Sukses

Kemenpar Gelar FGD Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi

Ketua tim Geopark Banyuwangi, Rani Razak, mengatakan saat ini pemkab Banyuwangi bersama seluruh stakeholder terkait terus berupaya memenuhi berbagai rekomendasi yang disyaratkan Unesco agar daerah ini bisa masuk dalam UGG.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi. FGD ini bagian dari dukungan Kemenparekraf kepada Banyuwangi yang akan diajukan menjadi jaringan geopark global UNESCO (UNESCO Global Geopark – UGG).

Ketua tim Geopark Banyuwangi, Rani Razak, mengatakan saat ini pemkab Banyuwangi bersama seluruh stakeholder terkait terus berupaya memenuhi berbagai rekomendasi yang disyaratkan Unesco agar daerah ini bisa masuk dalam UGG. Salah satunya, menyusun master plan yang akan menjadi acuan pengembangan Geopark di Banyuwangi.

“Alhamdulillah, hari ini kita bisa berdiskusi bersama dalam FGD Penyusunan Master Plan Geopark Banyuwangi. Master plan ini salah satu proses penting agar Banyuwangi bisa masuk UGG,” kata Rani saat menghadiri FGD di Banyuwangi, Kamis (14/11/2019).

Master Plan kita buat dengan mengacu pada pointer-pointer yang disyaratkan Unesco dalam dossier (proposal). Sehingga kita tidak kerja dua kali karena yang kita kerjakan mengikuti persyaratan dari Unesco,” imbuhnya.

FGD ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari para kepala desa yang menjadi lokasi situs geopark, dan komunitas pelaku wisata di Banyuwangi. Mereka dilibatkan, kata Rani, karena cakupan geopark ini luas.

Geopark sendiri adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat diajak berperan melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam, termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya.

“Jadi kami tidak hanya bicara tentang situs saja, namun juga membahas ekosistem yang ada di sekitar kawasan geopark. Mulai budaya, tradisi, hingga perilaku masyarakat di sekitarnya yang bisa menjaga keberlangsungan geopark itu sendiri,” kata Rani.

“Untuk itu, kami mengundang para kades dan komunitas  di sekitar kawasan untuk hadir agar bisa memahami urgensinya geopark ini. Sehingga kelestarian geopark ini justru muncul dari bawah, yakni masyarakat sekitar yang peduli dan turut melakukan konservasi,” kata Rani.

Lalu dicontohkan gerakan Umbul Bening, di mana selokan di suatu kawasan dibersihkan dari sampah lalu dijadikan “kolam ikan”. Program ini berhasil mencegah warga membuang sampah di selokan. Sudah ada belasan spot umbul bening di seluruh Banyuwangi.

“Program umbul bening ini mendapat pujian dari pusat, karena dianggap inovatif dalam mengubah perilaku buang sampah di selokan. Bahkan kami juga hadirkan pemerhati burung yang mengedukasi warga untuk justru membuat bird watching, daripada sekadar menjual burung. Selain bersifat konservasi, ternyata nilai ekonomisnya ternyata juga jauh lebih tinggi dibanding hasil jual burung,” jelas Rani.

Rani menjelaskan bahwa saat ini pihaknya tengah menyempurnakan dossier (laporan) yang akan diserahkan ke Unesco. Sejumlah rekomendasi yang disyaratkan Unesco agar Geopark Banyuwangi bisa masuk dalam UGG juga tengah dipenuhi. Di antaranya, pemenuhan panel informasi serta sarana prasarana lainnya.

“Beberapa di antaranya sudah kita penuhi dan saat ini masih ada yang dalam proses pembenahan. Seperti prasyarat sosialiasi di siswa-siswa sekolah juga sudah kami lakukan gencar. Bahkan, kini di setiap kecamatan diwajibkan didirikan geopark corner di salah satu SMP di kecamatan tersebut,” papar Rani.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada pemerintah pusat, yang telah memberikan dukungan besar kepada Banyuwangi yang tengah berjuang menuju UGG.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kemenparekraf yang telah serius memberikan perhatian terhadap persiapan menuju UGG,” kata Anas.Persiapan telah dilakukan, mulai membangun infrastruktur penunjang hingga mendorong partisipasi masyarakat .

“Geopark akan menjadi daya tarik pariwisata dan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Untuk itu, pelibatan warga di sekitar kawasan geopark menjadi hal yang penting diperhatikan,” pungkas Anas.

 

(*)