Sukses

6 Tokoh Ini Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta. Enam tokoh tersebut dinilai sangat berjasa bagi Indonesia.

Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Negara Jimly Asshiddiqie menyebut, enam tokoh yang akan diberi gelar pahlawan nasional pada Jumat (8/11/2019) adalah: 

1. Abdul Kahar Mudzakkir

2. Alexander Andries (AA) Maramis

3. KH Masykur

4. Prof M Sardjito

5. Ruhana Kudus

6. Sultan Himayatuddi

Jimly Asshiddiqie menyebut, Kahar Mudzakkir mendapat gelar pahlawan nasional karena berkontribusi besar dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

"Bukan karena rektor, tapi untuk Kahar Mudzakkir bersama Maramis & KH Masykur sebagai anggota BPUPKI/PPKI. Mereka tersisa yang belum dapat gelar pahlawan. Jasa mereka sangat besar," kata Jimly saat dihubungi merdeka.com, Jumat (8/11/2019).

Demikian juga dengan Sardjito. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengatakan, Sardjito berjasa besar dalam dunia pendidikan sehingga mendapat gelar pahlawan nasional.

Sardjito merupakan mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. "Sardjito jasanya sangat besar di dunia pendidikan," ucap Jimly.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

2 Tokoh Lainnya

Jimly mengatakan, Ruhana Kudus dan Sultan Himayatuddin berjasa dalam dunia pendidikan dan melawan penjajah. Jimly menyebut, kedua tokoh tersebut memang diusulkan lantaran selama ini belum ada pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara.

Ruhana Kudus merupakan jurnalis perempuan pertama asal Sumatera Barat. Sedangkan Sultan Himayatuddin putra asal Sulawesi Tenggara.

"Sultan Himayatuddin yang melawan Belanda sehingga terpaksa turun tahta lalu sesudah berjuang naik tahta 2 kali jadi sultan," kata Jimly.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka