Sukses

Isu Intervensi Istana di Munas Golkar Dinilai Bisa Rugikan Jokowi

Dia pun menuturkan, jika sudah ada yang kecewa, maka bisa menyebabkan gejolak politik.

Liputan6.com, Jakarta - 'Tangan Istana' disebut-sebut ikut bermain dalam pertarungan calon ketua umum di Munas Golkar. Sejumlah menteri Jokowi bahkan disebut mempengaruhi pemilik suara di Munas untuk memilih Airlangga Hartarto.

Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo mengatakan, seharusnya pemerintah dalam hal ini netral. Dan ini idealnya.

Pasalnya, masih kata dia, jika tidak netral, maka bisa saja menimbulkan kekecewaan kepada faksi yang ada di tubuh partai berlambang pohon beringin itu. Di mana, saat ini seluruh kader Golkar menaruh kepercayaan kepada Presiden Jokowi.

"Memang sebaiknya dan idealnya Presiden mestinya netral. Karena jangan sampai kemudian kekecewaan dari faksi yang ada di dalam Golkar," kata Karyono kepada wartawan, Senin (2/12/2019).

Dia pun menuturkan, jika sudah ada yang kecewa, maka bisa menyebabkan gejolak politik.

"Kalau ada yang kecewa, bisa menimbulkan gejolak politik. Meskipun, tidak terlalu besar. Ini menimbulkan kegaduhan politik, kebisingan politik, kegaduhan publik," tukasnya.

Bahkan, masih kata dia, jika rasa kekecewaan akibat manuver para menteri dan Jokowi dalam mendukung salah satu pasangan calon, kemudian menimbulkan perpecahan, maka yang jelas dirugikan adalah pemerintah. Dalam hal ini Jokowi sendiri.

"Secara tidak langsung Presiden dirugikan, karena Golkar adalah partai pendukung pemerintahan," pungkasnya.

Sebelumnya, menteri Jokowi disebut turun tangan untuk memastikan kemenangan Airlangga Hartarto dalam Munas Golkar. Empat menteri Jokowi itu adalah Luhut Pandjaitan, Agus Gumiwang Kartasasmita, Pramono Anung dan Pratikno.

Mereka disebut-sebut berperan mengumpulkan para DPD I Partai Golkar. Para pemilik suara di Munas itu dikumpulkan di Hotel Keraton, Jalan MH Thamrin, Jakarta belum lama ini. 34 DPD I Golkar dikabarkan hadir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tendensius

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membantah ada intervensi dari pihak Istana dalam persaingan calon ketua umum Golkar. Menurutnya, tudingan tersebut tendensius.

"Ini pertanyaan tendensius," kata Airlangga di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin 2 Desember 2019.

Dia menepis kabar tiga menteri campur tangan agar Airlangga menang di Munas Partai Golkar. Airlangga menyebut, kemenangan di Munas ditentukan oleh pemilik suara yaitu DPD I dan DPD II.

"Ini lagi tidak kurang paham, apa makna musyawarah nasional, kurang paham AD/ART. Pemegang suara adalah DPD I ada DPD II," ucap Airlangga.

Dirinya mengingatkan supaya kubu lawan tidak membuat narasi macam-macam. Terlebih soal syarat dukungan minimal 30 persen suara untuk caketum Partai Golkar.

"Jadi, kita biasa-biasa saja, konsentrasi kepada munas, jangan mengembangkan narasi-narasi lain, karena pengembangan narasi lain, ya ketua umum Golkar ini paham, arahnya ke mana. Jadi, kita kembali kepada mekanisme demokrasi, dan jangan keluar dari mekanis," ucap Airlangga.