Sukses

Bupati Anas Ajak Kepala Desa Pacu Kerja Tim Pemburu Kemiskinan

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan kepada ratusan kepala desa tentang pentingnya memberi perhatian pada tim pemburu kemiskinan yang sudah ada di masing-masing wilayahnya.

Liputan6.com, Banyuwangi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan kepada ratusan kepala desa tentang pentingnya memberi perhatian pada tim pemburu kemiskinan yang sudah ada di masing-masing wilayahnya. 

“Ya dalam beberapa hari ini memang kami bertemu dengan ratusan kepala desa. Salah satu titik poinnya adalah kami sampaikan agar permasalahan kemiskinan menjadi concern bersama, dikerjakan gotong royong antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan desa,” ujar Bupati Anas kepada media, Kamis (21//11/2019).

Dia mengatakan, kepala desa perlu memberi fokus kepada tim pemburu kemiskinan yang bertugas mendata dan mengelola langkah-langkah intervensi kepada sasaran warga miskin melalui kolaborasi berbagai pihak. 

”Kualitas tata kelola penanganan permasalahan harus kita tingkatkan bersama.Banyuwangi sudah punya sistem dan mekanisme, tapi perlu terus disempurnakan karena dinamika di lapangan pasti ada perubahan,” ujarnya.

”Sekarang kita juga akan update Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa semakin sinkron dengan Kementerian Sosial. Bahkan, ke depan, sistem dan mekanisme yang telah dimiliki Banyuwangi harus bisa terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) dari Kemensos,” imbuh Anas.

Menurut Anas, tim pemburu kemiskinan di tingkat desa sangat diperlukan untuk meningkatkan ketepatan penyaluran bansos.

”Jangan sampai yang berhak menerima bansos malah tidak menerima. Sebaliknya, yang tidak berhak malah diprioritaskan,” ujar Anas. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan sosial-ekonomi warga Banyuwangi terus menunjukkan perbaikan. Pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp48,7 juta per orang per tahun pada 2018. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi level 7,8 persen pada 2018, jauh lebih rendah dibanding sebelumnya yang selalu tembus dua digit.

 

Anas menambahkan, untuk semakin mengakselerasi pengentasan kemiskinan, Pemkab Banyuwangi berencana berkolaborasi dengan situs crowdfunding skala nasional untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia bergotong royong membantu Banyuwangi.

”Meski kini tingkat kemiskinan sudah bisa ditekan cukup besar, tentu tidak boleh berhenti. Di Banyuwangi kan ada program Rantang Kasih dengan distribusi makanan kepada lansia miskin. Program itu bisa ditingkatkan skala dan kualitasnya, salah satunya kita akan gandeng salah satu situs crowd funding. Mekanismenya masih dibicarakan,” ujarnya.

Selain soal manajemen pengentasan kemiskinan, Anas menambahkan, para kepala desa juga didorong untuk sekreatif mungkin membikin inovasi dan program pemberdayaan ekonomi. 

”Dalam beberapa tahun terakhir, para kepala desa di Banyuwangi sudah berlomba-lomba inovasi.Secara umum progress-nya sangat baik. Dan ke depan itu harus dijaga, digalakkan lagi inovasi, mulai inovasi pelayanan publik hingga pemberdayaan ekonomi. Misalnya, desa bisa bikin pasar wisata, atau apapun sesuai potensi masing-masing daerah,” ujar Anas.

 

(*)