Liputan6.com, Tokyo - Sekolah Perguruan Cikini (Percik) yang legendaris di kawasan Menteng, Jakarta Pusat bakal dipindahkan. Yayasan Perguruan Cikini sebagai pengelola Sekolah Percik akan menggandeng kontraktor dari Jepang untuk membuat bangunan di lokasi bersejarah itu.
"Nanti akan ada pembangunan gedung di bekas sekolah di Jalan Cikini Raya. Kemudian sekolahnya akan dipindah ke lokasi baru di Duren Tiga (Jakarta Selatan)," ujar Bendahara Umum Yayasan Percik dr Amendi Nasution Sp. KFR di Tokyo, Jepang, Senin (6/1/2020) usai melakukan pembicaraan dengan CEO KAMARQ Naoki Wadi.
Baca Juga
Amendi mengaku diutus oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Percik Megawati Soekarnoputri untuk mematangkan kerja sama dengan KAMARQ. Teman sekelas Megawati di SMP Percik itu menjelaskan, saat ini berbagai detail dalam rencana kerja sama itu masih dalam proses pembahasan.
Advertisement
Menurut dia, ada pesan khusus dari Megawati terkait pembangunan gedung di bekas Sekolah Percik. "Harus ada satu ruang khusus untuk semacam memorabilia Peristiwa Cikini," tutur Amendi.
Peristiwa Cikini merupakan penggranatan yang menyasar Presiden Pertama RI Soekarno pada 30 November 1957. Proklamator RI itu berada di Sekolah Percik dalam rangka memenuhi undangan dari pihak yayasan pengelola.
Selain itu, Bung Karno juga sebagai wali murid karena dua anaknya, Guntur Soekarnoputra dan Megawati bersekolah di Percik. "Seingat saya ada sekitar 15 suara letusan granat," ujar Amendi.
Karena itu Yayasan Percik meminta sebuah tempat khusus untuk mengenang Peristiwa Cikini. "Itu pesan Bu Mega, karena nanti gedung yang lama dirubuhkan dan sekolahnya dipindahkan ke Duren Tiga," tutur Amendi.
Mantan anggota Tim Dokter Kepresidenan itu menambahkan, lokasi Sekolah Percik saat ini sudah tak ideal lagi. Selain lokasinya yang sudah tak mendukung untuk lembaga pendidikan, jalan di depan Sekolah Percik juga sering macet.
"Jadi nanti di bekas Sekolah Percik akan dibangun semacam co-working space serta fasilitas lain yang ramah lingkungan. Masa waktu kerja samanya tiga puluh tahun," ucap Amendi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Konsep Kota Berbasis Pendidikan
Pada kesempatan sama, Naoki Wada mengaku tertarik menggarap lokasi bekas Sekolah Percik karena kecintaannya pada Indonesia. Pria asal Jepang itu punya keinginan yang menurutnya hanya bisa diwujudkan di Indonesia.
"Saya pindah ke Indonesia pada 2008. Saya orang Jepang, tetapi saya mau berterima kasih pada Indonesia," ucapnya.
Naoki mengaku pernah jadi anak jalanan di Jepang. Saat berusia 15 tahun, pria kelahiran Oktober 1980 itu memilih meninggalkan bangku sekolah.
"Guru dan saya tidak ada rasa saling percaya. Di sini pendidikan seperti pemaksaan," katanya.
Syahdan, ada detektif menemukan Naoki yang hidup di jalanan. Pada usia 18 tahun, Naoki mulai berwirausaha.
Selanjutnya, Naoki pindah ke Indonesia pada 2008 untuk menempati jabatan CEO PT Matsuzawa Pelita Furniture Indonesia. "Saat itu juga saya jatuh cinta pada Indonesia," ucapnya.
Pada 2014, Naoki mendirikan KAMARQ Holdings. Perusahaannya termasuk yang dipercaya oleh developer kondang untuk ikut menggarap proyek apartemen di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan.
Naoki menambahkan bahwa KAMARQ sudah menyiapkan konsep untuk bekas Sekolah Percik. "Saya mau bikin semacam kota, tetapi basisnya pendidikan. Saya yakin ide saya itu hanya bisa diwujudkan di Indonesia," katanya.
Advertisement