Sukses

Pesan Jokowi ke Kapolri Idham Azis: Kerja, Kerja, dan Kerja

Jenderal Pol Idham Azis mengaku mendapat pesan khusus dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, usai dilantik sebagai Kapolri. Idham diminta Jokowi untuk langsung bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Jenderal Pol Idham Azis mengaku mendapat pesan khusus dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi, usai dilantik sebagai Kapolri. Idham diminta Jokowi untuk langsung bekerja.

"Bapak Presiden memberikan menyampaikan kepada saya kerja, kerja dan kerja," kata Idham kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Mantan Kabareskrim Polri itu menyampaikan terima kasih kepada Jokowi yang telah memberi kepercayaan untuk memimpin Korps Bhayangkara. Idham Azis menggantikan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang ditunjuk Jokowi sebagai Menteri Dalam Negeri.

"Saya juga ucapkan terimakasih kepada bapak Presiden Jokowi yang telah mempercayakan kepada saya untuk menjalankan tugas ini selaku Kapolri," ujar dia.

Idham mengatakan akan berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan TNI untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara untuk program kerja, dia mengaku telah menyampaikannya saat uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR.

"Saya akan meningkatkan dan melanjutkan pemantapan kerjasama bersama dengan TNI untuk bersama-sama menjaga keamanan ketertiban masyarakat di seluruh indonesia ini," jelas Idham Azis.

 

2 dari 2 halaman

Dari Densus 88

Sosok Idham Azis tak asing lagi di kepolisian. Berbekal pengalaman di bidang reserse dan antiteror, mengantarkannya menduduki sejumlah jabatan strategis di Polri.

Bersama Tito Karnavian, Idham kala itu menorehkan prestasi melumpuhkan pentolan teroris dr Azhari di Batu, Jawa Timur pada 2005 silam. Keduanya juga berhasil mengungkap kasus mutilasi tiga gadis kristen di Poso yang menyita perhatian publik.

Pria kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara pada 30 Januari 1963 itu kemudian memulai karirnya di Densus 88 Anti-teror pada Juni 2005 dengan jabatan sebagai Kanit Pemeriksaan Subden Investigasi.

Idham bersama Tito yang kala itu sama-sama masih berpangkat AKBP berhasil melumpuhkan otak bom Bali Dr Azahari pada 9 November 2005. Sehari setelahnya, Idham diperintahkan ke Poso mendampingi Tito menuntaskan kasus mutilasi tiga orang remaja perempuan.

Selain sukses menangani kasus bom Bali II dan mutilasi tiga siswi di Poso, Idham juga terlibat dalam operasi-operasi skala besar. Seperti Operasi Anti-Teror Bareskrim Polri di Poso pada 2005-2007, Operasi Camar Maleo pada 2014-2016, dan Operasi Tinombala pada 2016.

Video Terkini