Sukses

Menanti Jurus Kabareskrim Baru Tuntaskan Kasus Novel

Kapolri sebelumnya pernah menitipkan pesan untuk calon Kabareskrim baru agar bekerja cepat mengungkap pelaku penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Idham Aziz memuji kinerja Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono yang merilis aplikasi Polda Metro Jaya yang baru. Idham menyebut Gatot sebagai sosok inovatif ketimbang dirinya.

Bahkan Idham berseloroh bahwa Gatot sudah pantas pindah ke Mabes Polri.

"Saya membayangkan 1 tahun 8 bulan jadi kapolda saya tidak mampu. Pak Gatot belum setahun sudah bisa melaksanakan. Cuma 1 kata luar biasa, sudah pantas nih ke Mabes Polri," ucap Kapolri Idham Azis, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis 5 Desember 2019.

Pernyataan Kapolri ini pun mengundang spekulasi baru. Apakah Gatot bakal diberi tugas sebagai Kabareskrim baru lantaran posisi ini sebulan kosong setelah ditinggal Idham menjadi Kapolri sejak 1 November 2019.

Namun hal itu terbantahkan setelah muncul surat telegram Polri pada esok harinya. Dalam surat bernomor ST/3229/XII/KEP./2019 tertanggal 6 Desember 2019 itu berisi rotasi jabatan anggota Polri. Disebutkan jabatan Kabareskrim diisi oleh Irjen Listyo Sigit Prabowo.

Irjen Listyo Sigit merupakan lulusan Akademi Polisi atau Akpol 1991 silam. Ia lulus S2 di Universitas Indonesia. Tesis yang diambil saat itu tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo.

Pria kelahiran Ambon, Maluku pada 5 Mei 1969 ini rupanya pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi. Tepatnya pada 27 Oktober 2014, Irjen Listyo Sigit Prabowo ditunjuk sebagai ajudan Jokowi.

Tak hanya itu, pada 2009 silam, ia menjadi Kapolres Pati. Kemudian pada 2010, Listyo Sigit menjabat Kapolres Sukoharjo.

Penunjukan Listyo Sigit mendapat respons positif dari Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. Dia melihat Sigit punya jam terbang cukup panjang.

"Beliau punya kapasitas dan jam terbang yang cukup, dimana pernah menjabat di beberapa pos strategis," kata Azis di Jakarta, Jumat 6 Desember 2019.

Azis harap kabareskrim baru dapat memberikan rasa adil bagi pencari keadilan dengan mekanisme hukum acara yang berlaku.

"Pak Sigit punya pengalaman sebagai kasubdit di bareskrim dan Direskrim Polda, jadi tentu beliau sudah memahami dan mumpuni," ucapnya.

Politikus Partai Golkar itu harap Sigit bisa menyelesaikan kasus prioritas yaitu narkotika, radikalisme, separatisme. Termasuk kasus yang menyita perhatian publik.

"Termasuk (kasus Novel Baswedan)," tandasnya.

Selain itu, ucapan selamat juga disampaikan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif. Dia menyambut baik penunjukan Irjen Listyo Sigit sebagai Kabareskrim Polri yang baru menggantikan Idham Azis.

"Selamat kepada Pak Listyo atas kepercayaan yang diberikan oleh negara untuk menjadi Kabareskrim," ujar Laode Syarif di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 6 Desember 2019.

Laode Syarif berharap, terpilihnya Listyo Sigit sebagai Kabareskrim Polri membuat kerja sama antara kedua lembaga penegak hukum ini menjadi lebih baik.

"Yang kedua, kami berharap bahwa kerja sama antara KPK dengan Polri akan menjadi lebih bagus lagi ke depannya dengan terpilihnya beliau sebagai Kabareskrim," kata Laode Syarif.

Laode Syarif juga tak lupa menitipkan pesan agar Listyo segera mengungkap kasus teror air keras yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan. Sebab, pengungkapan kasus Novel ada di satuan yang tengah dipimpin Listyo.

Tak hanya kasus Novel, Laode Syarif juga berharap pelaku teror bom di kediamannya segera terungkap agar tidak ada lagi kejadian seperti itu di kemudian hari.

