Sukses

Ma'aruf Amin Sebut Kemiskinan dan Radikalisme Jadi Tantangan Umat Islam

Menurut Ma'ruf, untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi.

Liputan6.com, Padang - Wakil Presiden Ma'aruf Amin mengatakan, tantangan utama umat Islam saat ini adalah menekan angka kemiskinan dan ketimpangan serta mencegah penyebarluasan radikalisme dengan menggunakan simbol-simbol agama.

Wapres menyampaikan hal tersebut saat menghadiri pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) dan Milad ke-29 ICMI 2019 yang bertajuk 'Penguatan Nasionalisme dan Pengembangan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045' di Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, Jumat 6 Desember 2019 

Menurut Ma'ruf, untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah sudah menyiapkan strategi, di antaranya pembangunan sumber daya manusia unggul, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, dan transformasi ekonomi.

Ma'ruf menyebut bahwa pemerintah telah menempatkan Pembangunan SDM Unggul sebagai prioritas pertama.

"Hal ini juga sejalan dengan tema Silaknas yaitu Penguatan Nasionalisme dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul Menuju Indonesia Emas 2045," katanya.

Saat ini, Ma'ruf menambahkan, tingkat kemiskinan mengalami penurunan mencapai 9,41 persen pada Maret 2019. Namun masalah kemiskinan dan ketimpangan masih merupakan masalah utama yang perlu dihadapi. Sebab, sebagian besar masyarakat miskin berasal dari kalangan umat.

"Saya berpandangan bahwa kemiskinan dan ketimpangan itu harus dihilangkan melalui kekuatan umat sendiri. Untuk itu sangat penting untuk terus mendorong pelibatan seluruh umat dalam kegiatan ekonomi," pesannya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Peran Umat Islam Tangkal Radikalisme

Ma'ruf mengaku, kegiatan ekonomi umat saat ini masih tertinggal. Oleh sebab itu keterlibatan umat yang semakin besar dalam kegiatan ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan terutama kelompok lapisan masyarakat terbawah.

"Dengan demikian pada satu waktu dapat mengurangi lebarnya kesenjangan ekonomi di negara kita," jelasnya.

Selain itu, Ma'ruf juga menyinggung, maraknya penyebaran paham radikal yang memanfaatkan atribut dan simbol-simbol Islam.

"Umat Islam, sebagai mayoritas umat beragama di Indonesia, memiliki peran dan tanggungjawab paling besar dalam memerangi radikalisme ini," ucapnya.

Ma'ruf berpendapat, keberhasilan memerangi radikalisme, akan sangat ditentukan oleh keberhasilan umat Islam dalam memerangi cara berpikir radikal itu sendiri.

"Sebagai organisasi cendekiawan, saya memandang ICMI memiliki peran yang sangat besar dalam upaya memerangi radikalisme tersebut. Saya mengharapkan agar ICMI dapat bersama-sama dengan pemerintah terus menyampaikan pesan-pesan positif dalam berbagai kesempatan," Ma'aruf menambahkan.

 

(Novia Herlina)