Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, program English for Ulama mendapat apresiasi di Eropa. Khususnya di Inggris, yang menjadi lokasi tujuan belajar sambil berdakwah ulama Jawa Barat.
English for Ulama merupakan program mematangkan kebahasaan, dalam hal ini Bahasa Inggris bekerja sama dengan kedutaan Inggris dan lembaga kulturalnya British Council.
"Alhamdulillah sambutan program English for Ulama ini luar biasa baik sekali. Dan ini jujur di luar bayangan saya. Tadinya saya berpikir dalam seminar hanya didatangi oleh komunitas atau kelompok agama yang disana, tapi selevel mentri dan DPR di Inggris pun hadir," kata Emil sapaan Ridwan Kamil di Gedung Palma One, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).
Advertisement
Emil menuturkan, English for Ulama menjadi bentuk diplomasi baru di tengah masyarakat Inggris Raya. Dan program itu juga sebagai investasi untuk masa depan Indonesia.
Emil berpandangan, sebagai negara mayoritas muslim, sudah sepatutnya Ulama Indonesia tampil di panggung-panggung dunia dan menyebarkan kedamaian.
"Karena selama ini kebanyakan referensi Islamnya selalu ke Timur Tengah. Saya merenung dan saya temukan isunya yaitu penguasaan bahasa pergaulan internasional. Nah ini adalah sebagai bentuk investasi, nantinya Indonesia akan memberikan ulama-ulama untuk ke depannya tampil di panggung dunia," beber Emil.
Emil melanjutkan, selama ini negara-negara di Eropa melihat Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia.
Oleh karena itu Emil berharap ke depan, program English for Ulama bisa berkembang dan lebih masif. Pihaknya pun akan mencoba berkolaborasi dengan Kementrian Luar Negeri.
"Kalau saat ini baru bisa kirim Ulama 5, besok harus bisa lebih," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Warga Inggris Senang Cerita Keturunan Nabi Muhammad SAW sampai Nabi Adam
Kelima ulama yang dikirim itu sudah melalui proses seleksi yang digelar terbuka. Adapun peminatnya mencapai ratusan. Lima ulama itu adalah Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumunudin, Beni Safitra, dan Hasan Al-Banna.
"Pergerakan ulama disana juga sudah berkunjung ke sekolah dan melakukan dialog. Ini model baru diplomasi. Ulama yang terpilih ini juga memiliki ilmu fiqih yang baik. Dan kita bantu mereka untuk pelatihan Bahasa Inggris. Di Inggris sana senang mendengar jika ada ulama yang mampu menyebutkan," ujar dia.
Emil mengungkapkan, dari cerita ulama Jabar di Inggris, masyarakat disana senang dengan sejarah Islam. Terlebih bisa mengetahui keturunan Nabi Muhammad SAW sampai saat ini dan terhubung sampai ke Nabi Adam.
"Mereka masyarakat disana senang kalau ada dakwah yang mampu menerangkan atau hafal dari keturunan saat ini sampai ke Nabi Adam. Nah sebelum kita berangkatkan kita seleksi terlebih dahulu. Ulama yang terpilih ini juga memiliki ilmu fiqih yang baik," kata dia.
Tak perlu menunggu lama, dampak dari program English for Ulama pun mulai kelihatan. Saat ini banyak undangan dan permintaan dialog dari sejumlah negara Eropa yang tertarik mengenal Islam di Indonesia. Salah satunya undangan datang dari Amerika dan Polandia.
Advertisement