Sukses

Isu Akan Dibangun Hotel di TIM, DKJ: Itu Hanya Disinformasi

Hikmat Darmawan mengatakan bahwa isu TIM akan dibangun hotel itu hanya misinformasi dan disinformasi yang beredar luas.

Liputan6.com, Jakarta Isu revitalisasi TIM akhir-akhir berkembang dan banyak dibicarakan. Sebagian seniman bahkan menolak proyek revitalisasi TIM. Padahal, sebagai pusat kesenian, Taman Ismail Marzuki (TIM) membutuhkan banyak pembaharuan, dari segi sarana dan prasarana. Sebab, tidak hanya memikul hasil karya seni temporer, tetapi juga harus memikul beban masalah kesenian yang baru.

Belum lama ini, beredar isu bahwa nantinya akan dibangun hotel bintang lima berisi 200 kamar yang nantinya bakal menempati 4,2% di area TIM.

Plt Sekjen dan Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Hikmat Darmawan, mengatakan bahwa isu TIM akan dibangun hotel itu hanya misinformasi dan disinformasi yang sudah beredar luas.

"Sepanjang kita membersihkan dari kabut prasangka dan disinformasi itu, kita bisa kembali ke agenda yang sesungguhnya, yaitu bikin ruang yang layak buat seni secara internasional," tutur Hikmat di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta (20/12).

Pada awalnya rencananya ingin dibangun wisma saja. Kemudian muncullah "Celetukan bahwa seniman jangan dikasih kelas kaya kos-kosan dong, kelas hotel dong, gitu. Ya itu sebenernya buat kepentingan seniman juga," tutur Hikmat Liputan6.com.

"Saya kira hotel enggak ada itu, yang ada wisma yang kelasnya hotel," tutur Hikmat.

Hikmat mengatakan maksud DKJ mempercayai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebenarnya bukan karena untuk mencari untung, tetapi memilih BUMD itu adalah pilihan yang lebih aman daripada diserahkan sepenuhnya pada swasta.

"Bahwa nantinya akan dikomersialisasikan atau tidak ya itu tugas semua pihak untuk melindungi kepentingan TIM, jangan sampai terlalu jauh dari fungsinya," katanya kepada Liputan6.com.

 

Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.

Simak Video Pilihan Berikut: