Liputan6.com, Jakarta - Polda Jatim menyelidiki dugaan korupsi yang terjadi saat pembangunan SDN Gentong Kota Pasuruan. Atap ruang Kelas II A, II B, V B, dan VA roboh pada Selasa pagi 5 November 2019 dan mengakibatkan 2 tewas dan 11 orang lainnya terluka terkena reruntuhan material.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pihaknya telah menetapkan dua orang sebagai tersangka. Lukman Santoso (38), Direktur CV Andalus dan Sudendy Sasmita Mulya (40), Direktur CV DHL Putra. Keduanya yang mengerjakan proyek rehabilitasi SD Gentong pada 2012 silam.
Baca Juga
"Kontraktor kita sudah lakukan penangkapan dua orang. Hari ini sudah dilakukan penahanan. Kami kenakan Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian Kerja," kata Barung kepada Liputan6.com, Sabtu (9/11/2019).
Advertisement
Barung menuturkan, penanganan kasus runtuhnya atap SD Gentong ini tak hanya berhenti di kelalaian kerja. Karena itu, tak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah.
Pihaknya bakal kembali memeriksa Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut. Pun demikian Kuasa Pengguna Anggara (KPA) pada saat proyek digulirkan.
'Ini masih berkembang. Sementara Tindak Pidana Korupsinya masih ditangani oleh Polda Jawa Timur," ucap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Trauma healing
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberikan mitigasi bencana dan trauma healing kepada siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong, Kota Pasuruan, Jawa Timur. Ini menyusul ambruknya sebagian atap kelas di SDN Gentong pada Selasa pagi, 5 November 2019.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS) Kemendikbud, Subandi menuturkan, pihaknya mendapatkan instruksi dari pusat untuk memantau lokasi kejadian sekolah ambruk di Kota Pasuruan.
"Sebagai langkah atas peristiwa ini, kami akan memberikan mitigasi bencana kepada siswa," kata dia saat mengunjungi SDN Gentong, Kota Pasuruan, mengutip Antara, Rabu (6/11/2019).
Ia menuturkan, selain mitigasi bencana juga dilakukan pendampingan trauma healing setelah peristiwa ambruknya sebagian atap ruang kelas di sekolah itu.
"Terkait dengan perbaikan sekolah itu, kemungkinan akan dilakukan pada anggaran tahun depan karena untuk tahun 2019 sudah tidak memungkinkan," kata dia.
Ia menuturkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pasuruan terkait dengan sosialisasi seperti apa, dan melakukan tindakan seperti apa. "Perbaikan sekolah kami akan bekerja sama dengan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," ujar dia.
Advertisement