Sukses

Keseruan Masyarakat Tarakan Menyambut Festival Iraw Tengkayu X

Parade budaya ini sebagai wujud kemajemukan dan kebersamaan yang sudah terbangun di Kota Tarakan.

Liputan6.com, Tarakan - Warga tumpah ruah di jalan-jalan Kota Tarakan, Kalimantan Utara untuk menyaksikan parade Budaya Nusantara pada Sabtu (21/12/2019).

Parade budaya ini merupakan rangkaian untuk menyambut Festival Iraw Tengkayu X yang rencananya digelar 22 Desember 2019.

Sekira 98 peserta pawai berkumpul di Jalan Munawarman, Tarakan sejak pukul 14.00 WITA. Berbagai pakaian adat ditampilkan seperti pakaian adat Suku Asli Tidung, dan pakaian adat berbagai daerah lainnya. Selain itu, seluruh tubuh peserta juga dihiasi dengan berbagai pernak-pernik.

Para peserta berbaris ke belakang. Mereka akan mengantarkan Padaw Tuju Dulung atau perahu tujuh haluan dari Jalan Mulawarman hingga menuju Pantai Amal.

Wali Kota Tarakan, Khairul melepas para peserta yang ditandai dengan menerbangkan sejumlah balon ke udara. Dalam sambutanya, Khairul menjelaskan, parade budaya ini sebagai wujud kemajemukan dan kebersamaan yang sudah terbangun di Kota Tarakan sejak lama. Juga upaya pemerintah merawat kebersamaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Ini benar-benar Bhineka Tunggal Ika. Semua suku saling membantu. Mudah-mudahan hubungan silaturahmi dan bhineka tunggal ika yang selalu gembor-gemborkan selama ini bisa kita wujud dalam kehidupan nyata," ucap dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Agenda Tahunan

Khairul menjelaskan, Festival Budaya Nusantara merupakan rangkaian dari Festival Iraw Tengkayu yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Namun, ia bertekad festival ini menjadi agenda tahunan.

"Insyaallah kegiatan ini mudah-mudahan atas persetujuan lembaga adat kita akan adakan setiap tahun, karena agenda Iraw Tengkayu sudah masuk calendar of event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ini sudah terdaftar secara nasional," kata Khairul.

Kegiatan ini dihadiri seluruh pejabat setempat dan perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapto Haryono.