Liputan6.com, Jakarta - Wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) santer berhembus. Hal itu menarik perhatian Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla yang memberikan komentarnya usai menyandang gelar doktor kehormatan bidang mutu pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP).
JK bercerita, sebelum adanya UN, dulu ada sistem pengujian bernama Ebtanas atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional. Pada sistem ini kelulusan siswa dikatakannya menggunakan rumus 'dongkrak'.
Baca Juga
"Sehingga hampir semua peserta didik diluluskan, akibatnya mutu pendidikan terus menurun, padahal Tuhan memberikan kemampuan otak sama dengan orang Amerika atau Jepang, yang beda hanya siapa yang belajar dengan baik dan siapa yang kurang belajar," kata JK di Auditorium UNP, Padang, Kamis (5/12/2019).
Advertisement
JK lalu melontarkan tanya, mengapa anak-anak Indonesia kurang belajar? Jawabannya karena sistem 'dongkrak' yang menggampangkan pelajar Indonesia dengan jaminan lulus.
"Para pejabat seperti bupati, wali kota juga menekan sekolah pada peran guru agar meluluskan murid-muridnya, akhirnya anak-anak merasa tak perlu belajar, toh pasti lulus juga," kritik JK.
Dia melanjutkan, di tahun 2003, Kementerian Pendidikan akhirnya meluncurkan sistem ujian akhir nasional sebelum disempurnakan menjadi ujian nasional pada 2005 yang diharapkan menjadi basis standar mutu merata di seluruh Indonesia.
JK pun yakin dengan sistem Ujian Nasional bisa menguji kemampuan pengetahuan siswa yang sudah yang seharusnya.
"Kenapa harus ada standar nasional? Karena kalau tidak, kita punya standar berbeda dan itu berbahaya, mutu berbeda maka ada gap dan kesenjangan mutu pendidikan satu daerah ke daerah lain," beber JK.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Berjalan Mulus
Munculnya Ujian Nasional diakui JK tak berjalan mulus. Tercatat pada awal penerapannya, 18 persen pelajar dinyatakan tidak lulus ujian. Namun dari tahun ke tahun seiring evaluasi banyak perubahan diciptakan lewat Ujian Nasional.
"Evaluasi bisa dilihat, dilihat perkembangannya, ini yang perlu menjadi catatan," JK menandasi.
Advertisement