Sukses

Prostitusi Artis Berkedok Simpanan Gadun Kian Marak

Faktor ekonomi menjadi alasan pelaku prostitusi rela menjadi simpanan gadun.

Liputan6.com, Jakarta - Prostitusi melibatkan artis maupun selebritas bukan hanya transaksi jual beli seks. Banyak di antara mereka yang rupanya menjadi wanita simpanan.

Dengan status tersebut, pendapatan mereka yang terjun ke dunia prostitusi lebih berlimpah. Ditambah juga segudang fasilitas mewah yang diterima.

Pemilik wanita simpanan dengan latar belakang selebritas tentu bukan pria biasa. Mereka berkantong tebal, tajir melintir.

Lewat segala fasilitas yang diberikan, para artis maupun selebritas tersebut bisa merasakan hidup mewah. Istilah di kalangan mereka disebut peliharaan gadun.

Seorang penyidik Polda Jatim yang terlibat pemeriksaan dalam kasus prostitusi artis menceritakan, memang ada di antara mereka merupakan peliharaan.

Artis perempuan yang sedang dalam dekapan pria tajir ini termasuk beruntung. Mereka bisa hidup mewah dari kucuran duit berlimpah walau berstatus simpanan.

Bila dalam status simpanan gadun, para artis itu biasanya menolak bila mendapat tawaran kencan dari pria lain ketika dihubungi para muncikari.

Meskipun masih ada saja yang menerimanya, tetapi kebanyakan mereka untuk sementara hanya melayani sang pria yang merawatnya tersebut.

"Mereka ada yang peliharaan gadun," ungkap penyidik itu kepada merdeka.com.

Pengungkapan dua kasus prostitusi yang terjadi di wilayah Jawa Timur, si penyidik ini kerap dilibatkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

Tetap Masuk Kategori Prostitusi

Menjadi simpanan atau selingkuhan bisa masuk kategori prostitusi. Biasanya, ada perjanjian khusus antara artis dengan pria hidung belang tajir tersebut.

Penulis buku Jakarta Undercover, Moamar Emka mengaku, biasanya para artis dengan sistem wanita simpanan dikunci selama satu bulan atau lebih. Mereka juga meminta berbagai tuntutan lainnya.

Padahal, secara hukum pasangan simpanan tidak sah menurut Undang-Undang Perkawinan nomor 16 tahun 2019. Tetapi, praktik semacam ini sulit dijerat hukum. Sebab, lagi-lagi hanya muncikari yang bisa terjerat pasal pidana.

"Sekarang agak susah membedakan prostitusi. Banyak orang pacaran tapi dibiayain, nikah kontrak malah dengan menggunakan materai dan notaris selama 1 tahun untuk pelesir teks misalnya," tutur Emka saat berbincang dengan merdeka.com.

Emka menyebut, muncikari kerap dianggap sebagai pihak ketiga yang memperdagangkan pelaku seks kepada pelanggan. Padahal, kata dia, setiap orang juga bisa berperan sebagai muncikari.

"Fenomena ini kerap kali luput dari perhatian publik," kata dia.

Menurut Emka, hadirnya media sosial mempermudah gerak seseorang terjun ke dunia kelam prostitusi ini. Pelaku seks menjajakan dirinya lewat media sosial untuk mendapatkan pelanggan. Jika telah terjadi kesepakatan, barulah mereka bertemu untuk eksekusi.

3 dari 6 halaman

Kelas Artis di Dunia Prostitusi

Emka menjelaskan, artis atau selebritas penjaja seks terbagi menjadi tiga kelas berdasarkan tarifnya.

"Pertama, publik figur kelas bawah dengan tarif di bawah Rp 10 juta. Kedua, publik figur kelas menengah tarif Rp 25 sampai 100 juta. Ketiga, mereka kelas atas bertarif kencan Rp 200 juta sampai tak terhingga," papar dia.

Publik figur kelas atas ini, lanjut Emka, mendapatkan fasilitas lengkap dari muncikari. Misalnya, sebuah mobil mewah. Namun, kerja mereka juga tidak mudah. Sebab, mereka harus menyetor uang kepada muncikari lebih besar.

"Tarif besar publik figur ini biasanya mereka yang sudah punya nama besar. Prostitusi di kalangan publik figur tidak hanya dalam bentuk persetubuhan di waktu yang telah disepakati," ucapnya.

Hal paling sederhana, lanjut penulis In Bed with Models yakni menemani pelanggan makan dan sampai membelanjakan.

Untuk sampai proses kencan seks di kamar, kata dia, mereka biasanya juga bertahap, dimulai dari perkenalan, makan siang, dan berujung seranjang di kamar.

"Ada juga yang dari ngopi-ngopi cantik terus ketemu tidak ujug-ujug langsung masuk kamar," tutur Emka.

