Sukses

Di Sela-sela Rakernas PDIP, Risma Tetap Awasi Pompa Air di Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyempatkan memantau pompa air di Surabaya melalui perangkat tablet yang sering kali dibawanya.

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan, menyempatkan memantau pompa air di Surabaya melalui perangkat tablet yang sering kali dibawanya ke mana-mana.

Usai meninjau pameran rempah di arena Rakernas I PDIP dan bersantap di dapur umum Baguna, wanita yang akrab disapa Risma ini langsung mengeluarkan tabletnya tersebut.

Dalam tablet tersebut, berisikan aplikasi yang menayangkan CCTV yang ditaruhnya di sejumlah fasilitas umum. Seperti pompa air, jalanan, gereja, sekolah, pasar dan lainnya.

"Ini mau lihat pompa air dulu," kata Risma di dapur umum Baguna, JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2020).

Menurut dia cara ini dilakukan untuk mempermudah mobilitasnya di Surabaya. Selain itu, Risma menyebutkan teknologi yang dibangun murah dan hasil karya stafnya sendiri, bukan perusahaan swasta asing.

Risma menjelaskan, CCTV ini jumlahnya sudah puluhan ribu. Dan bukan itu saja, kameranya sudah dilengkapi dengan teknologi face recognition (pengenal wajah).

"Lima tahun lalu kan belum bisa face recognition. Tapi sekarang sudah bisa. Dan bukan hanya face (wajah) gesture juga iya," cerita Risma.

Dia memastikan hal ini dilakukannya semua untuk pelayanan dan melihat semuanya berkerja dengan tupoksinya.

"Ini kan untuk mempermudah saja," pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Lihat Pamerah Rempah

Saat Rakernas PDIP, Risma juga melihat pameran rempah-rempah nusantara.

"Saya pikir langkah ketua umum yang cerdas dimana dulu kita pernah jaya di masa lalu, kemudian bisa kita kembangkan lagi," kata Risma.

Salah satu yang dikunjungi Risma adalah pameran rempah di stand Pemkab Tapanuli Utara (Taput). Risma melihat-lihat dan mencicipi salah satu bumbu masak khas Tapanuli Utara, yakni andaliman. Selain itu, Risma juga kagum melihat buah nanas besar yang dipamerkan oleh Pemkab Taput.

"Wah, ini besar sekali. Ini asli nanas, ya?" tanya Risma kepada penjaga stan Pemkab Taput.

Risma juga tertarik dengan aroma kopi yang ada di stan tersebut. Kopi itu dibungkus oleh kertas karton dan ditempeli dengan stiker bermerek. Risma memberikan masukan agar pemaketan kopi harus menarik dan menjual. Dengan pemaketan yang benar, nilai jual kopi bisa naik 50 persen sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Ini packaging-nya kurang bagus. Nanti libatkan anak muda untuk mendesain packaging-nya. Packaging ini penting agar harganya tinggi. Kalau kemasan bagus, orang jadi berminat beli," usul Risma.

Dia menuturkan, tidak ada satu negara pun sekaya Indonesia untuk kekayaan kuliner.

"Karena itu sebetulnya ini potensi yang sangat besar yang bisa kita kembangkan, memang berat misalkan kita membuat restoran di luar itu berat. Tapi sekarang sudah banyak warga negara asing yang menyukai masakan Indonesia. Ini adalah potensi yang bisa kita kembangkan terus menerus," ungkap Risma.

Soal pujian Megawati, dia mengucapkan terima kasih. Dan itu bukanlah tujuannya.

"Meskipun saya selalu sampaikan bahwa tujuan saya bukan saya mendapat penghargaan atau apapun. Di ruangan saya penuh, tapi saya kalau misalkan, ini enggak perlu diambil, saya enggak ambil penghargaan itu," ungkap Risma.

"Jadi tujuannya memang bukan cari penghargaan. Tapi tujuannya warga Surabaya sejahtera," pungkasnya.

Â