Sukses

Anak Bupati Majalengka Tembak Kontraktor, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

INA belum ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut. Polisi masih fokus untuk menggali sejumlah keterangan dari para saksi.

Liputan6.com, Jakarta Penyidik Polres Majalengka mengagendakan pemeriksaan terhadap anak Bupati Majalengka berinisial INA yang terlibat kasus penembakan seorang kontraktor.

"Rencana hari Jumat 15 November 2019," tutur Kasat Reskrim Polres Majalengka AKP M Wafdan Mutaqqin saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/11/2019).

Menurut Wafdan, INA belum ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut. Polisi masih fokus untuk menggali sejumlah keterangan dari para saksi.

"Besok perkembangannya akan saya kabarkan," katanya.

Anak Bupati Majalengka yang juga Kabag Ekonomi Pembangunan Majalengka berinisial INA menembak seorang kontraktor proyek. Insiden Minggu malam 10 November 2019 ini menjadi sorotan publik.

Jajaran Polres Majalengka terus menyelidiki motif penembakan yang dilakukan terduga yang merupakan anak Bupati Majalengka Karna Sobahi. Tim kuasa hukum INA mengaku sudah mengumpulkan bukti terkait peristiwa penembakan yang terjadi di kawasan Cigasong, Kabupaten Majalengka itu.

Juru bicara tim kuasa hukum INA, Arif Chaidir, mengklaim sebelum kejadian penembakan, kontraktor proyek bernama Panji Pamungkasandi bersama 20 orang lainnya datang ke rumah INA.

"Ini yang kami dapat dari keterangan dan hasil pemeriksaan saksi usai kejadian ya. Kontraktor itu datang bawa 20 orang ke rumah INA di kawasan Cijati Majalengka," kata dia kepada wartawan, Selasa (12/11/2019).

Kontraktor proyek tersebut, lanjut Arif, terlihat seakan ingin menyerang kediaman INA. Padahal, malam itu INA sedang berada di Bandung menuju ke Majalengka.

Di kediaman INA, Panji sempat menanyakan Andi Acong dengan maksud menagih sisa pembayaran proyek yang sudah diselesaikannya. Namun, kata dia, cara Panji menanyakan sisa utang tersebut dinilai beringas.

"Akhirnya INA memberitahu kepada orang-orang yang ada di kawasan rumahnya agar bertemu di daerah Cigasong karena sempat terjadi kegaduhan lah. Di sana sempat terjadi keributan antara kelompok Panji dan INA yang tidak jauh dari rumah INA," kata dia.

Arif menyebutkan, perkelahian massal sempat terjadi di ruko Sakura kawasan Cigasong Majalengka. Dia mengklaim, beberapa waktu kemudian INA datang dan mencoba melerai perkelahian.

INA, kata Arif mengaku mengeluarkan senjata api, tetapi senjata tersebut diletuskan ke atas. Setelah meletupkan tembakan pertama, Panji diklaim mencoba merebut senjata itu.

Sehingga terjadilah letusan kedua yang tak terduga mengenai tangan Panji. Saat yang bersamaan, Handoyo rekan yang membantu INA juga terkena tembakan bersamaan dengan Panji.

"Dari keterangan saksi memang dua letusan dan senjatanya sudah berizin ya dan INA kebetulan anggota Perbakin jadi bukan senjata ilegal. Kelompok Panji saat datang ke rumah INA itu menggunakan senjata tajam," kata dia.

Arif mengaku malam itu sedang berada di kediaman INA saat Panji dan 20 orang lainnya datang. Pihak Panji dan rekan-rekan INA sempat cekcok mulut sebelum terjadi perkelahian di ruko Sakura kawasan Cigasong.

"Jadi dari keterangan saksi yang kami dapat terlapor INA itu posisinya sedang mencoba melerai perkelahian. Sisa utang proyek juga sudah dibayar," kata dia.

Wakapolres Majalengka Kompol Hidayatullah mengatakan, saat ini pihaknya fokus melakukan penyelidikan mengenai motif insiden penembakan.

"Belum tahu bagaimana ceritanya, mungkin ada persinggungan saudara INA ini mengeluarkan pistol. Sementara itu saja, kita masih proses penyelidikan. (Uang) sudah dibayarkan, sudah dikasihkan dan terjadi penembakan. Itu yang masih dalam proses penyidikan," kata dia.

Dalam penyelidikannya, Polres Majalengka sudah meminta keterangan terhadap enam orang saksi. Pelaku penembakan masih berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Ia mengaku hingga saat ini belum menetapkan tersangka sebab penyelidikan masih berlangsung. Adapun senjata yang dibawa pelaku IN adalah senpi dengan peluru karet kaliber 9 mm.

"Senpi tersebut memiliki izin dengan masa berlaku sampai 10 Januari 2020," ujar dia.

Dari hasil olah TKP sementara, letupan senjata tersebut keluar karena antara korban pelapor dan terlapor saling rebutan senjata yang dipegang INA. Senjata tersebut meletus dan mengenai tangan korban Panji.

 

2 dari 2 halaman

Kronologi

 

Seperti diketahui, insiden tersebut bermula saat Panji menanyakan pembayaran proyek yang sudah selesai pengerjaannya pada bulan April 2019, lalu kepada temannya.

Teman Panji menjelaskan bahwa pembayaran dari investor sudah diterima INA dan akan diserahkan pada hari itu. Ia dan delapan karyawannya pun menunggu sambil beristirahat di mobil.

"Tiba tiba sekitar jam 23.30 WIB, saya dibangunkan paksa oleh orang-orang yang datang bersamaan dengan INA. Dan setelah keluar dari mobil dirinya ditodong dengan senjata api ke kepala, untungnya senjata tersebut berhasil ditepis yang akhirnya mengenai telapak tangan sebelah kiri," kata dia melalui sambungan telepon, Senin (11/11).

Sementara itu, Panji mengalami luka tembak pada tangan sebelah kirinya. Selain itu, beberapa karyawannya pun ia sebut mengalami penganiayaan oleh sekelompok orang yang datang bersama INA.

Setelah itu, keributan berakhir. Panji dibawa oleh kerabatnya ke rumah sakit dalam keadaan terluka. Insiden ini sudah dilaporkan ke Polres Majalengka.

Beberapa karyawannya yang ada di dalam mobil pun mendapat penganiayaan oleh puluhan orang hingga lebam. "Mereka dipukuli oleh sekelompok orang yang berjumlah sekitar 30 orang yang datang bersamaan (dengan INA)," jelasnya.