Liputan6.com, Jakarta - Staf khusus Presiden Joko Widodo, Aminudin Ma'ruf menilai perdebatan soal makna radikalisme merupakan diksi tidak subtantif. Dia menilai deradikalisasi lebih penting ketimbang menyamakan persepsi tentang radikalisme.
"Saya pikir itu hanya persoalan pengertian diksi, yang dipakai itu tidak substansi lah," kata Aminudin Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Mantan Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu mengamini jika masalah radikalisme menjadi salah satu konsentrasi pemerintah selain pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
Namun, Amin enggan berkomentar saat disinggung mengenai gagasannya mengentaskan radikalisme di Indonesia.
"Yang pasti itu menjadi salah satu konsentrasi presiden dan menteri-menteri yang terkait yang dipimpin oleh Pak Wakil Presiden," kata Aminudin Ma'ruf, anak petani yang jadi staf khusus presiden itu.
Tugas Amin
Upaya pemerintah menekan penyebaran radikalisme ditandai dengan penyebaran nuansa sejuk dan damai oleh penceramah.
Sebagai staf khusus Presiden Jokowi, Aminudin Ma'ruf mendapat tugas membangun komunikasi dengan seluruh pesantren dan para santrinya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Advertisement