Liputan6.com, Jakarta: Insiden pemukulan terhadap delegasi Kedutaan Besar Australia saat berkunjung ke Botolempangan, Makassar, Sulawesi Selatan tak berbuntut panjang. Bahkan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab membantah bakal meminta maaf kepada pemerintah Australia. Sebab, yang terkena aksi pemukulan oleh para pengungsi Timor Timur itu bukanlah Duta Besar Australia untuk Indonesia John Mc Carthy, tetapi hanya kedua orang stafnya. Penegasan hal ini disampaikan Alwi, Selasa (21/11) malam, usai Rapat Koordinasi Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan di Kantor Menkopolsoskam di Jakarta
Menurut Alwi, dia memang menyesalkan terjadinya insiden pemukulan oleh sekitar 20 pengungsi asal Timor Timur terhadap staf Dubes Mc Carthy. Kendati begitu, Alwi sudah mendapatkan informasi lain. Menurut dia, Dubes Mc Carthy telah menyatakan bahwa tak ada aksi pemukulan apapun terhadap dirinya. Bahkan, aksi demonstrasi itu hanya menyerang stafnya saja. Oleh karenanya Alwi menegaskan, pemerintah Indonesia tak perlu meminta maaf atas kejadian itu.
Aksi pemukulan ini bermula ketika Carthy akan meresmikan PT MLC Life, kantor cabang asuransi asal Australia, Selasa siang. Ketika Carthy keluar dari gedung, sekelompok wartawan serta merta langsung mewawancarainya. Namun, secara tiba-tiba pula, sekitar 20 orang pengungsi Timtim yang tengah melakukan aksi unjuk rasa menyerang Dubes Australia. Melihat hal itu, sekelompok jurnalis langsung menolong Carthy dengan membawanya kembali masuk ke dalam gedung.
Setelah setengah jam dikepung para pengungsi, akhirnya Mc Carthy berhasil dievakuasi keluar dari Gedung Kantor PT MLC Life. Sejumlah aparat dari Kepolisian Kota Besar Makassar ikut mengawal Mc Carthy. Kendati begitu, sejumlah pengungsi masih saja berusaha menyerang Dubes itu. Untungnya, aparat kepolisian berhasil mencegah tindakan para pengunjuk rasa itu.
Atas peristiwa ini, tak pelak Perdana Menteri Australia John Howard mengutuk penyerangan Dubes Australia untuk Indonesia. Kata John, serangan itu tak dapat diterima dan akan mempertinggi ketegangan antara Indonesia dan Australia.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Alwi, dia memang menyesalkan terjadinya insiden pemukulan oleh sekitar 20 pengungsi asal Timor Timur terhadap staf Dubes Mc Carthy. Kendati begitu, Alwi sudah mendapatkan informasi lain. Menurut dia, Dubes Mc Carthy telah menyatakan bahwa tak ada aksi pemukulan apapun terhadap dirinya. Bahkan, aksi demonstrasi itu hanya menyerang stafnya saja. Oleh karenanya Alwi menegaskan, pemerintah Indonesia tak perlu meminta maaf atas kejadian itu.
Aksi pemukulan ini bermula ketika Carthy akan meresmikan PT MLC Life, kantor cabang asuransi asal Australia, Selasa siang. Ketika Carthy keluar dari gedung, sekelompok wartawan serta merta langsung mewawancarainya. Namun, secara tiba-tiba pula, sekitar 20 orang pengungsi Timtim yang tengah melakukan aksi unjuk rasa menyerang Dubes Australia. Melihat hal itu, sekelompok jurnalis langsung menolong Carthy dengan membawanya kembali masuk ke dalam gedung.
Setelah setengah jam dikepung para pengungsi, akhirnya Mc Carthy berhasil dievakuasi keluar dari Gedung Kantor PT MLC Life. Sejumlah aparat dari Kepolisian Kota Besar Makassar ikut mengawal Mc Carthy. Kendati begitu, sejumlah pengungsi masih saja berusaha menyerang Dubes itu. Untungnya, aparat kepolisian berhasil mencegah tindakan para pengunjuk rasa itu.
Atas peristiwa ini, tak pelak Perdana Menteri Australia John Howard mengutuk penyerangan Dubes Australia untuk Indonesia. Kata John, serangan itu tak dapat diterima dan akan mempertinggi ketegangan antara Indonesia dan Australia.(BMI/Tim Liputan 6 SCTV)