Liputan6.com, Jakarta - Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) sudah sebulan lebih. Menurut dia, hubungan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sangat baik.
Walaupun saat Pilpres 2019, dua orang ini berada di kubu berseberangan. Sakti saat itu merupakan bendara Tim Kampanye Nasional (TKN) yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga
"Soal pembagian kerja, kita tidak ada kotak-kotak. Saya dan Pak Menteri tidak ada kotak-kotak. Artinya Pak Menteri bidang ini, saya bidang ini, itu enggak. Kita satu. Jadi satu kesatuan. Dwi tunggal. Artinya soal pembagian tugas, kami tidak ada. Karena kita satu kesatuan," ucap Sakti di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Advertisement
Dia menuturkan, sampai hari ini, semuanya seiring. Bahkan saling bertukar ide.
"So far sampai hari ini, kita seiring sampai hari ini. Saya sampaikan ide ke beliau, beliau sepakat. Ide beliau," jelas Sakti Wahyu Trenggono.
Menurut dia, apa yang menjadi kebijakan menteri akan diikutinya. Kalau ada yang sedikit keluar jalur, dia bagian untuk mengingatkan.
"Jadi apa yang jadi policy menteri, saya ikuti. Kalau policy tidak pas, saya balikin lagi," pungkas Sakti Wahyu Trenggono.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kata Prabowo
Wahyu Sakti Trenggono telah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Nantinya, Trenggono bakal berduet dengan Prabowo Subianto memimpin Kementerian Pertahanan.
Prabowo pun turut berkomentar tentang dipilihnya Trenggono sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Menurut Prabowo, Trenggono memiliki reputasi yang bagus.
"Ya, iya. Bagus, bagus. Pak Trenggono ya bagus, reputasinya bagus," singkat Prabowo di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Jumat 25 Oktober 2019.
Sebelum ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pertahanan, Wahyu Sakti Trenggono merupakan mantan Bendahara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin.
Trenggono mengaku, diminta Jokowi untuk mengembangkan sektor industri pertahanan.
"Pagi ini dipanggil presiden untuk bantu Kemenhan dalam rangka mengembangkan sektor industri pertahanan," kata Trenggono di Istana Kepresidenan, Jumat 25 Oktober 2019.
Hal ini, kata Trenggono, untuk menjawab visi presiden di sektor industri pertahanan agar dapat dikembangkan lebih baik.
Advertisement