Liputan6.com, Jakarta - Politisi Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, Airlangga Hartarto terus menggalang dukungan jelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Salah satunya dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar.
"Pak Airlangga itu dalam seminggu ini memang membangun komunikasi dengan seluruh ketua DPD provinsi dan kabupaten kota," kata Doli, Senin (2/12/2019).
Baca Juga
Langkah ini, kata dia, juga menjadi upaya ketua umum Golkar ini untuk menjalin komunikasi yang intensif dengan DPD.
Advertisement
"Sekarang kita mau membuat tradisi baru, komunikasi ketua umum itu harus juga terjadi dengan ketua-ketua DPD kabupaten kota," ucap loyalis Airlangga Hartarto ini.
"Nah, terutama menjelang Munas ini kan saya kira kita ingin membahas membicarakan juga tentang mau dibawa ke mana Golkar lima tahun ke depan," imbuh dia.
Doli menilai, langkah Airlangga tersebut positif dan wajar jelang Munas. Komunikasi terkait visi dan program-program kerja memang sudah selayaknya dilakukan oleh calon Ketum.
"Jadi, harus ada penyampaian gagasan gagasan harus ada diskusi-diskusi tentang visi tentang program. Jadi saya kira apa yang dilakukan oleh Pak Airlangga itu kan positif-positif saja buat Golkar. Jadi Munas ini harus diisi dengan hal-hal positif bukan hanya sekedar pertarungan atau kompetisi merebut Ketua Umum," Doli menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bantah DPD Golkar Dipaksa Dukung Airlangga
Â
Pendukung Airlangga Hartarto membantah adanya intimidasi dan pemaksaan terhadap pengurus DPD II demi kepentingan Munas Golkar. Sebab dukungan yang diterima Airlangga murni merupakan aspirasi DPD ketika pertemuan DPD II di Bali.
"Tidak ada pemaksaan, kalau dipaksa kan mereka pasti enggak mau datang. Alhamdulillah datang semua itu kemarin," kata Politisi Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, Senin (2/12/2019).
Dia mengatakan pertemuan tersebut merupakan upaya Airlangga untuk memperkuat tradisi komunikasi di internal partai beringin tersebut. "Nah, bahwa kemudian mereka menyatakan dukungan kepada Pak Airlangga, ya saya kira itu kan aspirasi yang datang dari mereka. Sekarang kan era ini era terbuka, era yang demokratis," tegas Doli.
Karena itu, dia sekali lagi menegaskan bahwa dukungan yang diberikan oleh DPD II dalam pertemuan di Bali tersebut merupakan aspirasi mereka sendiri tanpa adanya paksaan.
"Jadi, saya kira enggak ada lah orang yang mau ditekan-tekan kalau mereka mau dipaksa saya kira mereka enggak datang dan tidak menyuarakan dukungan ke pak Airlangga. Tetapi faktanya, dalam diskusi itu mereka menyampaikan dukungan dan meminta kembali Pak Airlangga jadi Ketua Umum. Mereka kita undang, kalau mereka merasa dipaksa kan mestinya tidak datang," ucap dia.
Doli mengaku tak habis pikir dengan sejumlah tuduhan yang dilontarkan kubu Bambang Soesatyo. Sebab semua langkah Airlangga selalu dinilai negatif di mata kompetitor.
"Saya bingung juga ini, semua apa yang dilakukan Pak Airlangga dibilang tidak fair, kemudian tidak adil, tidak demokratis, ginilah, saya kira siapapun yang ingin menjadi caketum saya kira ikuti saja aturan main yang sudah ditetapkan oleh panitia penyelenggara dan itu semua pasti berdasarkan AD/ART," tegas Doli.
Setiap calon Ketua Umum, kata dia, bisa menjalan langkah-langkah untuk menggalang dukungan jelang Munas. Jadi tidak perlu dipersoalkan jika sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Dan ini kan terbuka, enggak ada juga yang larang si kandidat itu untuk mengundang senior-senior enggak ada juga yang larang mereka undang DPD-DPD. Kita juga tahu kok. Ada kandidat yang undang DPD-DPD II yang lain. Toh kita juga enggak ada persoalkan. Kenapa ketika Pak Airlangga mengundang DPD II dipersoalkan? Ngundang senior dipersoalkan? Gitu loh," imbuhnya.
Â
Merdeka: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka
Advertisement