Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan membantah tuduhan kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) bahwa dirinya menekan DPD I untuk mendukung bakal calon ketua umum, Airlangga Hartarto di Muasyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
"Nggak ada tuh, kenapa tekan-tekan, saya kan kader Golkar," kata Luhut di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Tak hanya Luhut, Menteri Sekretaris Negara Pratikno juga membantah tuduhan serupa. Pratikno sempat disebut-sebut sebagai salah satu menteri Kabinet Indonesia Maju yang menelepon DPD I untuk mendukung Airlangga di Munas Golkar.
Advertisement
"Apa urusanku sama mereka? Apa urusanku? Kacau kamu. Memang aku pernah orang partai?" kata Pratikno di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (29/11).
Dia pun berkilah tak tahu bahwa yang bisa memilih suara itu adalah DPD Golkar. Bahkan, Pratikno mengklaim baru mengetahuinya.
"Yang milih siapa Golkar itu? Yang milih? DPD kan. Aku enggak tahu enggak tahu siapa DPD. Ini baru tahu yang milih DPD," ungkapnya.
Setali tiga uang dengan Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga membantah. Politikus PDI Perjuangan ini menegaskan tak ikut campur dalam Munas Golkar.
Pram, sapaan dia, merasa tak pernah berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan pengurus DPD Golkar. Dia juga menegaskan, tak pernah bertemu dengan DPD I partai beringin itu di sebuah hotel.
Pihak Istana, kata dia, sama sekali tidak punya kepentingan apapun di Munas Golkar. Pun dugaan ada titah dari Presiden Joko Widodo untuk memenangkan Airlangga.
"Pasti tidak benar, Saya ketemu DPD Golkar saja tidak pernah. Dan Munas Golkar, kita tidak pernah campur tangan, Enggak ada urusannya," kata Pramono.
Â
Campur Tangan Menteri
Sebelumnya, loyalis bakal calon ketua umum Partai Golkar Bamsoet, Syamsul Rizal menduga ada campur tangan menteri Kabinet Indonesia Maju dalam proses pemilihan Ketua Umum Golkar. Kata dia, empat menteri Jokowi menekan DPD Golkar untuk memilih bakal calon ketua umum partai petahana Airlangga Hartarto.
"Jadi ada pembantu presiden, saya enggak mau sebut nama tapi ada tiga pembantu presiden yang telepon DPD-DPD dan ketua-ketua DPD I dan kepala-kepala daerah untuk pilih Airlangga," kata Syamsul di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Rabu (27/11).
Syamsul mengatakan empat menteri ini tidak semuanya berasal dari partai politik. Mereka ada yang berasal dari Partai Golkar, akademisi dan partai lain. Empat menteri Jokowi itu adalah Luhut Pandjaitan, Agus Gumiwang Kartasasmita, Pramono Anung dan Pratikno.
"Tapi yang muncul sangat santer itu adalah Pak Pratikno. Mensesneg," ungkapnya.
Â
Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com
Advertisement