Liputan6.com, Jakarta - Bambang Soesatyo atau Bamsoet memutuskan untuk mundur dari bursa pencalonan Ketua Umum Partai Golkar. Keputusan Bamsoet ini cukup mengagetkan.Â
Sebab, mundurnya Bambang Soesatyo hanya selang beberapa jam sebelum pembukaan musyawarah nasional atau munas Partai Golkar tadi malam, Selasa, 3 Desember 2019.
Bamsoet mundur usai melakukan pertemuan tertutup dengan Airlangga Hartarto, Aburizal Bakrie atau Ical, dan Luhut Binsar Panjaitan. Pertemuan digelar sekitar 30 menit di Kantor Kementerian Kemaritiman dan Investasi.
Advertisement
Salah seorang petinggi Golkar yang dekat dengan Bamsoet mengungkap isi pertemuan empat tokoh partai beringin tersebut.
Dalam diskusi itu, Luhut yang kini menjabat sebagai Menko Kemaritiman menyatakan, dirinya membawa pesan dari Presiden Jokowi. Berikut ulasannya:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perintah Jokowi
Luhut Binsar Panjaitan disebut meminta Bamsoet untuk mundur dari pencalonan Ketua Umum Partai Golkar. Luhut mengaku, diperintah Jokowi untuk meminta Bamsoet mundur segera.
"Luhut tentu bukan mewakili dirinya sendiri," jelas sumber itu seraya mengiyakan bahwa maksud kalimat itu Luhut mewakili Istana.
Sumber ini juga mengatakan, Luhut meminta Munas Golkar harus berjalan musyawarah mufakat tanpa adanya voting. Jokowi menghendaki Airlangga yang menjadi ketua umum.
"Jokowi yang minta melalui Luhut," tegas mantan pejabat negara ini.
Â
Advertisement
Klarifikasi Luhut
Saat dikonfirmasi perihal informasi tersebut, Luhut tegas membantah. Dia mengatakan, tidak ada perintah Istana dalam dinamika politik jelang pembukaan Munas Golkar.
"Enggak ada. Arahan kami saja untuk Golkar. Tidak ada yang menekan-nekan," jawab Luhut saat dikonfirmasi merdeka.com.
Luhut menceritakan lobi ini sudah terjadi sejak pertemuan DPD I dan DPD II Golkar pro Airlangga di Tangerang semalam.
"Kami ketemu kemarin malam, di Bumi Serpong Damai, kita ngobrol-ngobrol, ngomong-ngomong, terus akhirnya ketemu tadi. Terus janjian, kami sepakat ketemu tadi," tambah Luhut.
Kenapa Jokowi Pilih Airlangga?
Sumber ini kembali menyebutkan, Bamsoet tak punya pilihan lain ketika diperintah Luhut. Ketua MPR itu juga sudah mengecek langsung klaim Luhut itu benar atau tidak perintah Istana. Rupanya benar.
Lalu kenapa Jokowi lebih pilih Airlangga ketimbang Bamsoet?
"Karena sama-sama orang Solo dan alumni UGM. Kedua, Airlangga memang penurut tapi tidak ada ada pengalaman di partai," kata sumber ini yang kecewa atas keputusan Bamsoet.
Advertisement
Jokowi Sering Membantah
Jokowi sudah berkali-kali selalu dikaitkan dengan kontestasi Munas Golkar. Berkali-kali pula, Jokowi membantah terlibat. Dia menyerahkan sepenuhnya pertarungan ini kepada internal Golkar.
Sebelumnya, kubu Bamsoet juga menuding ada keterlibatan Mensesneg Pratikno dan Seskab Pramono Anung dalam Munas Golkar. Keduanya dituding mengumpulkan DPD I dan DPD II Golkar untuk mendukung Bamsoet. Namun, tuduhan itu telah dibantah keduanya. Jokowi pun membela para menterinya.
"Urusan intenal Golkar. Munas urusan internal Golkar dan sebagai partai besar memiliki partai yang panjang enggak mungkin di intervensi menteri. Itu isu yang biasa dalam politik. Ya masa Setneg bisa intervensi jago atau setkab apa urusannya!" kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2019.
Terkait Munas pun dia tidak ikut campur dalam hal tersebut. Jika ada menteri yang ikut serta dalam partai kata dia, para menteri tergabung dalam Golkar.
"Munas Golkar urusannya partai. DPD dibuka. Berbicara mengenai ini urusan munas urusan internal. Kalau misalnya Menteri Pak Luhut kan Golkar, Agus Gumiwang kan Golkar," kata Jokowi.
Bamsoet Menjawab
Sementara itu, Bamsoet menegaskan, tidak ada tekanan apapun terhadap keputusannya yang mundur dari pencalonan ketua umum di Munas Golkar. Soal lobi, Bamsoet menjawab sambil tertawa.
"Lobinya Pak Luhut saja sama Pak Airlangga, haha," jawab Bamsoet.
Dia mengatakan, ini bukti kehebatan Golkar. Ketika para senior sudah turun tangan, maka para pemuda harus mengikuti apa yang diinginkan senior tersebut.
"Inilah cara Partai Golkar menyelesaikan masalah. Ketika senior kumpul dan menyampaikan saran pendapat, kami yang muda pasti patuh. Itulah cara Golkar menyelesaikan persoalan setajam apapun. Kami hormati Pak Ical sebagai ketua dewan pembina, Pak Agung sebagai ketua dewan pakar, kami hormati Pak Akbar Tanjung sebagai ketua dewan kehormatan dan Pak Luhut sebagai tokoh Partai Golkar," kata Bamsoet.
Â
Reporter : Randy Ferdi Firdaus
Sumber : Merdeka.com
Advertisement