Sukses

4 Kontroversi Ari Askhara Semasa Jabat Dirut Garuda Indonesia

Pencopotan Ari Askhara sebagai Dirut PT Garuda Indonesia itu rupanya mendapat dukungan dari lkatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).

Liputan6.com, Jakarta - I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara sudah tidak lagi menjabat sebagai Direktur Utama atau Dirut Direktur Utama PT Garuda Indonesia.

Ari Askhara diberhentikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir atas dugaan penyelundupan onderdil Harley Davidson dan dua sepeda Brompton yang didatangkan dari Prancis.

Pencopotan Ari Askhara sebagai Dirut PT Garuda Indonesia itu rupanya mendapat dukungan dari lkatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI).

"Selama ini kinerja Ari Askhara di Garuda selalu kontroversi," kata Ketua Umum IKAGI Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat, 6 Desember 2019.

Menurut Zaenal, Askhara kerap membuat kebijakan kontroversi yang merugikan banyak pihak. Mulai dari perusahaan, anak perusahaan, karyawan sampai masyarakat sebagai penumpang.

Berikut ragam kontroversi yang dihadirkan Ari Askhara selama menjabat sebagai Dirut PT Garuda Indonesia:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Ubah Rute Penerbangan

Ketua Ikatan Keluarga Garuda Indonesia (IKAGI) Zaenal Muttaqin membeberkan kesewenang-wenangan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) I Gusti Ngurah Askhara atau bisa disapa Ari Askhara.

Askhara pernah mengubah rute perjalanan Jakarta-Amsterdam menjadi Jakarta-Denpasar-Medan dan Amsterdam. Perubahan rute ini membuat awak kapal bekerja lebih lama dari jadwal penerbangan seharusnya.

"Perjalanan ini jadi sangat panjang sekali dan itu merugikan kami sebagai awak kapal," kata Zaenal di Jakarta, Jumat, 6 Desember 2019.

Panjangnya rute ini membuat awak kabin kelelahan. Masa istirahat pun tetap sama yakni 12 jam. Rentang waktu ini pun sudah termasuk perjalanan transportasi dari bandara menuju tempat istirahat.

3 dari 5 halaman

Laporan Keuangan Merugi dan Perlakuan Tak Adil

Kasus kontroversial yang dilakukan Askhara diantaranya dugaan pemalsuan laporan keuangan tahun 2018 yang rugi menjadi untung. Lalu ada pula suguhan live music akustik di pesawat.

Zaenal membeberkan, Ari Askhara berlaku tidak adil pada karyawan dan awak kabin yang tergabung dengan serikat kerja IKAGI.

Di antaranya menghentikan iuran anggota, mempersulit terjadinya Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dan melarang terbang (grounded) para pengurus serikat pekerja.

Selain itu, Askhara juga diduga melakukan PHK terhadap beberapa awak kabin tanpa dasar yang jelas. 

Tak hanya itu, banyak awak kabin pengurus serikat kerja dilarang terbang semenjak Ari Ashkara menjabat. Padahal, jam terbang ini menentukan jumlah penghasilan awak kabin.

4 dari 5 halaman

Banyak Karyawan Dilarang Terbang

Selain itu, Zaenal juga menuturkan, gaji awak kabin terbagi menjadi dua jenis. Upah dari gaji pokok dan upah sesuai jam terbang. Bila dilarang terbang, awak kabin tidak mendapatkan upah jam terbang.

"Kalau tidak diterbangkan tidak dapat gaji itu," ucap Zaenal.

Hal tersebut yang telah dialaminya selama empat bulan terakhir. Zaenal mengaku dilarang terbang dengan alasan yang tak jelas.

5 dari 5 halaman

Buat Harga Tiket Tak Turun

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, industri pariwisata menyambut gembira pencopotan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara atas kasus penyelundupan.

Menurut Hariyadi, selama ini Askhara menjadi salah satu penyebab harga tiket pesawat tak kunjung turun.

"Ini terus terang saya dengan adanya pergantian dirut Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI dari Sektor pariwisata gembira banget. Kita yang komplain paling berat karena dia penyebabny', karena dia menciptakan palkan kartel, dia mendikte pasar," ujar Hariyadi di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Saat menjadi pejabat Garuda Indonesia, dia menduga, ada tekanan perusahaan pelat merah tersebut terhadap agen penjualan tiket online seperti Traveloka.

"Sampai Traveloka dipencet sama dia (Dirut Garuda), segala macam, tidak fair lah," jelasnya.

 

Reporter: Harwanto Bimo Pratomo

Sumber: Merdeka.com