Sukses

Soal Alotnya Cawagub DKI, Golkar: PKS - Gerindra Tak Pernah Akur

Basri menyebut, sejauh ini belum ada lobi dari PKS dan Gerindra kepada fraksi lain di DPRD.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman curiga DPRD DKI Jakarta tak mau Wagub DKI diisi kader PKS. Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco menyebut, yang bikin lama pemilihan Wagub adalah Gerindra dan PKS.

"Itu baper, enggak lah, kita mah terbuka saja, apalagi Golkar terbuka saja, masalahnya itu kan temen-temen dari PKS sama Gerindra aja," kata Basri saat dihubungi merdeka.com, Rabu (8/1/2020).

Basri menyebut, sejauh ini belum ada lobi dari PKS dan Gerindra kepada fraksi lain di DPRD. Sebab, dua partai tersebut belum memutuskan dua nama sebagai kandidat Wagub.

"Kan Gerindra sudah kasih empat nama, PKS suruh milih salah satu, kemudian PKS punya calon satu, dua-dua itu nanti dibawa ke rapimgab, habis itu baru dipilih di paripurna, setelah ada penentuan dua orang itu baru ada lobi lobi," tuturnya.

Dia menambahkan, kunci pemilihan Wagub DKI ada di Gerindra dan PKS. Fraksi partai lain normatif saja. Basri bilang, prosesnya lama lantaran keduanya belum sepakat dan akur menentukan nama.

"Mereka sendiri dua partai itu, jangan salahkan partai yang lain dari mereka tidak pernah akur, tidak pernah deal dua nama itu," ucap Basri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Punya Wagub Berkualitas

Dia menambahkan, mungkin fraksi lain bisa mengusulkan supaya DKI mempunyai Wagub yang punya kualitas dan kapabilitas. Caranya bisa digelar fit and proper test atau pemaparan visi misi.

"Jangan cari wagub kucing dalam karung, di situasi Gubernur lagi ngurusin banjir macam macam gini kan perlu mesti dapat yang kuat," ujar Basri.

Golkar, kata dia, terbuka dengan setiap calon yang diajukan Gerindra dan PKS. Yang penting kandidat tersebut paham Jakarta. Basri bilang, Ibukota perlu Wagub yang kuat.

"Intinya kalau yang diajukan (PKS) kemarin kan dewan tidak mau karena enggak ngerti apa-apa, bukan orang ini (paham Jakarta)," pungkasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Â