Liputan6.com, Jakarta - Jalan Tol Cikopo–Palimanan atau Tol Cipali menjadi ruas jalan tol ketiga terpanjang di Tanah Air yang diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, pada 13 Juni 2015 lalu.
Namun, sejak diresmikan, sejumlah kecelakaan kerap terjadi di jalan tol yang menghubungkan Purwakarta dengan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat ini. Beberapa di antaranya bahkan hingga merenggut banyak nyawa.
Ada pun penyebab kecelakaan salah satunya diduga akibat kelalaian si pengemudi.
Advertisement
Kecelakaan lainnya yang tak kalah menyita perhatian pembaca Liputan6.com dipenghujung tahun 2019 ini adalah kecelakaan maut Karawaci.
Kecelakaan maut terjadi antara truk bermuatan tanah dan mobil Daihatsu Sigra putih di Jalan Imam Bonjol, Cibodas, Karawaci, Tangerang, Banten. Empat penumpang tewas, sementara satu balita berusia 11 tahun selamat.
Berikut sederet cerita pilu dari kecelakaan maut di Tol Cipali dan Karawang yang paling banyak disorot di Liputan6.com sepanjang tahun 2019:Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kecelakaan Beruntun Tol Cipali di KM 150
Kecelakaan maut terjadi Tol Cikopo Palimanan (Cipali), Senin, 17 Juni 2019, sekitar pukul 01.00 WIB. Peristiwa nahas tersebut merupakan kecelakaan beruntun yang melibatkan Bus Safari, Mitsubishi Xpander, Toyota Innova, serta truk yang terjadi di KM 150 Tol Cipali arah Jakarta.
Sebanyak 12 orang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya luka-luka akibat kecelakaan ini. Adapun rincian korban tewas terdiri atas enam orang penumpang Expander, tiga dari Innova, dan tiga lainnya dari penumpang bus Safari.
Seorang security atau petugas keamanan yang bekerja di Jakarta bernama Amsor diduga menjadi penyebab kecelakaan di Tol Cipali terjadi.Â
Bagaimana awalnya kecelakaan tersebut bisa terjadi?
Seorang saksi menuturkan, kecelakaan maut berawal dari penyerangan seorang penumpang terhadap sopir bus Safari bernama Roni Martampubolon. Penumpang tersebut diketahui bekerja sebagai security di Gandaria Tower, Jakarta.
"Dari keterangan seorang saksi, tiba-tiba saat sopir sedang menelepon dengan kenek, ada seseorang yang datang ke tempat sopir dan kemudian terjadilah kecelakaan (di Tol Cipali)," kata Kapolda Irjen Pol Rudy di Cirebon, Senin, 17 Juni 2019.
Sebelumnya, polisi menduga kecelakaan terjadi lantaran pengemudi mengantuk atau kurang antisipasi, sehingga bus masuk median menyeberang ke jalur B. Saat itu, bus datang dari arah Jakarta menuju ke Cirebon di jalur A.Â
Lantas apa yang melatarbelakangi pelaku melakuan penyerangan tersebut?
Tes urine dilakukan untuk mengetahui apakah pelaku saat itu tengah terpengaruh narkoba atau tidak. Namun, hasilnya Amsor dinyatakan negatif narkoba dan tidak mengonsumsi barang yang terlarang.
"Kami sudah periksa urinenya negatif dan kita akan periksa kejiwaannya," tuturnya dilansir Antara.
Lewat pengakuannya kepada Irjen Rudy, pelaku meras mau dibunuh oleh kernet dan sang sopir usai mereka menggunakan telepon.
"Kita akan dalami (motifnya) dan juga (akan memeriksa) kejiwaan Amsor," kata Kapolda Irjen Pol Rudy.
Selain mengakibatkan 12 meninggal dunia, kecelakaan maut di Tol Cipali tersebut juga menyebabkan 11 orang luka berat dan 34 lainnya mengalami luka ringan.
Berikut identitas para korban yang meninggal dunia dari penumpang mobil Xpander: Heruman Taman (59), Rafi (22), Reza (22), Radit (22), Dafa (21), dan Irfan (22)
Dari penumpang mobil Innova, Wiki (21), Uki (45), Amar (37), dan Daryono (70). Sedangkan dua orang lainnya masih dalam pendataan karena tidak membawa identitas.Â
Atas perbuatannya hingga menyebabkan 12 orang meninggal dunia, Polres Majalengka menetapkan Amsor (29) sebagai tersangka kasus kecelakaan beruntun di Tol Cipali.Â
Amsor merupakan penumpang bus yang menyerang sopir bus Safari H 1469 CB hingga menyebabkan kecelakaan maut.
"Sudah ditetapkan tersangka berdasarkan hasil gelar perkara dan juga bukti yang ada dan sesuai fakta-fakta yang terjadi di lapangan," kata Kapolres Majalengka Ajun Komisaris Besar Mariyono saat dikonfirmasi, Selasa, 18 Juni 2019.Â
Mariyono menjelaskan, Amsor ditetapkan tersangka akibat perbuatannya mengganggu kendali bus yang ditumpanginya. Saat kejadian, pria yang tinggal di Cirebon itu diketahui merebut ponsel sopir hingga hilang kendali dan menabrak beberapa kendaraan.
