Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono menyebut, kepolisian akan menelisik catatan kriminal Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga. Reynhard merupakan WNI yang didakwa memerkosa 190 laki-laki di Inggris.
"(Catatan kriminal Reynhard) Sedang kita cek ya," ujar Argo di Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2020).
Baca Juga
Pada kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris itu, Reynhard Sinaga divonis seumur hidup dengan jangka waktu minimal 30 tahun oleh Pengadilan Manchester, Inggris.
Advertisement
Argo mengatakan, polisi akan berkomunikasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di London untuk mengecek catatan kriminal Reynhard.
"Sedang kita komunikasikan dengan KBRI catatan daripada yang bersangkutan seperti apa, nanti akan kita komunikasikan ya," kata Argo.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Polri kata Argo, sejauh ini belum ada laporan pemerkosaan yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga, di Indonesia.
"Kita cek di data file tidak ada (catatan kriminal) yang bersangkutan," Argo menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rayu Korban
Reynhard Sinaga biasa memulai obrolan di luar beberapa tempat tersibuk di Manchester dengan pria-pria muda yang tak bersama teman.
Melalui obrolan itu, dia mulai memikat mereka untuk ikut ke apartemen miliknya dan membius mereka untuk memperkosa serta tindakan seksual. Tak hanya itu, Sinaga juga merekam adegan pertemuan melalui ponselnya.
Secara terang-terangan, Sinaga mengirim pesan melalui grup WhatsApp yang menyiratkan bahwa dia meyakinkan pria untuk bergabung bersamanya diranjang. Dia juga membagikan foto-foto korban yang telah diambilnya.
Polisi percaya jumlah korban sebenarnya mendekati 195 orang, yang membuat Sinaga dijuluki pemerkosa dengan korban paling banyak dalam sejarah peradilan Inggris.
Masing-masing dari 48 korban tidak menyadari fakta bahwa mereka telah diperkosa atau mengalami pelecehan seksual sampai akhirnya polisi yang memberi tahu langsung kepada mereka bertahun-tahun kemudian.
Manchester Evening News melaporkan, berdasarkan hasil rincian pesan yang dikirimkan Sinaga, dapat terlihat bahwa pesan tersebut memberikan gambaran pola pikir predator seksual yang mengerikan.
Iain Simkin, Crown Prosecution Service (CPS), jaksa yang bertindak untuk Layanan Kejaksaan Mahkota dalam keempat persidangan, mengatakan bahwa Sinaga mengakui pelanggaran apa yang dia lakukan.
Hal yang lebih menakjubkan lagi adalah kenyataan bahwa dia membanggakan tentang pelanggaran yang diperbuatnya.Â
Advertisement