Sukses

4 Hal tentang Fadli Zon yang Kini Tak Lagi Jadi Jubir Gerindra

Dengan bergabungnya Prabowo dan Gerindra ke lingkaran kekuasaan, sikap Fadli Zon pun sempat dipertanyakan.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Fadli Zon tak bisa dilepaskan dari sosok Prabowo Subianto dan Partai Gerindra. Fadli Zon memang dikenal sebagai salah satu tangan kanan dan elite dalam Partai Gerindra.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu dikenal vokal terhadap pemerintahan Jokowi periode pertama. Bahkan Fadli Zon dicap sebagai pengritik sejati kebijakan Jokowi kala itu.

Namun, pada era kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Prabowo memilih bergabung dengan mantan lawannya itu.

Sang Mantan Danjen Kopassus kini bersedia menjadi pembantu Jokowi. Dia ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan menggantikan Ryamizard Ryacudu yang sebelumnya menjabat.

Tak hanya Prabowo, elite Gerindra yang lainnya, yaitu Edhy Prabowo juga diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti.

Dengan bergabungnya Prabowo dan Gerindra ke lingkaran kekuasaan, sikap Fadli Zon pun sempat dipertanyakan. Berikut ulasan soal Fadli Zon dan Gerindra yang kini masuk dalam pemerintahan, apakah tetap akan mengkritik?

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Kritik Kebijakan Menteri Edhy Prabowo

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo berencana membuka ekspor benih lobster ke beberapa negara. Menurut Edhy, ekspor itu akan menambah devisa dan pendapatan negara.

Tak sejalan dengan rencana Edhy Prabowo, Fadli Zon meminta agar Edhy Prabowo mendengar saran dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Diketahui, Susi lantang mengritik rencana Edhy untuk membuka keran ekspor benih lobster.

"Saya sarankan pada kolega saya Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan dan kritik yang baik soal benih lobster. Jangan apriori walau datang dari manapun," tulis Fadli Zon di akun Twitternya.

Tak hanya itu saja, Fadli Zon juga memberikan pembelaan pada saran Susi Pudjiastuti yang dikenal sebagai menteri tegas dengan kebijakan-kebijakan yang banyak menguntungkan rakyat.

"Jangan apriori walau datang dari manapun apalagi dari pendahulu @susipudjiastuti yang punya nasionalisme tinggi. Saya yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap," lanjut cuitan Fadli Zon.

 

3 dari 5 halaman

Tak Lagi Jadi Jubir Gerindra

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjuk juru bicara khusus (jubirsus) untuk partainya. Para jubirsus nantinya bakal menyampaikan informasi dan sikap resmi Partai Gerindra.

"Untuk memudahkan rekan-rekan media mendapatkan informasi sikap resmi Partai Gerindra maka Pak Prabowo telah menunjuk jubir," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 Desember 2019.

Nama yang ditunjuk menjadi jubirsus partai adalah Sufmi Dasco, Sekjen Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Sugiono, Ketua DPP Habiburokhman, dan Ahmad Riza Patria. Nama Fadli Zon tak masuk ke dalamnya.

 

4 dari 5 halaman

Pilih Jadi Jubir Rakyat

Partai Gerindra telah menunjuk lima juru bicara khusus yang ditugaskan sebagai penutur sikap resmi partai. Namun, tidak ada nama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.

Fadli mengaku sudah lama menjadi juru bicara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dia tidak masalah tak ditunjuk lagi sebagai juru bicara. Sekarang, dia mendeklarasikan sebagai juru bicara rakyat.

"Bertahun-tahun jadi juru bicara Pak Prabowo, lalu juru bicara partai. Sekarang saya juru bicara rakyat," katanya kepada wartawan, Jumat, 6 Desember 2019.

 

5 dari 5 halaman

Alasan Tak Jadi Jubir Khusus Gerindra

Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani mengakui absennya nama Fadli Zon dalam daftar juru bicara khusus Gerindra karena mantan wakil ketua DPR itu kerap kritis terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Muzani mengatakan hal tersebut biasa saja karena Gerindra sudah dalam lingkaran pemerintah.

"Ya saya kira biasa aja kan, partai itu kan menyuarakan kepentingan rakyat, partai itu kan bagian dari perpanjangan mulut dan telinganya rakyat. Gerindra bagian daripada itu," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019.

Menurut Muzani, sebagai partai pendukung pemerintahan, Gerindra menyuarakan suara rakyat. Sehingga, kata dia, Gerindra melihat pembangunan oleh pemerintah Jokowi untuk rakyat.

"Jadi kita menyuarakan rakyat sehingga karena itu kita bergabung ke pemerintah Jokowi karena kita percaya pembangunan pada akhirnya juga untuk rakyat. Bukan memisahkan, apalagi menjatuhkan," pungkas Muzani.

 

Reporter : Fellyanda Suci Agiesta

Sumber : Merdeka