Sukses

Deretan Cerita di Balik Jokowi Sentil Surya Paloh soal Ketemu Presiden PKS

Bagaimana deretan cerita dibalik sindiran Jokowi kepada Surya Paloh yang bertemu Presiden PKS Sohibul Iman?

Liputan6.com, Jakarta - Sindiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam acara HUT Golkar, Rabu 6 November 2019 membuat gelak tawa satu ruangan. Jokowi menyindir Paloh karena bertemu dengan PKS, Sohibul Iman beberapa waktu lalu.

"Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seperti itu," kata Jokowi dengan wajah candanya.

Nasdem buka suara terkait hal tersebut Ketua DPP Nasdem Willy Aditya menyatakan bahwa sindiran Jokowi hanya guyonan belaka antara abang dengan adek. Lebih lanjut dirinya menambahkan bahwa hubungan Jokowi dan Paloh diatas rata-rata.

Berbeda dengan PDIP, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menilai bahwa pertemuan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dan Presiden PKS Sohibul Iman merupakan bagian strategi menghadapi Pilpres 2024. PDIP mengatakan, Nasdem sudah ambil ancang-ancang.

"Kalau saya secara pribadi menganggap hal ini sebagai hal yang wajar bagian strategi menghadapi 2024. Artinya sekarang sudah ada ancang-ancang sudah ada seperti apa," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Berikut empat hal mengenai sindiran Jokowi ke Surya Paloh:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

1. Wajah Lebih Cerah

Presiden Jokowi melontarkan candaan bernada sindiran terhadap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Jokowi menyatakan wajah Surya Paloh dilihatnya kini lebih cerah dan tanpa beban.

"Wajahnya cerah setelah beliau berangkulan dengan Pak Sohibul Iman, saya tidak tahu maknanya apa," ucap Jokowi sambil terkekeh saat berpidato di HUT Golkar ke-55 di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu 6 November 2019.

Sontak seluruh hadirin di dalam aula tersebut bergemuru. Mereka mendadak tercekat karena tak biasanya Presiden Jokowi langsung menohok soal politik dalam forum resmi.

"Saya berhak bertanya dong karena beliau masih berada di Koalisi Pemerintahan," Jokowi mengimbuhkan namun tetap dengan nada santainya.

Gemuruh hadirin makin ramai. Memang mereka ikut tertawa, termasuk Surya Paloh yang terlihat juga terkekeh. Namun di sisi lain merasakan jika atmosfir di ruangan mendadak berbeda.

3 dari 5 halaman

2. Surya Paloh Tanggapi dengan Santai

Entah apa makna sebenarnya dari pernyataan demi pernyataan Jokowi kepada Surya Paloh. Namun saat dimintai tanggapan, Surya Paloh mengatakan Jokowi hanya bercanda.

"Masa kalian tidak tahu? Pak Jokowi itu sense of humornya kan tinggi," jawab Surya.

Surya pun mengaku tak ambil pusing. Menurutnya celoteh Jokowi soal pertemuannya dan rangkulannya dengan Presiden PKS Sohibul Iman bukan sebuah peringatan terkait posisi politik partainya yang masih bagian dari partai pro pemerintah dan bukan kubu oposisi.

"Saya tak merasa itu dianggap suatu warning, saya pikir itu terlau naif. Kemajuan berdemokrasi sudah jauh kita miliki, suasana komunikasi batiniah begitu baik kita miliki. Artinya seluruh praduga yang mengarah ke pikiran negatif harus kita buang jauh," jelas Surya.

4 dari 5 halaman

3. Nasdem: Hubungan Jokowi dan Surya Paloh di Atas Rata-Rata

Ketua DPP Nasdem Willy Aditya menegaskan ucapan Jokowi itu hanya sekedar guyonan. Menurutnya, guyonan itu menunjukan Paloh dan Jokowi sudah memiliki hubungan yang sangat dekat.

"Kalau lelucon itu bisa dilemparkan artinya hubungan emosi dan personal relation di atas rata-rata di atas normal, dia hubungnanya sudah pada level tertentu. Bukan hanya chemistery, tapi itu di atas karena chemistery hanya kesamaan senyawa saja. Tapi lebih dari itulah," kata Willy di Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Willy menjelaskan, Paloh sudah terbiasa bercanda dengan Jokowi. Kata dia, hubungan Paloh dan Jokowi sudah seperti kakak dan adik.

"Apalagi Pak Surya, cukup panjang hubungannya udah kaya abang adik. Ini suatu hal, kalau enggak ada gimick-gimick gitu ya politik kita hambar saja dan ini adalah suatu bagian dari proses yang mencairkan politik kita," ungkapnya.

Anggota DPR ini menambahkan, Paloh juga sudah menjelaskan pada Jokowi akan ada silaturahmi antarpartai. Silaturahmi itu, lanjut Willy, tidak hanya dilakukan untuk PKS tapi juga partai lainnya.

"Dan Pak Surya sudah sebelumnya sudah memberikan semacam sinyal pada Pak Jokowi untuk silahturahmi dan harus dilanjutkan. Nasdem silahturahmi enggak hanya berhenti pada PKS, silahturahmi kebangsaan merajut politik yang hilang. Yaitu dialog antarelite, dialog antar kelompok, antara parpol," ujarnya.

"Nah kalau kita melakukan dialog secara satu sama lain baik di dalam parpol koalisi ataupun diluar itu hubungannya akan jauh lebih cair ya. Kalau isinya politik kita kaya gini lebih bagus, guyon guyon gini. Kan politik kita stand up commedy, kalau begitu semua gak ada senggol bacok," ucapnya.

5 dari 5 halaman

4. PDIP: Isi Curahan Hati Jokowi

Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menilai, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan menyindir Ketua Umum Surya Paloh terkait dengan pertemuan dengan presiden PKS Sohibul Iman. Eriko menilai, Jokowi memang sedang mencurahkan isi hatinya tentang kawan sekoalisi yang bertemu dengan PKS yang merupakan partai nonkoalisi.

"Menurut kami ini hal yang memang beliau dalam periode kedua lebih bebas. Artinya lebih menyampaikan apa adanya apa isi hatinya," ujar Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Dia menilai, Jokowi lebih terang-terangan karena periode kedua ini sudah tak miliki beban. Berbeda dengan periode pertama, Jokowi dinilai lebih banyak menahan perasaan di hadapan publik.

"Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan. Kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan, mengenai hal apa yang dikehendaki beliau," kata Eriko.

Dia melihat gestur Jokowi tengah merasakan ada perubahan kebersamaannya dengan Nasdem. Penyebabnya, pertemuan Paloh dengan Sohibul sampai Jokowi sengaja membuat pernyataan yang bikin ramai.

"Tetapi kebersamaan ini, kok semacam ada perubahan, mungkin itu yang beliau ingin menyampaikan secara langsung," kata Eriko.

Menurutnya, Paloh harusnya bisa menjelaskan secara langsung apa maksud daripada pertemuan dengan Sohibul Iman tersebut.

 

(Reynaldi Hasan)