Sukses


LCC Empat Pilar MPR Resmi Ditutup, Ini Pesan Ma’ruf Cahyono untuk Generasi Muda

Selama lima hari menggelar rangkaian lomba, Ma'ruf Cahyono berharap metoda Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika lewat LCC bisa menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda.

Liputan6.com, Jakarta Setelah beberapa hari mengikuti lomba, outbound, wisata sejarah dan pendidikan, serta ketemu tokoh bangsa, akhirnya rangkaian Lomba Cerdas Cermat (LCC) MPR Tahun 2019 pada Senin malam, 4 November 2019, ditutup oleh Sesjen MPR Dr. H. Ma’ruf Cahyono, SH., MH.

Penutupan LCC yang digelar di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, itu diisi dengan berbagai macam pentas seni.

Ma’ruf Cahyono mengatakan malam ini kita menggelar upacara penutupan setelah seluruh peserta yang datang dari 34 provinsi mengikuti berbagai kegiatan sejak 28 Oktober 2019.

Selama lima hari menggelar rangkaian lomba, Ma'ruf Cahyono berharap metoda Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika lewat LCC bisa menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda.

“Kita ingin jati diri bangsa tetap terjaga dan terawat," ujar pria asal Banyumas, Jawa Tengah, itu.

“Melalui generasi muda inilah nilai-nilai kebangsaan bisa dijaga," tegasnya.

Lebih lanjut dikatakan, LCC tidak hanya mencari pemenang lomba. Kegiatan yang rutin diselenggarakan tiap tahun itu merupakan wahana untuk mempersatukan generasi muda yang mempunyai latar berbeda, suku, agama, dan budaya.

“Oleh karena itu diharapkan dalam lomba bisa memunculkan rasa persahabatan dan perasaan emosional dalam rangka persatuan dan kesatuan bangsa," paparnya.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan berbagai audensi dengan tokoh-tokoh bangsa serta dengan ketua lembaga-lembaga negara. Juga dengan sosok-sosok yang sukses seperti dari Bukalapak. Bertemu dengan Bukalapak diharapkan oleh Ma’ruf Cahyono mampu memberi semangat dan motivasi kepada generasi muda, kaum millineal, yang sekarang ngetrend dengan bisnis start up-nya.

Selain memberi motivasi, kegiatan ini juga sarana mengingatkan kepada generasi muda akan bahaya Narkoba, obat-obat terlarang. Untuk itu BNN dihadirkan dalam rangkaian kegiatan untuk memberi kewaspadaan kepada generasi muda akan perlakukan dan pergaulan yang tidak benar.

“Hal yang demikian juga satu hal yang penting buat mereka," tutur Ma’ruf Cahyono.

Dipaparkan, dalam rangkaian kegiatan LCC, juga diadakan lomba pentas seni. Pentas seni disuguhkan dalam acara itu menurut Ma’ruf Cahyono sebagai upaya untuk mengangkat kearifan lokal dari daerah masing-masing. “Budaya lokal kita pentaskan di sini," tuturnya.

Dari seluruh rangkaian acara menurut Ma’ruf Cahyono membuat peserta mendapat banyak hal. Tidak hanya bersenang-senang bisa bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia namun juga ada unsur penguatan ideologi, konstitusi, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Bagi Ma’ruf Cahyono, generasi muda yang datang ke acara itu merupakan generasi bangsa yang ada di provinsi-provinsi. Di Jakarta mereka direkatkan lewat LCC. “Mereka adalah duta-duta provinsi," ujarnya.

Untuk itu dirinya berharap apa yang telah didapat selama di Jakarta bisa ditularkan kepada generasi muda yang ada di provinsi masing-masing. “Bisa menjadi inspirator bagi anak muda yang ada di provinsi," harapnya. Oleh karena itu sosialisasi Empat Pilar lewat LCC disebut sangat efektif karena bisa menularkan nilai-nilai kebangsaan pada generasi muda yang lain.

Selama lomba, peserta mempunyai yel-yel, yakni generasi kebanggaan bangsa yang bersatu, cerdas, dan optimis. Ketiga kata tersebut menurutnya mempunyai makna yang luas. Mempersatukan generasi muda menjadi generasi yang cerdas untuk menangkap seluruh peluang dan juga untuk mengantisipasi tantangan yang bisa muncul dihadapan.

Oleh karena itu yel-yel yang ada adalah cara untuk menguatkan ideologi bangsa, cinta persatuan, cita perbedaan. Meskipun hidup dengan berbagai macam pengaruh globalisasi namun mereka memiliki daya tahan yang kuat karena memiliki jati diri bangsa.

“Apapun perubahan dunia yang terjadi tetaplah Indonesia," tegasnya. “Jangan menjadi orang lain di negeri sendiri," tambahnya. “Ini harapan kita menjadi bangsa yang bermartabat yang tetap memiliki jati diri bangsa," ujar Ma’ruf Cahyono.

Lomba yang digelar selama 5 hari ini dimenangkan oleh SMAN 1 Tenggarong Kalimantan Timur sebagai juara nasional setelah meraih poin 199, kemudian SMAN 2 Sampit Kalimantan Tengah yang meraih poin 172 sebagai juara kedua, dan SMAN 1 Brebes dengan nilai 160 di tempat ketiga.

 

(*)