Liputan6.com, Jakarta Berakhir sudah karier I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau Ari Ashkara sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikannya atas dugaan penyelundupan onderdil Harley Davidson dan dua sepeda Brompton yang didatangkan dari Prancis.
"Saya sebagai Kementerian BUMN, akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda Indonesia," ujar Erick di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.
Atas perbuatan pria kelahiran Jakarta, 13 Oktober 1971 ini, negara telah dirugikan sebesar Rp 532 juta sampai Rp 1,5 miliar.
Advertisement
Erick menduga penyelundupan yang dilakukan Dirut Garuda Ari Ashkara dilakukan secara sistemik dengan melibatkan lebih dari satu orang.
"Yang dilakukan ini kan sistemik. Dalam arti, dari dirutnya ada kerjasama ini terus. Bukan Individu. Bahkan pesawatnya aja dipakai, yang notabene, masih dalam tanda kutip, keuangan negara. Masuk ke hanggar. Itu kan sudah skenario," ucap Erick Thohir.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi sanksi tegas yang diberikan Menteri BUMN. Jokowi menilai langkah tersebut sangat tepat.
"Saya kira pesannya tegas sekali. Jangan sekali mengulang-ngulang seperti itu lagi," kata Jokowi.
Lantas, seperti apa perjalanan karier Dirut Garuda Indonesia Ari Ashkara sebelum akhirnya dicopot Erick Thohir:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Karier
Perjalanan karier Ari Ashkara dimulai di industri perbankan pada 1994. Saat itu dia bergabung bersama Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim) yang kini telah berganti nama menjadi Bank Mandiri.
Selama 11 tahun berkarir hingga tahun 2005, dirinya pernah menduduki posisi sebagai AVP atau Assistant Vice President di perusahaan perbankan milik negara tersebut.
Di antara 2005 hingga 2014, pria kelahiran 1971 ini berpindah ke perusahaan multinasional, di antaranya bergabung di Deutsche Bank (Vice President), Barclays Investment Bank (Director), PetroSand Indonesia (Finance Director) dan ANZ Bank (Head of Natural Resources Indonesia).
Advertisement
Pendidikan
Bicara soal pendidikan, Dirut Garuda Indonesia yang belum lama diberhentikan Menteri BUMN Erick Thohir ini berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) nya di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.
Dia kemudian melanjutkan pendidikan Pascasarjana (S2) Administrasi Bisnis, Jurusan International Finance di Universitas Indonesia.
Miliki Harta Rp 37,5 Miliar
Sementara itu, berdasarkan laman laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN), yang diakses Liputan6.com, Ari Ashkara yang diduga selundupkan Harley Davidson memiliki harta senilai Rp 37,5 miliar.
Harta Ari Ashkara terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak. Untuk harta tidak bergerak, Ari Ashkara tercatat memiliki 8 bidang tanah dan bangunan yang tersebar di daerah Bogor, Bekasi, Buleleng, Denpasar, Gianyar, dan Jakarta Timur dengan nilai Rp 23.275.000.000.
Untuk harta bergerak, Ari Ashkara tercatat memiliki mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep, Mazda 6, dan Lexus dengan nilai total Rp 1.370.000.000. Harta bergerak lainnya yang dia laporkan senilai Rp 95 juta.
Ari Ashkara tak tercatat memiliki surat berharga, namun dia memiliki kas atau setara kas lainnya senilai Rp 10.441.339.665. Harta lainnya yang dia miliki tercatat senilai Rp 2.380.000.000.
Dia pun tak tercatat memiliki utang. Jadi total harta kekayaan miliknya sebesar Rp 37.561.339.665. Harta tersebut berdasarkan laporan pada 28 Maret 2019 untuk periodik 2018.
Advertisement
Dirut PT Pelindo III
Karier Ari Ashkara di perusahaan plat merah terbilang cemerlang. Dia menduduki posisi sebagai Direktur Keuangan Pelindo III pada Mei 2014.
Pada tahun 2016 ia juga pernah ditunjuk sebagai menjadi Direktur Human Capital dan Pengembangan Sistem PT Wijaya Karya.
Pada 4 Mei 2017 ia diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno sebagai Direktur Utama PT Pelindo III. Pelindo III adalah perusahaan yang mengelola dan membawahi 43 pelabuhan umum di 7 wilayah provinsi Indonesia.
Wajah Lama di Garuda
Ari Ashkara ditunjuk menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Pahala N. Mansury. Penunjukkan ini berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 September 2018.
Di Garuda Indonesia, Ari bukanlah orang baru. Sebelum ditunjuk menjadi Dirut Garuda, dia pernah menduduki jabatan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko di maskapai nasional tersebut pada Desember 2014 hingga April 2016.
Reporter: Syifa Hanifah
Sumber: Merdeka
Advertisement