Sukses

Polisi Gandeng Kementerian PUPR Cari Penyebab Atap SD Ambruk di Pasuruan

Polisi memastikan, saat ini proses penyelidikan kasus ambruknya atap sekolah di Pasuruan masih terus berjalan.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi akan melibatkan ahli dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk ikut membantu penyelidikan kasus ambruknya atap Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong, Pasuruan, Jawa Timur.

"Nanti gandeng pihak terkait seperti saksi ahli dari Kementerian PUPR," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, Rabu 6 Noovember 2019.

Insiden itu terjadi pada Selasa 5 November 2019 pagi. Dua orang meninggal dunia akibat peristiwa itu, sedangkan enam siswa sekolah masih dirawat di RSUD dr R Soedarsono, Kota Pasuruan.

Dedi mengatakan, Ahli dari Kementerian PUPR dikerahkan untuk meneliti spesifikasi bangunan sekolah.

"Nanti apakah dari ahli Kementerian PUPR menemukan pelanggaran spesifikasi teknis bangunan (spektek) atau pelanggaran lain," ujar dia.

Dedi menerangkan, saat ini proses penyelidikan masih terus berjalan. Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)

"Kami terus akan cek, ada pelanggaran hukum atau tidak. Semua akan dicek, mulai RAB, bangunan, apa yang jadi penyebab bangunan itu rubuh. Kalau ada pelanggaran, ada Undang-Undang konstruksi bangunan atau pidana lain," tutup dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kronologi Kejadian

Sebelumnya, dua orang tewas dalam peristiwa ambruknya atap SDN Gentong 1 di Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019).

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera menyampaikan, pagi tadi aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut terbilang normal.

"Diduga atap penahan dari gawalum tidak kuat menahan beban," tutur Barung saat dihubungi Liputan6.com.

Dia merinci, pukul 07.00 WIB, siswa kelas 2A dan 2B melaksanakan aktivitas belajar mengajar di kelas. Sementara kelas 5A dan 5B mengikuti kegiatan olahraga, meski ada sebagian siswa yang tidak ikut keluar kelas.

"Pukul 08.30 WIB tiba-tiba terjadi ambruknya atap empat ruang kelas. 2A, 2B, 5A, dan 5B, sehingga mengenai siswa dan guru pengajar yang sedang melaksanakan aktivitas belajar mengajar," jelas dia.

Kejadian itu lantas mendapat penanganan cepat dari warga dan pihak kepolisian. Pukul 09.00 WIB, korban segera dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Suedarsono dan RS Medika, Kota Pasuruan.

"Kita baru olah TKP," Barung menandaskan.