Liputan6.com, Jakarta - Menengadahkan tangan, pasang muka memelas, dan baju lusuh adalah hal yang biasa dilakukan pengemis tajir Muklis Muctar Besani untuk meminta belas kasihan orang lain demi rupiah-rupiah. Â
Namun, tak pernah terbayang jika pria 65 tahun itu punya uang Rp 194,5 juta.
Pengemis tajir bukan fenomena baru di Indonesia. Bahkan, ada pengemis di Aceh yang tepergok menaiki sedan mewah usai meminta belas kasihan orang lain.Â
Advertisement
Kini, Muklis tengah jadi sorotan publik. Setelah terjaring petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan, dia ketahuan membawa uang ratusan juta rupiah.Â
Seperti apa sepak terjang Muklis si pengemis tajir saat beraksi?Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Incar Uang Rp 2.000-3.000
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan Mursyidin mengatakan, petugas telah memantau Muklis sejak tiga bulan lalu.
Muklis tak pernah berhenti menadahkan tangan ke pejalan kaki yang melintas selama petugas membuntuti aktivitasnya.
"Kami tidak serta-merta menangkap. Kami rekam bagaimana pengemis beraksi. Biasanya di depan bank, minimarket, dan tempat-tempat yang berpotensi orang-orang memberikan uang Rp 2 ribu atau Rp 3 ribu," ucap Mursyidin saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 29 November 2019.Â
Muklis beranjak dari rumahnya di Bukit Indah Ciputat, Tangerang Selatan, pada pukul 06.00 WIB ke tempat-tempat strategis di wilayah Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama. Dia menyambangi setiap perbankan dan retail.
Ketika uang hasil mengemis yang didapat sudah lumayan banyak akan ditukarkan ke bank.
"Dari puluhan ribu menjadi ratusan ribu, sehingga uang dia bagus-bagus," ucap dia.
Advertisement
Bukan yang Pertama
Menurut Mursyidin, ini bukan yang pertama kali Muklis terciduk petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan. Pada 2017 lalu, Muklis juga pernah tertangkap dengan bukti uang Rp 86Â juta.
Setelah diamankan dan dilakukan pembinaan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Panti Sosial Bina Insani Kedoya, Jakarta Selatan, selama 21 hari.Â
Usai dilakukan pembinaan, dia dijemput keluarganya. Â
"Yang pertama kami masukkan ke panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, kemudian kami hubungi keluargannya. Setelah dibina, sanak keluarga menjemput ya dipulangkan. Singkat cerita mereka membuat pertanyaan tidak mengemis. Tapi nyatanya tidak demikian," ucap dia.
Selalu Bawa Tas Ransel
Selama pembinaan, Mukhlis diberi bimbingan dan pembinaan agar tidak lagi mengulangi perbuatannya menjadi pengemis.
"Tapi ternyata dia turun lagi, sekarang uangnya justru bertambah jadi 194,5 juta," kata Mursidin.
Mukhlis kemana-mana selalu membawa tas ransel setiap mengemis di wilayah Gandaria. Uang senilai Rp 194,5 juta tersebut disimpan dalam tas ranselnya.
"Kali ini kita tetap akan kirim kakek Mukhlis ke panti sosial untuk dilakukan pembinaan sesuai peraturan yang ada," kata Mursyidin.
Advertisement