Sukses

Jaksa Agung ST Burhanuddin: Saya Diangkat Presiden Secara Profesional

Jaksa Agung ST Burhanuddin mengaku akan berdosa jika tidak mengakui TB Hasanuddin sebagai saudaranya.

Liputan6.com, Jakarta - ST Burhanuddin menegaskan, pengangkatannya sebagai Jaksa Agung tidak ada hubungannya dengan kakak kandungnya yang juga kader PDIP TB Hasanuddin. Hal itu disampaikannya saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen.

"Tapi saya diangkat oleh presiden profesional. Boleh dicatat, Hasanuddin memang saudara saya," kata Burhanuddin, Kamis (7/11/2019).

Dia mengaku akan berdosa jika tidak mengakui TB Hasanuddin sebagai saudaranya. Namun dia kembali menegaskan, kalau pengangkatannya sebagai Jaksa Agung berdasarkan profesionalitas.

"Boleh dicatat, Hasanuddin memang saudara saya, saya dosa besar kalau menyatakan bukan saudara saya. Tapi saya diangkat oleh presiden adalah dasarnya profesional," ucap Burhanuddin.

ST Burhanuddin merupakan Jaksa Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun) 2010-2014 era Jaksa Agung Basrief Arief. Mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan itu memasuki purna tugas pada tahun 2014.

Politikus PDIP Hendrawan Supratikno menegaskan, walaupun masih saudara dengan kader PDIP TB Hasanuddin, rekrutmen ST Burhanuddin bukan dari jalur PDI Perjuangan. Dia mengatakan, penunjukan ST Burhanuddin oleh Presiden Joko Widodo melalui jalur profesional.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Demokrat-Nasdem Saling Singgung soal Jaksa Agung

Dalam rapat, Ketua DPP Partai Demokrat yang juga Anggota Komisi III DPR Benny K Harman sempat menyinggung masalah jaksa agung yang berasal dari partai politik.

"Dulu jaksa agung kita jelas-jelas partai politik, dan jadikan Kejaksaan ini alat politik, saya mohon Bapak Jaksa Agung, catat ini, tolong jaga netralitas, jaga profesionalitas. Dan Jagalah keadilan," kata Benny di hadapan Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Ucapan Benny ditanggapi langsung oleh Ketua DPP Nasdem yang juga anggota Komisi III, Taufik Basari. Jaksa Agung periode 2014-2019 M Prasetyo berasal dari Partai Nasdem.

"Saya hanya ingin memberikan catatan saja agar jangan tendensius, ketika kita menyampaikan sesuatu hal yang menuduh di antara kita di sini terkait dengan partai politik misalnya, itu kan kemarin kita selama sepanjang periode jaksa agung kemarin kan terbuka seluas luasnya jika ingin mempertanyakan jika ada masalah jika ada sesuatu hal. Ya itu kan bisa ditanyakan saat dulu, kalau kemarin tidak ada persoalan, kenapa kemudian dipertanyakan sekarang. Itu saja pimpinan," jawab Taufik.

Benny menjawab lagi ucapan Taufik. Dia merasa tidak pernah menyinggung jaksa agung dari Nasdem terdahulu.

"Saya tidak menuduh siapapun partai politik itu, tetapi saya ingatkan dulu ada orang partai politik yang menjadi jaksa agung, dan menggunakan institusi ini alat politiknya. Siapa yang saya sebutkan itu bukan partai tertentu," ujarya.

Benny menjelaskan, selama ini banyak jaksa agung yang berasal dari partai politik. Tidak hanya Nasdem, tetapi juga PBB, PPP, dan Golkar.

"Jadi, kalau ada yang tersinggung, loh, sebut siapa yang sebutkan itu, sebab jaksa agung dulu ada dari PBB, ada dari Golkar ada PPP," tandas Benny.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka