Liputan6.com, Jakarta - Polri menegaskan, sejauh ini aliran dana desa di Papua yang masuk ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih sebatas dugaan. Hanya saja, penyidik tetap mengusut informasi tersebut.
"Masih dalam penyelidikan," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2019).
Baca Juga
Menurut Asep, penyelidikan berawal dari Jakarta mengenai beredarnya surat tertulis dari KKB yang ditujukan kepada para kepala kampung di Papua dalam rangka meminta dana.
Advertisement
"Sementara hasil penyelidikan Ditreskrimsus Polda Papua dan Papua Barat, ini baru bersifat indikasi atau dugaan," kata Asep.
Sejauh ini, penyidik terus bergerak bekerjasama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, kini beredar surat dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang ditujukan kepada para kepala kampung untuk meminta dana. Dia pun melarang aparat desa atau kampung memberikan bantuan atau dukungan pendanaan kepada kelompok kriminal bersenjata tersebut.
"Saya mengingatkan para kepala kampung agar jangan memberikan anggaran atau dana sedikitpun kepada kelompok-kelompok ini, apapun alasannya. Kami akan tindak tegas," ancam Irjen Paulus di Timika, seperti dilansir Antara, Sabtu 23 November 2019.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dana untuk Beli Senjata Api
Menurut dia, kelompok bersenjata yang selama ini sering melakukan serangkaian teror penembakan maupun pembunuhan terhadap aparat dan warga sipil di pedalaman Papua sering menekan untuk menggalang dana.
Dana-dana tersebut, kata dia, digunakan oleh kelompok bersenjata untuk membeli dan mendapatkan amunisi maupun senjata api. Meski selama ini mereka juga mendapat senjata dan amunisi dengan merampas milik aparat.
Dia menjelaskan penangkapan gembong kelompok kriminal bersenjata Sinak, Iris Murib di Kali Pindah-Pindah, Distrik Iwaka, Mimika pada Kamis 21 November 2019 terkait erat dengan rencana kelompok separatis Papua untuk melakukan penembakan pada 1 Desember mendatang.
Advertisement