Sukses

Polri Masih Terus Tangani Hoaks di Papua

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyampaikan, kondisi sejumlah wilayah Papua yang sebelumnya sempat rusuh kini telah kondusif.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyampaikan, kondisi sejumlah wilayah Papua yang sebelumnya sempat rusuh kini telah kondusif. Geliat perekonomian berangsur pulih di tengah berita bohong alias hoaks yang masih saja aktif tersebar.

"Aktivitas ekonomi sudah jalan. Ada hoaks yang mempengaruhi masih ada dan terus kami tangani," kata Paulus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2019).

Paulus menyebut, pihaknya terus mengungkap sejumlah kasus perwilayahan yang melibatkan kelompok-kelompok pelaku tindak kekerasan terhadap warga. Termasuk juga aktor penyebaran berita hoaks di Papua.

"Kita tangkap dan ungkap. Artinya stop lah memberikan pemberitaan membohongi rakyat, mengintimidasi rakyat, baik kekerasan-kekerasan. Kita mau hidup nyaman. Kami dari aparat siang malam membantu," jelas dia.

Pasalnya, berbagai kisruh kerusuhan yang terjadi tentunya sangat merugikan masyarakat secara luas.

"Misal Wamena 465 ruko yang dibakar, berapa itu? Itu baru ruko belum rumah, kendaraan roda empat dan dua, tempat usaha dan lain-lain. Jadi cukup besar," Kapolda Papua menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Papua Negatif

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 yang sebesar 5,05 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen tersebut secara spasial beberapa provinsi tercatat mengalami kontraksi. Hal ini terjadi di Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi 7,43 persen.

Dia menyebut secara kontribusi kedua pulau itu, menyumbang sebesar 2,27 persen terhadap perekonomian Indonesia. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan beberapa pulau lainnya.

"Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan yang negatif. Ini terjadi sejak kuartal I 2019 sampai saat ini," kata Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

"Ke depan tentu berharap provinsi di Indonesia Timur bisa lebih bergerak dan beri kontribusi yang besar pada pertumbuhan ekonomi," sambung pria yang kerap disapa Kecuk ini.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi masih terjadi di Pulau Jawa yakni tumbuh 59,15 persen. Kemudian posisi selanjutnya berada di Pulau Sumatera yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 21,14 persen

Kemudian untuk Pulau Kalimantan sendiri tercatat tumbuh 7,95 persen. Sedangkan Pulau Sulawesi mencapai pertumbuhan sebesar 6,43 persen. "Sementara Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3,06 persen," tandas dia.