Artinya, sambung dia, tiap pertemuan tidak harus ada hubungan seksual. Hanya sekedar menemani makan malam dan memegang tangan pun artis yang dimaksud bisa mendapatkan sejumlah uang.

"Terkait bayaran tersebut jarang sekali dilakukan dengan cara transfer lewat rekening bank. Biasanya mereka menggunakan tunai," kata Emka.

Menurutnya, transaksi elektronik memang sangat dihindari lantaran rentan ditelusuri pihak lain. Hal ini, kata Emka, sangat berlaku di lintas kelas artis penjaja seks.

"Mata uang dolar jadi pilihan untuk bayarannya. Sebab, nilai mata uang dollar lebih mahal. Sehingga tarif artis yang tinggi bisa dibayar dengan beberapa lembar uang dolar," terangnya.

4 dari 6 halaman

Kelas Unlimited

Emka kemudian menjelaskan soal publik figur kelas unlimited. Biasanya mereka menjajakan diri dengan pelanggan dalam kurun waktu tertentu, bahkan dilakukan perjanjian di depan notaris.

Menurut Emka, perjanjian itu dibuat menyangkut hak dan kewajiban tiap pihak.

"Paling sedikit bayaran mereka Rp 2 miliar setiap tahun. Ini belum termasuk berbagai fasilitas nomor wahid dan uang saku," ucapnya.

Misalnya saja, sambung Emka, fasilitas asuransi, mobil mewah, tempat tinggal mewah sampai pesawat pribadi dan lainya. Namun, dengan adanya perjanjian kerja ini, sulit untuk disebut sebagai prostitusi.

"Susah juga kalau disebut prostitusi. Selama kewajibannya terpenuhi itu sulit disebut prostitusi. Jatuhnya kan perjanjian bisnis tapi secara moral enggak bagus," ungkap Emka.

Tarif fantastis para publik figur ini berujung pada pertanyaan siapa yang pelanggan mereka. Emka mengaku, tidak mengetahui secara rinci latar belakang para pelanggannya. Tetapi, dia memastikan hanya orang berduit yang berani membayar mahal para artis ini.

5 dari 6 halaman

Kasus Anggita Sari

Fenomena prostitusi artis sudah bukan menjadi kabar simpang siur. Di antara publik figur yang pernah tertangkap bahkan berani membuka tabir ini. Anggita Sari, salah seorang model seksi itu nekat mengungkapkan keterlibatannya dalam prostitusi kalangan artis.

Pengakuan Anggita terungkap saat menjalani persidangan di pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Jawa Timur pada Desember 2015 silam.

Bekas pacar gembong narkoba, Freddy Budiman ini membeberkan kasus prostitusi yang menjeratnya. Kasusnya bermula ketika polisi menggerebek dirinya dalam kondisi teler dan usai kencan dengan seorang pria.

Anggita menceritakan, sebenarnya ada tiga lelaki hidung belang siap dilayaninya sebelum digerebek polisi. Dari ketiganya, dia mengaku, baru puaskan satu tamu dan akhirnya digerebek.

Semua tamu itu didapat melalui Manajemen Princess. "Waktu itu saya terima tawaran melayani tiga pria dari manajemen Princess, tapi baru satu yang saya terima. Dua lelaki lain belum sempat dilayani karena digerebek duluan," kata Anggita.

Terkait tarif kencan, Anggita membanderol dirinya Rp 7,5 juta sekali kencan. Dari nilai itu, manajemen Princess mendapatkan 20 persen dan uang tersebut diberikan kepada Alen Saputra dan Alvania Tiarsasila sebagai tanda jadi.

"Tapi setelah di hotel saya nego sendiri," ucapnya.

6 dari 6 halaman

Selebriti Kurang Terkenal

Dalam kasus prostitusi melibatkan publik figur. Biasanya mereka yang tertangkap merupakan sekuter. Emka memberikan julukan itu, yang merupakan akronim dari Selebriti Kurang Terkenal.

Di era digital seperti ini, tidak terlalu susah untuk seseorang menjadi artis atau publik figur. Lewat media sosial mereka bisa memperkenalkan diri sebagai publik figur.

Banyak di antara selebritas setelah terlibat prostitusi, namanya semakin moncer. Walau punya kesan negatif, tingkat populer mereka melonjak.

Kehadiran media sosial justru menjadi ladang tersendiri mengumpulkan pundi-pundi. Banyak merek baju hingga makanan meminta sang selebritis itu membantu promosi dengan bayaran cukup lumayan. Mereka memanfaatkan momen ketenaran ini meski dengan status pernah terlibat prostitusi.

 

Reporter : Erwin Yohanes, Anisyah Al Faqir

Sumber : Merdeka