Liputan6.com, Jakarta - Liburan panjang sekolah akan berakhir Senin (6/1/2020). Namun, berbeda dengan kondisi usai liburan sebelumnya, kali ini sejumlah siswa di DKI Jakarta dan sekitarnya akan mengawali hari pertama sekolah dengan membawa cerita banjir di tempat belajarnya masing-masing.
Bahkan, bisa jadi sejumlah siswa belum bisa masuk sekolah karena tempat tinggalnya masih tergenang banjir dan harus tinggal di pengungsian.Â
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, sejumlah sekolah yang terdampak banjir sudah bisa difungsikan pada hari pertama masuk sekolah, hari ini. Dia menyebut, 211 dari 2.800 sekolah yang terdampak banjir sudah mulai dibersihkan.
Advertisement
"Lalu yang sudah surut airnya dan proses pembersihan itu 208 per tadi malam. Saya yakin hari ini sudah semuanya tuntas, jadi insyallah 211 sekolah itu sudah semuanya bebas," kata Anies di kawasan Makasar, Jakarta Timur, Minggu 5Â Januari 2020.
Kendati begitu, dia menyebut, kemungkinan sejumlah sekolah belum dapat digunakan secara optimal akibat banjir. Seperti halnya kelas yang masih dimungkinkan untuk dibersihkan.
"Tentu belum optimal, pasti akan ada pengaturan, karena kelas-kelas yang masih proses pembersihan," ucapnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengimbau, agar Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta dapat menyediakan sejumlah perlengkapan sekolah untuk 22.500 siswa yang terdampak banjir.
"Jadi kami di Dinas Sosial sudah menyiapkan seragam baju untuk anak-anak. Sehingga mereka bisa berkegiatan kembali," jelas Anies.
Sebelumnya, Anies Baswedan telah mengunjungi sekolah terdampak banjir, seperti SMAN 8 Jakarta. Sekolah yang berada di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan itu terdampak banjir hampir setinggi 2 meter.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meyakini, proses belajar mengajar yang akan dilangsungkan normal dengan pengkondisian ruang belajar.
"Tetapi paling tidak, kegiatan belajar-mengajar tetap bisa berlangsung dengan ada rekayasa ruangan yang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi tiap-tiap sekolah," kata Anies, Sabtu 4Â Januari 2020.
Selain itu, Anies juga menilai, proses revitalisasi di SMAN 8 termasuk cepat. "Kembali sempurna belum, perlu waktu untuk pembersihan," ujarnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peralatan Hanyut Terbawa Banjir
Camat Cengkareng, Ahmad Faqih mengatakan, hari pertama sekolah, Senin (6/1/2020) kegiatan belajar mengajar akan dilakukan dengan seadanya. Sebab, semua perlengkapan sekolah siswa pun turut hanyut disapu banjir.
"Senin, siswa sudah mau masuk sekolah. Semua alat tulis semua sudah hanyut," kata Faqih ketika menerima bantuan dari Ketua DPD RI La Nyalla, di RW 02, Rawa Buaya, Jakarta, Minggu 5 Januari 2020.
Tentu bantuan dalam berbagai bentuk masih dibutuhkan warga. Termasuk batuan berupa perlengkapan sekolah bagi anak-anak yang terdampak banjir.
"Dan ini masih dibutuhkan oleh warga," ungkapnya
Dia menjelaskan, banjir yang terjadi pada Rabu 1 Januari 2020 lalu, merendam semua kelurahan di Kecamatan Cengkareng.
Dari enam kelurahan tersebut, tercatat ada dua kelurahan yang terdampak paling parah, yakni Rawa Buaya dan Duri Kosambi.
"Rawa Buaya ada 12 RW dan Duri Kosambi ada 14 RW. Seluruhnya terendam banjir. Jadi tidak ada yang tidak kena (banjir). Ketinggian air, di tempat yang terdalam, 2,5 sampai 2,9 meter. Terendah, 60-80 centimeter," jelas dia.
Banjir, lanjut dia, juga menyisakan sampah bertumpuk. Saat ini, proses pembersihan lingkungan mulai dilakukan.
Kepala Sekolah SDN Pasar Baru 01, Tri Astuti menyatakan, pihaknya mengizinkan siswanya yang terdampak banjir tak memakai seragam saat kegiatan belajar-mengajar mulai Senin ini.
"Kami sudah koordinasi dengan para guru bagi anak-anak yang enggak punya seragam karena kebanjiran, boleh pakai pakaian bebas asal rapi," ujar Astuti di Jakarta, Minggu 5 Januari 2020.
Meski sekolahnya sempat terendam banjir, Tri mengatakan bahwa proses belajar-mengajar tetap dimulai pada (6/1/2020) karena banjir telah surut dan sekolah juga sudah dibersihkan.
Selain sekolah yang terendam, dampak dari banjir yang terjadi selama dua hari itu telah menyebabkan sebagian siswa mendapati rumahnya kebanjiran. Mereka harus kehilangan peralatan serta perlengkapan sekolah seperti buku dan seragam.
Namun Tri memastikan, para siswa yang tak memiliki seragam akan tetap diizinkan untuk mengikuti proses belajar di kelas seperti biasanya.
"Tidak apa-apa enggak pakai seragam. Saya sudah bilang ke semuanya jangan sampai mereka disuruh pulang," katanya.
Sekolah juga telah melakukan pendataan kepada para siswa yang menjadi korban banjir. Harapannya, mereka dapat segera diberi bantuan berupa perlengkapan dan peralatan sekolah.
Advertisement