Sukses

Polisi Temukan Dugaan Kelalaian dalam Pembangunan Atap SD Ambruk di Pasuruan

Polisi telah mengantongi hasil uji laboratorium forensik ambruknya atap SD Gentong 1 di Pasuruan.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah mengantongi hasil uji laboratorium forensik ambruknya atap SD Gentong 1 di Pasuruan. Salah satu terkait temuannya yang menguatkan adanya dugaan kelalaian dalam konstruksi bangunan.

"Pasti (ada temuan kelalaian)," tutur Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (8/11/2019).

Selain itu, lanjut dia, penyidik pun telah memanggil empat saksi dalam kasus ambruknya atap SD Gentong 1 di Pasuruan ini. Dua orang dari pihak PPK dan dua saksi dari kontraktor pun diperiksa.

"12 saksi. Empat itu dari PTK dua, kontraktor dua, delapan yang saat kejadian baik guru, siswa," jelas dia.

Menurut Barung, hasil uji laboratorium forensik ambruknya atap SD Gentong 1 di Pasuruan sendiri belum dapat sepenuhnya dibuka ke publik. Masih ada mekanisme yang harus dipenuhi penyidik.

"Sudah ada temuan tapi tidak bisa dikeluarkan dulu, masih konsumsi penyidikan. Nanti kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka baru kita keluarkan," Barung menandaskan.

 

2 dari 2 halaman

4 Saksi di Antaranya

Empat saksi itu antara lain PNS Dinas Pendidikan Kota Pasuruan berinisial RT (43). PNS tersebut sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK).

Kemudian pria berinisial LS (38) sebagai Direktur CV Andalus. Ketiga, pria berinisial SSM (40) selaku Direktur CV DHL Putra. Keempat, saksi berinisial MR, PNS RSUD Dr R Soedarsono yang bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen pada Dinas Pendidikan Kota Pasuruan.

Polisi akan mengumpulkan informasi dari keterangan saksi dan mencocokkan dengan hasil laboratorium forensik. Selain itu, Barung mengoreksi proyek renovasi sekolah tersebut pada 2012, semulanya disebutkan 2017.

Sebelumnya, dalam peristiwa ambruknya atap SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa, pukul 08.30 WIB telah mengakibatkan sebanyak dua orang meninggal dunia. Dua korban itu adalah seorang siswa dan guru. Sementara, belasan siswa lainnya mengalami luka-luka.

Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan empat kelas, yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.