Sukses

Mengenal Frans Sutanto, Penerjemah Bahasa Isyarat Saat Natal di Gereja Katedral

Frans Sutanto mengaku sudah 18 tahun mengabdi sebagai penerjemah bahasa isyarat di gereja Katedral.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakannya luwes, mimik mukanya ekspresif mengikuti lantunan lagu-lagu pujian yang terdengar di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.

Selain itu, ekspresinya terus berubah ketika kotbah Misa Natal disampaikan salah satu romo. Dia merupakan Frans Dwi Susanto penerjemah bahasa isyarat saat pelaksanaan misa di Gereja Katedral.

Frans yang mengenakan pakaian serba hitam memang mudah dikenali saat pelaksanaan ibadah. Sebab dirinya diberikan tempat khusus di depan jemaat yang sedang beribadah untuk membantu para paguyuban tunarungu.

Pria asal Bekasi ini mengaku sudah 18 tahun mengabdi sebagai penerjemah bahasa isyarat di gereja. Lima atau enam tahun belakangan baru mulai bertugas di Gereja Katedral.

"Kalau untuk penerjemah hanya ada di satu Misa saja. Biasanya kalau setiap hari Minggu Misa yang pukul 11.00 WIB," kata Frans kepada Liputan6.com, Rabu (25/12/2019).

Untuk paguyuban tunarungu disediakan sejumlah bangku paling depan. Sehingga mereka lebih mudah melihat penerjemah saat menerjemahkan lagu pujian ataupun kotbah.

Frans menyebut jemaat tunarungu yang datang ke Gereja Katedral bukan hanya berasal dari Jakarta. Melainkan dari sejumlah kota penyangga seperti Bekasi, Depok, Bogor, hingga Tangerang.

"Ini bentuk panggilan dan pengabdian untuk melayani masyarakat," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sediakan Bahasa Isyarat

Saat ini, kata Frans, sejumlah gereja sudah mulai menyediakan penerjemah bahasa isyarat di Jakarta. Selain itu Frans mengaku penerjemah bahasa isyarat sudah mulai dijadikan sebagai ladang pekerjaan untuk sebagian orang, termasuk dirinya.

"Semakin ke sini untuk seminar-seminar umum, di televisi saya juga jadi interpreter di beberapa televisi swasta," ujarnya.

Kendati begitu, Frans mengaku belum banyak masyarakat terutama anak muda yang mau terlibat dalam bidang penerjemah bahasa isyarat.

Saat ini kata dia, belum ada penerjemah bahasa isyarat lainnya yang menggantikan dirinya di Gereja Katedral.

"Harapan saya ada lebih banyak lagi terutama orang-orang muda yang mau terlibat juga di bidang saya. Melayani gereja melayani masyarakat melayani Tuhan itu caranya masing-masing," jelas Frans.