Sukses

Korlantas Siagakan 160 Ribu Personel Amankan Lalin Natal dan Tahun Baru

Korlantas Polri akan menggelar operasi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yang bersifat kemanusiaan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Istiono memastikan, pihaknya siap mengamankan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Jenderal bintang dua itu menjelaskan, Korlantas Polri akan menggelar operasi Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 yang bersifat kemanusiaan.

"Tadi sudah saya sampaikan operasi Natal dan Tahun Baru adalah operasi kemanusiaan. Jadi kami mengutamakan tindakan pencegahan dan imbauan yang kami prioritaskan kepada pengguna jalan agar berjalan lancar dan semuanya," kata Istiono di sela-sela rapat gabungan Korlantas, Kemenhub, Kemendes PDTT, dan lainnya dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019).

Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1987 itu mengatakan, personel yang disiapkan kurang lebih 160 ribu.

"Lebih kurang itu sekitar 8500 untuk personil Polri, perkuatan lain sekitar 70 ribu lebih dari berbagai wilayah di Indonesia yang kami libatkan," katanya.

Istiono memprediksi puncak kepadatan lalu lintas saat libut Natal dan Tahun Baru akan terjadi 21-22, 25, 28 dan 29 Desember 2019.

"Kami prediksi terjadi kepadatan di sana. Oleh karena itu gelar pasukan yang akan kami laksanakan tanggal 20 Desember," ujarnya.

Setelah itu, lanjut dia, pasukan akan disebar untuk bersiaga pada titik-titik yang sudah ditentukan termasuk lokasi pelayanan publik. "Semua jalur pengamanan, semua lini kami akan lakukan," tegasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Titik Kemacetan

Istiono menjelaskan, ada titik konsentrasi yang diamankan seperti jalur tol dan non-tol, lokasi wisata, pusat perekonomian, tempat-tempat ibadah dan juga termasuk jalur-jalur pelabuhan maupun bandara.

"Itu tempat-tempat kosentrasi sasaran yang harus kami lakukan fokus pengamanan untuk kami jamin tertib dan berjalan aman di sana," ujarnya.

Mantan Kapolda Bangka Belitung itu menambahkan, pihaknya sudah memetakan titik konsentrasi yang biasanya terjadi kemacetan. Misalnya penumpukan kendaraan ada di rest area, persinggungan di titik-titik bottle neck dan lainnya.

"Misalnya akan diperlakukan elevelated 15 Desember dari jalur km 10 sampai km 48, itu terjadi penumpukan sedikit saja di situ," katanya.

Selain tol, kata dia, titik kemacetan di jalur non-tol juga sudah diprediksi. Antara lain, dia menyebut kemacetan pasti terjadi di jalur Nagreg. "Itu pasti akan terjadi pemadatan," katanya.

Pun demikian di jalur wisata pasti terjadi peningkatan arus lalu lintas dan kemacetan. "Ya pasti terjadi karena semua mengarah pada satu titik. Bulan kemacetan sebenarnya tetapi antrean kepadatan yang terjadi di sana. Wajar saja," paparnya.