"Kita juga berharap bahwa Kabareskrim baru akan segera menyelesaikan kasus yang menimpa Mas Novel dan termasuk kasus yang lempar bom di rumah saya, dengan yang pasang bom di rumahnya Pak Agus, ya kita berharap oleh Kabareskrim yang baru bisa segera diselesaikan," kata Laode Syarif.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Janji Kabareskrim Baru

Sementara itu, Listyo Sigit mengakui ada sejumlah tugas yang sudah menantinya. Termasuk kasus-kasus warisan dari kabareskrim terdahulu yang belum rampung.

Dia pun sadar akan tugas-tugas sebagai Kabareskrim tersebut.

"Terima kasih atas amanah yang diberikan, banyak tugas baru yang harus dikerjakan, utamanya dalam bidang penegakan hukum," kata Sigit, seperti dilansir Antara, Jumat (7/12/2019).

Dia juga berjanji melaksanakan tugas kabareskrim dengan sebaik-baiknya. "Saya akan melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya," ujar Sigit.

Kapolri Idham Azis sebelumnya pernah menitipkan pesan untuk calon Kabareskrim baru. Yakni bekerja cepat dalam mengungkap pelaku penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan.

"Untuk segera mempercepat pengungkapan kasus Novel Baswedan," ucapnya.

Dua tahun sudah kasus penyiraman air keras yang dialami penyidik KPK Novel Baswedan tak kunjung terungkap. Kasus ini berawal pada 11 April 2017 lalu, segala cara dan upaya untuk membongkar kasus ini sudah dilakukan.

Mulai dari membentuk tim khusus hingga melibatkan masyarakat. Namun hingga kini polisi belum juga berhasil mengungkap siapa pelakunya.

Belum adanya titik terang dalam kasusnya membuat Novel Baswedan tidak tahu upaya seperti apa lagi yang patut dilakukan guna mempertanyakan kejelasan kasus yang terjadi dua tahun lalu itu.

"Pak Jokowi sudah tiga kali ngasih deadline, kita tunggu aja kita lihat. Enggak tahu mau ngomongin apa lagi," ujar singkat Novel seusai mengisi acara yang digagas Turun Tangan Jakarta, Sabtu (9/11).

Kuasa Hukum Novel Baswedan menilai Kapolri Jenderal Idham Aziz tak serius mengusut kasus penyiraman dialami penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.

Kuasa Hukum menyinggung sepak terjang Jenderal Idham Aziz sejak menjabat Kapolda Metro Jaya hingga dipercaya menjadi ketua tim teknis pengusutan kasus Novel Baswedan saat menjadi Kabareskrim tak kunjung tuntas.

"Idham Aziz masih ketua tim biar dia Kapolri, ya kalo dia ngomong akan ada Kabareskrim baru diselesaikan omong kosong itu, dia kagak mau ngungkap juga," kata salah satu kuasa hukum Novel Baswedan, Saor Siagian saat dihubungi merdeka.com, Selasa (4/12).

Sementara itu Anggota Komisi III Fraksi Gerindra Habiburokhman mengatakan semua pihak pasti ingin segera mengungkapa kasus Novel Baswedan. Dia mengatakan, tidak bisa memaksakan kepolisian untuk mengumumkan hasil penyidikan dalam waktu dekat ini.

"Kalau segera atau tidak kan konteks relatif. Tapi tanggalnya harinya segala macem tidak bisa kita paksakan. Pasti mereka mau segera juga bukan hanya anda bukan hanya saya. Pak Kapolri pasti segera tapi dia mau pas-pas dulu liat perkembangannya gimana sehingga saat disampaikan ke masyarakat sudah engga debatable lagi," ujar Habiburokhman.

Tetapi, Habiburokhman mendorong kepolisian mengungkapnya untuk kebaikan insitusi. Lantaran kasus yang terkatung selama dua tahun tersebut menjadi sorotan publik.

"Saya pikir kan sudah progres tinggal diumumkan kita pengen apa namanya itu kan PR jadi beban. Tentu bagi kebaikan polri sendiri bagi kebaikan pemerintah kita sendiri baiknya memang dituntaskan," ucapnya.

Habiburokhman tidak masalah jika kasus itu terkatung karena dianggap politis. Dia masih percaya penegak hukum dapat menyelesaikan kasus ini.

"Tapi kita lihat percaya penegak hukum kita masih bisa menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai perundangan yang berlaku," sebutnya.