Advertisement
Kecelakaan Karawaci
Kecelakaan maut antara mobil dan truk bermuatan tanah di Jalan Imam Bonjol, Karawaci menewaskan 4 orang. Tiga di antaranya adalah satu keluarga dan seorang lainnya merupakan driver taksi online.
Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, Kamis,1 Agustus 2019. Kecelakaan diduga dipicu sopir truk yang mengantuk.
Menurut salah satu keponakan korban bernama Ade, tiga orang keluarganya tersebut hendak ke Pasar Tanah Abang, Jakarta untuk berbelanja dagangannya. Namun nahas, di tengah perjalanan kecelakaan terjadi.
"Pedagangan di Pasar Malabar, mau belanja dagangan ke Tanah Abang," kata Ade.
Ketiga om dan tantenya meninggal dunia sementara, saudaranya yang masih bayi selamat.
Sementara salah seorang warga bernama Adi, mengaku sempat melihat truk muatan tanah itu menyerempet dan menimpa mobil tersebut.
"Truk nggak langsung mengencet, mereka sempat panik dan telepon keluarga karena ada truk yang niban. Tapi nggak lama kemudian tau-tau truknya ambles menggencet mobil itu, dan tanahnya menimbun mobil," kata Adi.
Bayi berusia 11 bulan itu berhasil dievakuasi sekitar pukul 05.00 WIB sesaat setelah kecelakaan terjadi. Bayi berinisial A itu langsung dibawa ke klinik kebidanan terdekat. Sementara, empat orang lainnya baru bisa dievakuasi sekitar pukul 09.30 WIB.
Lantas, bagaimana awal mula kejadian?
Kamis pagi itu, Jalan Raya Imam Bonjol yang belum begitu ramai dihebohkan dengan kecelakaan truk bermuatan tanah merah yang menimpa mobil Daihatsu Sigra.
Sebelum peristiwa nahas itu terjadi truk bermuatan tanah itu berasal dari Pinangsia atau arah Karawaci menuju Tangerang. Sementara, mini bus berasal dari arah Tangerang menuju Pinangsia.
"Kemudian pada saat berdekatan dengan kendaraan mini bus, tiba-tiba truk oleng yang diakibatkan dari sopir mengantuk, truk jatuh ke kanan menimpa kendaraan tersebut," tutur Kanit Lantas Polres Metro Tangerang, AKP Isa Ansori.
Akibatnya, empat orang di dalamnya yakni Fatmawati (40), Nanda Saputra (22) dan Wandi (24) serta seorang sopir Grab bernama Edi (40), terhimpit badan truk tanah. Warga yang melihat, spontan mencoba menolong dengan menggali tanah merah yang terus menumpuk.
"Kalau yang niban itu angkot pasti kita angkat bareng-bareng. Ini truk tronton muatan penuh,ya Allah, kita cuma bisa Allahu Akbar, istigfar sambil terus ngeruk tanah sebisanya," tutur Adi, salah seorang warga sekitar.
Suara rintihan sakit terdengar, seperti memberi harapan bila ada korban selamat dari kecelakaan naas itu. Sekitar 30 menit, tiba-tiba dari balik jendela belakang sopir yang sudah pecah, kedua tangan seorang ibu berusaha mengulurkan tubuh mungil berinisial A, bayi usia 11 bulan yang terus menangis histeris.
"Langsung diambil warga. Ibunya itu dari dalam masih terus ngomong 'tolong selametin anak saya' sambil terus-terusan istigfar," tutur Adi.
Semakin banyak tanah yang tumpah dari truk menimpa mobil, bdan truk pun bertambah miring dan ikut menekan mobil.
Tak kuat menahan beban truk dan tanah, rangka mobil ringsek serta menimpa 4 korban di dalamnya hingga meninggal dunia.
Barulah sekitar 4 jam kemudian atau pukul 09.30 WIB, seluruh korban berhasil dievakuasi dan jasadnya dibawa ke kamar jenazah RSUD Kota Tangerang.
Barulah pada siang harinya, polisi memastikan telah menangkap sopir truk. Serta menjadikannya tersangka atas kasus tersebut.
"Sudah kami amankan, sudah di Mapolres untuk dkmintai keterangan. Saat ini memang sudah tersangka," ungkap Kapolres Metro Tangerang, Kombes Pol Abdul Karim.
Seperti diketahui sebelumnya, sebuah truk besar bermuatan tanah oleng dan menimpa minibus yang melintas di sampingnya, Kamis 1 Agustus 2019. Kecelakaan diduga dipicu sopir truk yang mengantuk.
Lantas, bagaimana dengan kondisi Aisyah, balita yang berhasil selamat dari kecelakaan maut tersebut? Tidak ada luka serius yang dialami balita berumur 11 bulan ini.
Â