Sukses

Mengenal Dua Sosok Penyandang Disabilitas yang Lolos Rekrutmen Calon Anggota Polri

Dua Penyandang Disabilitas dinyatakan lolos seleksi Calon Siswa (Casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri Tahun Anggaran 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Dua Penyandang Disabilitas dinyatakan lolos seleksi Calon Siswa (Casis) Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) Polri Tahun Anggaran 2024. Mereka adalah Damara Prisma Suganda seorang peserta tuna daksa yang memiliki kelainan pada tangan kanannya dan Hemriadi yang mengalami kebutaan di mata kirinya.

"Saat ini ada dua penyandang disabilitas yang masuk calon siswa atas nama Damara dan Hemriadi. Di Asia ini baru pertama kali kebijakan Pak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) ini kita eksekusi langsung penerimaan Anggota Polri Tahun 2024 (dari Penyandang Disabilitas)," kata Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM), Irjen Pol Dedi Prasetyo, baru-baru ini.

"Ini sejarah Polri yang memang ramah, membuka peluang dan kesempatan yang sama seperti diatur UU Nomor 8 Tahun 2016. Langkah awal yang dilakukan adalah maping dulu kepada para penyandang disabilitas yang sudah bekerja di lingkungan Polri, khususunya dokter dan juga sebagai operator komputer," imbuh Dedi.

Damara Prisma Suganda merupakan disabilitas tuna daksa yang memiliki kelainan pada tangan kanannya. Ia tak pernah menyerah apalagi merasa minder dalam menjalankan aktivitas hari-harinya. Terbukti, cita-citanya untuk menjadi anggota Polri sudah di depan mata, usai dirinya dinyatakan lolos untuk seleksi ke tingkat pusat.

"Saya dapat informasi ada penerimaan SIPSS dan saya mencoba untuk mendaftar. Dan senang bisa lanjut sampai tahap ini. Saya ikuti tes jasmani lari 12 menit dan juga push up serta lainnya," kata Damara yang merupakan alumnus SMPN 2 Mojolaban, Sukoharjo.

Prestasi Damara sebelum mengikuti SIPSS Polri, ia sukses menjadi Juara 2 dan 3 Atletik Lari Tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Bahkan sehari-harinya ia melakukan aktivitas dengan satu tangan, termasuk mengetik, menulis dan juga mengendarai motor.

"Saya bisa melakukan semuanya dengan satu tangan. Saya bisa mengetik, menulis dan juga mengendarai motor dengan tangan kiri saya," ungkap alumnus SMA Veteran I Sukoharjo ini.

"Saya berharap jenjang karier saya lebih baik kedepannya. Saya bangga dan sangat berterimakasih kepada Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) yang memberikan kesempatan pada kami (penyandang disabilitas) untuk ikut SIPSS tahun 2024 ini. Berharap kedepannya lebih banyak lagi difabel yang mendapat kesempatan ini," kata Damara.

 

2 dari 2 halaman

Hemriadi yang Cepat Beradaptasi

Sementara Hemriadi adalah disabilitas yang mengalami kebutaan pada mata kirinya dan merupakan seorang dokter PHL di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat. Ia juga pernah menjadi relawan saat gempa Mamuju tahun 2020 silam dan vaksinator saat pandemi Covid-19 lalu. Hemriadi juga bangga akhirnya bisa menjadi bagian Polri dengan keterbatasan yang dimilikinya.

"Keterbatasan saya pada lapang pandang saya. Mata kiri saya memang tidak melihat jadi hanya menggunakan insting saja. Tapi untuk tes ketajaman penglihatan, jarak 6 meter masih bisa terlihat. Dan ini bisa saya lalui. Untuk mata kanan saya normal. Secara fisik ada batasan dari diri saya, tapi saya bisa beradaptasi dan tidak terganggu," kata Hemriadi.

"Dengan seleksi yang sudah sampai ke pusat ini, saya berharap bisa lolos. Harapan saya ke depan jenjang karier saya semakin baik. Saya bangga dan sangat berterimakasih kepada Bapak Kapolri telah diberi kesempatan pada kami yang khususnya disabilitas, diberi kesempatan masuk Polri lewat jalur disabilitas. Saya mengucapkan terima kasih," pungkas Hemriadi.