Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) resmi seremoni Indonesia Islamic Young Leaders Summit 2019 (IIYLS) yang digelar pada 22-26 November 2019. Dalam acara itu, HNW menyatakan apresiasinya pada generasi muda Islam Indonesia yang tergabung dalam Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia.
Ada sekitar 200 lebih pemuda Islam yang hadir dalam acara berskala internasional itu. Mereka adalah peserta perwakilan beberapa negara antara lain, Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, Afganistan, Maroko, Pakistan, Turki, Qatar, Brunei, Somalia, Bangladesh, Maroko, Uni Emirat Arab, Algeria, Sudan, Iran, Irak.
Advertisement
Seremoni acara yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Sabtu (23/11) tersebut juga dihadiri oleh Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua Fraksi Gerindra MPR yang juga sebagai Head Advisory of OIC Youth Indonesia Ahmad Riza Patria.
Hadir pula Menteri Agama RI Fachrul Razi, Wakil Ketua III DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, President OIC Youth Indonesia Syafii Efendi, Chairman Indonesian National Youth Council Tantan Taufiq Lubis, dan Chairman Organizing Committee Astrid Nadya Rizqita.
Diungkapkan HNW, hadirnya Indonesia sebagai tuan rumah dan diramaikan banyak peserta pemuda Islam dari berbagai negara di dunia, adalah bukti kepercayaan dunia kepada umat Islam dan negara Indonesia dalam menyelenggarakan acara skala internasional.
“Hal tersebut, di satu sisi merupakan kepercayaan sekaligus sebuah pengakuan bahwa Indonesia memang layak untuk selalu dipercaya menjadi yang terdepan di dalam mengawal dan memajukan dunia Islam melalui organisasi OKI,” katanya.
Bagi HNW, keterlibatan generasi muda Islam Indonesia dalam penyelenggaraan acara skala internasional itu juga merupakan sebuah pembuktian bahwa tidak ada tempat untuk menutup diri dan menutup komunikasi dengan dunia luar yang semakin terbuka seperti sekarang ini.
HNW melihat dan menegaskan bahwa kepercayaan dunia tersebut merupakan sebuah tantangan dan peluang yang harus dikelola semaksimal dan sebaik mungkin.
“Berkumpulnya para pemuda Islam dari berbagai negara tersebut harus dimanfaatkan pemuda Islam Indonesia, untuk saling berkomunikasi, saling belajar, berdiskusi, bertukar pendapat serta pengalaman. Dan sekali lagi, mesti memanfaatkan dengan semaksimal mungkin peluang-peluang yang tercipta dari terbukanya jaringan-jaringan internasional, yang pasti dampaknya sangat luarbiasa,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, HNW berpesan, dalam momen tersebut pemuda Islam Indonesia juga mesti memanfaatkannya untuk menyampaikan hal-hal luar biasa tentang Indonesia.
Misalnya Indonesia yang berPancasila, Indonesia yang menjalankan Islam moderat yakni Islam yang tidak mempermasalahkan hubungan sebagai pemuda muslim dan sebagai warga negara Indonesia.
“Jika hal-hal tersebut menjadi arus besar, maka akan terbayang dunia yang lebih baik, yang penuh masyarakat unggulan,” tandasnya.
(*)