di dalam kamarnya dihimpun Liputan6.com:

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Jasad Ditemukan Adik Ipar Korban

Fani Amalia tewas dengan mengenaskan. Ia ditemukan di kamar tidurnya dalam kondisi perut tertusuk pisau. Pisau yang menancap di bagian perut atas pusar sebelah kiri itu tembus hingga bagian punggung korban dan juga tertancap di kasur.

Tewasnya perempuan itu pertama kali ditemukan oleh Frenda yang merupakan adik ipar korban. Saat itu, Frenda hendak mengunjungi korban bersama sang bibi, Srihartatik.

"Korban ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa sekitar pukul 07.45 WIB. Posisi korban saat itu dalam kondisi terlentang di atas kasur tempat tidur," ujar Kapolsek Mumbulsari AKP Heri Supadmo saat dikonfirmasi.

Menurut Heri, saksi langsung histeris mendapati perempuan itu dalam kondisi tak bernyawa. Teriakan mereka mengundang kedatangan warga ke rumah korban.

Awalnya warga mengira teriakan itu karena di dalam rumah terdapat ular. Namun ternyata, korban sudah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

"Saat itu di rumah tersebut hanya ada korban sendirian. Suaminya sedang pergi ke desa sebelah, juga untuk membeli obat," papar Heri.

 

3 dari 5 halaman

Alibi Pelaku Membunuh Korban

Fani Amalia diketahui ditemukan oleh kerabatnya yakni Frenda (adik ipar korban) dan Suhartatik (bibi korban). Kedua orang tersebut datang atas permintaan suami korban Rendi Setiawan.

Kepada kedua kerabatnya itu, Rendi meminta tolong melalui pesan WhatsApp agar dibantu mengirimkan obat untuk korban.

Saat itu, Rendi beralasan sedang berada di luar rumah untuk membeli obat. Rendi juga mengaku khawatir karena pesan yang dikirim ke istrinya tidak kunjung dibalas.

"Jadi pelaku R sengaja membuat beberapa alibi, salah satunya meminta dua orang saksi ini datang ke rumahnya untuk membawakan obat. Tujuannya agar yang menemukan jenazah pertama kali adalah seolah-olah adalah dua kerabatnya itu dan seolah-olah suami korban tidak tahu apa-apa," kata Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal.

Untuk mendukung skenario Alibi itu, Rendi yang kini sudah ditetapkan menjadi tersangka, sengaja menaruh kunci rumah di sepeda motor yang diparkir dekat rumah. Polisi yang melakukan olah TKP dan memeriksa beberapa saksi, mulai curiga kepada Rendi.

"Saat jenazah ditemukan, pelaku R beralasan sedang berada di sebuah apotek. Setelah kita cek, ternyata tidak ada karyawan di sana yang mengaku melihat pelaku R pada rentang waktu tersebut. Di situ kita mulai curiga," tutur Alfian.

Setelah alibi berada di apotek terbantahkan, polisi juga mulai curiga soal kunci rumah. Kunci rumah hanya ada satu dan dikuasai oleh suami korban, yang ditaruh di sepeda motor.

Di sisi lain, tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu maupun jendela. Fakta ini mematahkan kemungkinan bahwa pembunuhan dilakukan oleh orang luar yang tidak mengenal korban.

Setelah beberapa fakta terungkap, polisi lantas mengarahkan fokus pemeriksaan kepada suami korban. "Kita periksa secara maraton hingga akhirnya pelaku mengakui perbuatannya," jelas Alfian.

 

4 dari 5 halaman

Alasan Membunuh

Kepada polisi, tersangka Rendi mengaku tersulut emosi hingga spontan menusukkan pisau ke perut istrinya. Pasangan muda itu terlibat cekcok pada Sabtu malam atau Minggu pagi.

"Pelaku R secara spontan mengambil pisau yang ada di tembok untuk kemudian ditusukkan ke perut istrinya. Setelah itu, dia juga sempat membekap muka korban dengan bantal," terang Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal.

Faktor ekonomi dan komunikasi disebut Rendi sebagai pemicu cekcok keduanya.

"Setelah pembunuhan, pelaku keluar rumah pada Minggu, 27 Oktober 2019 sekitar pukul 04.00 WIB," kata Alfian.

 

5 dari 5 halaman

Terungkap Karena Boneka Teddy Bear

Rendi Setiawan, sang suami korban diduga sempat menyusun skenario agar pembunuhan terhadap Fani Amalia Herniati dikesankan sebagai kasus bunuh diri.

Salah satunya dengan memberi boneka Teddy Bear berwarna biru di sekitar perut korban. Namun justru dari boneka imut dan lucu itulah, yang menjadi kunci bagi polisi untuk mampu mengungkap kasus ini, hanya dalam waktu beberapa jam saja.

"Boneka ini yang menjadi kunci awal. Karena kalau bunuh diri, tidak mungkin (si pelaku bunuh diri) sempat mengambil boneka untuk menutupi pisau. Ketika perut tertusuk 5 sampai 10 cm saja, pasti akan sakit," ujar Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, di Mapolres Jember pada Senin, 28 Oktober 2019.

Adapun pisau yang menancap di perut korban, memiliki panjang sekitar 39 centimeter. Pisau menancap sangat dalam, dari ujung hingga mencapai hampir gagang pisau.

Dari situ, polisi mulai curiga bahwa boneka tersebut diletakkan oleh orang lain. Artinya, ini bukan kasus bunuh diri, melainkan pembunuhan.

 

Reporter : Syifa Hanifah

Sumber : Merdeka